Karawang Bakal Lakukan Tes Antigen Acak di Tempat Wisata Saat Libur Lebaran
Sejumlah obyek wisata di Karawang, Jawa Barat, akan dibuka saat libur Lebaran bagi warga lokal. Selain penerapan protokol kesehatan yang ketat, tes cepat antigen acak akan dilakukan guna memutus penyebaran Covid-19
Oleh
MELATI MEWANGI
·4 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Sejumlah obyek wisata di Karawang, Jawa Barat, akan dibuka saat libur Lebaran bagi warga lokal. Selain penerapan protokol kesehatan yang ketat, tes cepat antigen secara acak akan dilakukan guna memutus rantai penyebaran Covid-19.
Total pasien Covid-19 di Karawang hingga Kamis (22/4/2021) pukul 18.00, sebanyak 18.419 orang. Ada 318 orang dirawat, 17.529 orang sembuh, dan 572 orang meninggal. Penyumbang terbesar masih berasal dari kluster industri dan keluarga. Penambahan dalam delapan hari ada 423 orang atau sekitar 53 orang per hari. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan penambahan di awal bulan Maret yang mencapai 420 kasus per hari.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, lonjakan kasus di Karawang terjadi setelah libur panjang akibat warga mudik ke kampung halaman. Untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus pasca-libur Lebaran, pemerintah daerah akan melakukan penyekatan di sejumlah lokasi, tes antigen secara acak di tempat wisata, dan pengawasan mobilitas warga di tingkat desa.
Saat libur Lebaran, sejumlah destinasi wisata di Karawang akan dibuka bagi warga lokal. Penerapan protokol kesehatan di lokasi hingga vaksinasi petugas dilakukan untuk menambah optimisme warga lokal berkunjung ke lokasi.
”Kami juga bakal menggelar tes antigen secara acak di tempat wisata. Sebelum memasuki lokasi, beberapa akan diarahkan oleh petugas untuk dites cepat,” kata Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri.
Acep menyebutkan, pihaknya memiliki ketersediaan alat tes cepat antigen lebih kurang 12.000 buah yang bisa dipergunakan untuk keperluan saat libur Lebaran. Langkah tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Karawang. Berbagai upaya dilakukan pihaknya untuk mendukung arahan pusat, antara lain, melakukan penyekatan di sejumlah titik untuk mengantisipasi pemudik di Karawang dan pengawasan di desa melalui program kampung tangguh.
”Kami juga bakal menggelar tes antigen secara acak di tempat wisata. Sebelum memasuki lokasi, beberapa akan diarahkan oleh petugas untuk dites cepat.
Ada 14 titik lokasi penyekatan, antara lain pos pantau di Tanjungpura yang berbatasan dengan Bekasi, Kaligandu (perbatasan Bekasi), Curug (perbatasan Purwakarta), Pangkalan (perbatasan Bogor), dan Pasar Cilamaya (perbatasan Subang). Pengawasan yang lebih ketat akan dilakukan perbatasan Karawang bagian Barat, sebagai titik pertama masuknya warga dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), menuju ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sementara di tingkat desa dilakukan program kampung tangguh, yakni dengan memonitor dan mendata warga dari lingkungan terdekat. Saat ini, tercatat 232 dari 297 desa yang telah menerapkan. Pengawasan mobilitas warga di lingkup desa diharapkan bisa terpantau lebih baik.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyampaikan, semua kepala desa berperan besar untuk mengoptimalkan program kampung tangguh. Kolaborasi warga dan aparat negara mendata dan melaporkan kemunculan setiap kasus bisa memberi sumbangan besar meminimalkan penularan Covid-19. Apalagi, banyak kasus di Karawang dipicu penularan orang terdekat lewat kluster keluarga dan lingkungan kerja.
Peningkatan fasilitas
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang Yudi Yudiawan sebelumnya mengatakan, sektor pariwisata tak luput dari pandemi sehingga pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2020 yang terkumpul Rp 29 juta dari target semula Rp 160 juta. Pandemi berdampak pada ekonomi wisata karena penutupan destinasi wisata dan aturan pembatasan. Kunjungan wisatawan pun hanya 500.000 pengunjung dari target 1 juta orang.
Saat ini, pemerintah daerah berencana untuk mengembangkan tujuh destinasi wisata prioritas. Tujuh destinasi yang menjadi prioritas adalah Kompleks Percandian Jiwa Batujaya, Makam Syech Quro, Kampung Budaya, Tugu Proklamasi, Pantai Tanjung Baru, Pantai Sedari, dan Pantai Tanjung Pakis. Potensi bahari menjadi salah satu unggulan yang dimiliki kabupaten ini.
Rencana pengembangan wisata akan dilakukan secara bertahap, yakni perbaikan dan penambahan infrastruktur penunjang di destinasi akan dilakukan dalam kurun waktu 2021-2025. Ke depan, pengembangan ini diharapkan semakin mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar, mengungkit kunjungan wisatawan sehingga meningkatkan pemasukan.
Surutnya sektor ini justru mendorong pihaknya untuk mengevaluasi sejumlah destinasi wisata yang dirasa masih kurang dalam hal fasilitas dan wahana. Misalnya, di kawasan pantai, bakal dikembangkan taman wisata alam mangrove hingga spot snorkeling, serta rencana pembangunan museum pusat budaya di kompleks percandian Jiwa Batujaya. Selain berwisata, pengunjung sekaligus bisa mendapatkan manfaat edukasi di lokasi.