Warga Purwakarta Diimbau Tidak Mudik, Obyek Wisata Lokal Jadi Alternatif
Pemerintah Kabupaten Purwakarta tengah menyusun surat edaran terkait imbauan tidak melakukan perjalanan ke luar kota saat Lebaran. Destinasi wisata yang ada akan dibuka untuk warga lokal.
Oleh
MELATI MEWANGI
·4 menit baca
PURWAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Purwakarta tengah menyusun surat edaran terkait imbauan tidak melakukan perjalanan ke luar kota saat Lebaran untuk masyarakat dan aparatur sipil negara. Destinasi wisata di Purwakarta akan dibuka dengan protokol kesehatan ketat untuk memenuhi keinginan berlibur warga.
Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta Iyus Permana, Rabu (7/4/2021), mengatakan, tengah membahas sejumlah poin imbauan dan sanksi yang akan diberikan. Surat edaran akan dirilis awal Ramadhan. Terkait sanksi, pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah pusat sehingga tidak terjadi tumpang tindih peraturan.
”Kami tinggal menunggu tambahan poin pemberian sanksi. Sementara (pemerintah) pusat tengah mengkajinya. Nanti, kalau mendahuluinya, takut berbeda,” kata Iyus.
Surat tersebut mengacu pada keputusan pemerintah pusat yang melarang mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021 bagi aparatur sipil negara, TNI-Polri, karyawan badan usaha milik negara, karyawan swasta, pekerja mandiri, dan seluruh masyarakat.
Sebelum dan sesudah masa larangan itu, pemerintah juga mengimbau masyarakat agar tidak bepergian ke luar daerah kecuali benar-benar dalam keadaan mendesak dan perlu (Kompas.id, 6/4/2021).
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menyampaikan, surat edaran yang akan dikeluarkan terkait imbauan untuk tidak melakukan perjalanan ke zona merah saat Lebaran. Untuk itu, pihaknya berinisiatif membuka obyek wisata sebagai solusi bagi warga bisa berlibur Lebaran di dalam kabupaten saja.
”Saya akan buka tempat wisata dengan catatan terapkan protokol kesehatan dan pembatasan pengunjung. Silakan diam di Purwakarta dan berlibur di Purwakarta. Nanti, kami akan mengawasi pelaksanaan wisata ini,” ucap Anne.
Sektor pariwisata tak luput terdampak dari pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020. Tak sedikit tempat wisata yang ditutup sementara waktu untuk mencegah penularan virus. Di Purwakarta, sejumlah acara festival tahunan pun ditiadakan. Padahal, acara tersebut bisa menarik ribuan pengunjung.
Pada vaksinasi tahap kedua, sejumlah pelaku usaha sektor pariwisata bakal disuntik. Langkah ini diharapkan bisa memberikan optimisme bagi warga untuk berkunjung ke destinasi pariwisata sehingga bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi. Iyus menambahkan, tes antigen secara acak akan dilakukan kepada sejumlah pengunjung obyek wisata untuk mencegah penularan Covid-19.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta Acep Yuli Mulya mengatakan, pembukaan pariwisata di tengah pendemi tetap mengacu pada protokol kesehatan dan pengelola pariwisata didorong untuk mendapatkan sertifikat CHSE sebagai jaminan kepada wisatawan.
Pelaku usaha wajib menerapkan protokol kesehatan pada masa adaptasi kebiasaan baru dengan memiliki sertifikat CHSE atau cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environmentsustainability (kelestarian lingkungan).
Vaksinasi pada seluruh pelaku usaha pariwisata turut meningkatkan optimisme pengunjung agar semakin yakin untuk mendatangi destinasi secara langsung.
Pihaknya mendorong para pelaku pariwisata untuk divaksin, pada tahap kedua, ada 115 dari 500 pelaku usaha wisata yang akan disuntik. Ke depan, dia berharap supaya semua nama yang diajukan bisa segera mendapatkan vaksinasi.
”Vaksinasi pada seluruh pelaku usaha pariwisata turut meningkatkan optimisme pengunjung agar semakin yakin untuk mendatangi destinasi secara langsung. Sebab, mereka akan merasa aman saat berkunjung ke lokasi yang para petugasnya sudah divaksin dan protokol kesehatan tetap berjalan dengan baik,” ucapnya.
Sosialisasi kepada seluruh pengelola destinasi wisata juga dilakukan secara rutin. Acep turut mengapresiasi pengelola wisata yang telah melaksanakan penyemprotan disinfektan di lingkungan wisata dan memastikan kebersihan lokasi secara berkala.
”Keselamatan, keamanan, dan kenyamanan wisatawan menjadi prioritas kami. Pengawasan di berbagai sektor wisata dilakukan dengan menerjunkan personel untuk berkeliling memastikan prokes diterapkan di destinasi wisata,” ujar Acep.
General Manager Pariwisata dan Hotel Perum Jasa Tirta II, Pengelola Jatiluhur, Dadan Hidayat menyampaikan akan mengikuti ketentuan yang ditetapkan tim koordinasi gugus tugas kabupaten terkait dengan persiapan libur Lebaran. Untuk mencegah terjadinya kerumunan, jumlah kunjungan di kawasan Istora Jatiluhur dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas total 300 orang.
Pihaknya juga berupaya menarik minat pengunjung agar mau berwisata ke Jatiluhur di masa adaptasi kebiasaan baru. Misalnya, upaya penerapan protokol kesehatan ketat di seluruh spot wisata hingga inovasi untuk membuka kafe Kopi Tarum di tepi waduk. Ia optimistis kondisi wisata di Jatiluhur akan segera menggeliat karena banyak wisatawan akan memilih berkunjung ke wisata ruang terbuka dibandingkan ruang tertutup.