Antisipasi Mudik, Sekitar 4.000 Tempat Isolasi di Jateng Diaktifkan
Selain penyekatan di batas provinsi, kabupaten/kota pun diminta sediakan tempat isolasi. Di Jateng, ada 4.000 lebih tempat isolasi hingga tingkat desa. Sebagai bagian PPKM mikro, tempat-tempat isolasi itu diaktifkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mematangkan koordinasi dengan daerah lain untuk mengantisipasi pergerakan kendaraan lintas provinsi pada masa larangan mudik 6-17 Mei 2021. Kabupaten/kota juga diminta mengoptimalkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro, salah satunya dengan mengaktifkan sekitar 4.000 tempat isolasi.
Penjabat Sekretaris Daerah Jateng Prasetyo Aribowo, di Semarang, Selasa (13/4/2021), mengatakan terus berkoordinasi dengan sekda Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta, termasuk secara internal dengan 35 kabupaten/kota di Jateng.
”Koordinasi terus kami matangkan, terutama pada lintas perbatasan. Misalnya, Kabupaten Sragen dengan Ngawi (Jatim) dan Brebes dengan Cirebon (Jabar). Namun, yang penting, aparat sudah siap. Kepolisian juga sudah siap di rest area-rest area (jalan tol),” ujar Prasetyo.
Pemprov Jateng mengacu pada Surat Edaran (SE) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 Selama Ramadhan. Salah satu poin ialah optimalisasi fungsi posko Covid-19 desa/kelurahan. Pelaku perjalanan wajib karantina mandiri 5 x 24 jam kecuali untuk sejumlah urusan tertentu.
Prasetyo meminta pihak kabupaten dan kota untuk bisa mengantisipasi itu. ”Jogo Tonggo di tingkat desa/kelurahan juga berfungsi untuk pengendalian. Sesuai SE itu, (jika ada yang mudik) dikarantina lima hari. Pada data kami, ada 4.000 lebih tempat isolasi hingga tingkat desa. Ini tinggal dihidupkan lagi. Itu masuk pada skema PPKM mikro,” katanya.
Pada data kami, ada 4.000 lebih tempat isolasi hingga tingkat desa. Ini tinggal dihidupkan lagi. Itu masuk pada skema PPKM mikro. (Prasetyo Aribowo)
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Jateng Henggar Budi Anggoro menuturkan, dari hasil survei Kementerian Perhubungan, ada potensi 4,6 juta orang mudik ke Jateng. Namun, dari pengalaman tahun lalu, hanya 661.000 orang yang nekat mudik. Sementara pada data Dishub Jateng, ada 925.000 orang yang sudah sampai ke kampung halaman pada 2020 atau jauh lebih rendah dari 2019 sebanyak 7,3 juta orang.
Guna mengantisipasi pemudik yang nekat, ada tiga tahap antisipasi. Pertama, pemberlakuan posko mobile di perbatasan-perbatasan provinsi, bersama instansi terkait, pada 1-5 Mei 2021 atau masa pra-larangan. Kedua, jika orang sudah telanjur mudik, dioptimalkan PPKM mikro. Ketiga, yakni operasi di perbatasan pada masa pelarangan, 6-17 Mei 2021.
”Seperti disampaikan Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, selama masa pelarangan, kendaraan yang terjaring dalam posko penyekatan akan diputar balik jika tak disertai dokumen-dokumen (persyaratan) yang ada dalam SE Nomor 13 Tahun 2021. Saat pelaksanaan nanti, petugas lapangan di bawah komando teman-teman kepolisian,” kata Henggar.
Sementara penyekatan kendaraan di Jateng oleh Polda Jateng akan dilaksanakan pada 6-17 Mei 2021. Ada 14 titik posko yang disiapkan di titik-titik perbatasan Jateng dengan Jabar, Jatim, dan DIY, seperti Jalan Tol Pejagan (Brebes), Cilacap, Rembang, Cepu (Blora), Sragen, Wonogiri, Magelang, dan Purworejo.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta masyarakat untuk menaati larangan mudik oleh pemerintah. ”Istilah saya, ayo kita sabar sedikit, karena Covid-nya lagi turun. Kalau kemudian tidak ada acara yang besar, yang ramai, yang bisa membuat warga berjubel, maka kendali Covid-19 akan lebih baik,” katanya, Senin.
Ganjar menuturkan, mudik merupakan bagian dari pergerakan massa yang paling besar sehingga potensi itu mesti diantisipasi sejak awal. ”Arahan Pak Menko Polhukam, Mendagri, dan Kapolri tadi sudah disiapkan, maka kami terjemahkan sampai tingkat bawah. Nanti yang menerobos akan diputar balik atau pilihan keduanya pasti akan diisolasi,” ujarnya.
Menurut data pada corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan Selasa (13/4/2021) pukul 12.00, terdapat 178.248 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng dengan rincian 6.341 orang dirawat, 160.702 orang sembuh, dan 11.205 orang meninggal. Ada penambahan 623 kasus positif dalam 24 jam terakhir.