Cuaca Buruk Rentan Picu Kecelakaan Kapal di Kaltim
Dalam tiga hari terakhir, setidaknya terjadi kecelakaan air di Kalimantan Timur. Nelayan, pemancing, dan pengemudi kapal diimbau membawa alat keselamatan pribadi dan mengecek kondisi kapal sebelum melaut.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Dalam dua hari terakhir, terjadi dua kecelakaan kapal di Kalimantan Timur. Warga diminta mewaspadai cuaca buruk dan gelombang tinggi hingga dua hari ke depan.
Sekitar pukul 05.00 Wita, Sabtu (10/4/2021), sebuah kapal dilaporkan tenggelam di perairan Sungai Mahakam di sekitar Jembatan Mahkota 2, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda. Kapal yang ditumpangi delapan orang tersebut oleng saat akan menepi ke Teluk Cinta.
”Arus membuat kapal tak seimbang. Kapal kemudian tenggelam perlahan. Sebanyak tujuh orang menyelamatkan diri dengan berenang sebelum kapal benar-benar tenggelam. Namun, seorang hanyut dan belum diketahui hingga kini,” ujar Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan Octavianto di Balikpapan, Sabtu.
Ia mengatakan, kapal mulai oleng sekitar 50 meter dari tepi sungai. Hingga Sabtu pukul 13.00 Wita, korban masih dicari.
Kecelakaan juga terjadi pada Jumat (9/4/2021). Akibat hujan badai, kapal kayu yang dinaiki empat pemancing patah setir di sekitar perairan Sepinggan, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan.
Kepala Basarnas Kaltim-Kaltara Melkianus Kotta mengatakan, keempat pemancing itu berangkat pukul 22.30 Wita. Beberapa saat kemudian, hujan badai terjadi ketika kapal sudah dikendarai sekitar 2 kilometer dari pantai.
Karena kemudi mesin untuk mengontrol perahu patah, perahu tak bisa dikendalikan. Keempat pemancing bernama Rahmat, Rudi, Jumain, dan Rudiansyah hanya bertahan di atas kapal. Seorang di antara mereka menghubungi rekannya di darat sekitar pukul 23.30 Wita.
”Teman mereka itu langsung melaporkan kejadian tersebut. Tim langsung menuju lokasi dan melakukan pertolongan,” ujar Melkianus.
Ia menjelaskan, pencarian keempat korban tersebut berjalan sekitar satu jam dari waktu pelaporan. Beruntung, kapal yang ditumpangi empat pemancing tidak karam. Seluruh pemancing masih bertahan di atas kapal yang terombang-ambing karena cuaca buruk dan bisa dievakuasi.
Di tengah cuaca yang tidak pasti ini, Melkianus mengimbau kepada pemancing, nelayan, dan pengemudi kapal lainnya untuk mengutamakan keselamatan. Seluruh kondisi kapal perlu dipastikan aman dan tak berisiko. Cuaca juga perlu dipertimbangkan saat akan melaut. Selain itu, alat keselamatan juga penting dibawa untuk mengantisipasi cuaca buruk atau kecelakaan air.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan Mulyono Leo Nardo mengatakan, cuaca buruk masih berpotensi terjadi hingga 12 April 2021 di sejumlah wilayah Kalimantan Timur, seperti Mahakam Ulu, Berau, dan Kutai Kartanegara.
”Di wilayah tersebut berpotensi terjadi hujan lebat yang juga dapat disertai petir dan angin kencang,” kata Mulyono.