Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengizinkan tiga SMU di Makassar melakukan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas. Pengawasan ketat dari semua pihak diharapkan membuat siswa datang dan pulang aman.
Oleh
RENY SRI AYU
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Pembelajaran tatap muka terbatas diujicobakan di tiga SMU di Makassar. Uji coba ini akan diikuti pengawasan ketat terutama terkait penerapan protokol kesehatan. Masyarakat sekitar sekolah diminta ikut aktif mengawasi dan melaporkan jika terjadi pelonggaran dan pelanggaran protokol kesehatan.
Tiga sekolah yang melakukan uji coba adalah SMU Negeri 21, SMU Negeri 2, dan SMU Negeri 4, semuanya di Makassar. Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Selatan A Sudirman Sulaiman meluncurkan program uji coba pembelajaran tatap muka terbatas di SMU Nageri 21, Makassar, Jumat (9/4/2021).
”Selamat pagi. Senang sekolah kembali? Rindu sekolah? Kita melakukan ini secara bertahap dengan catatan anak-anak dan seluruh pihak yang ada di lingkungan sekolah, harus disiplin. Jangan ada yang lepas maskernya,” kata Sudirman.
Sudirman mengatakan, uji coba pembelajaran tatap muka ini dilakukan setelah melihat situasi saat ini. Sejauh ini, vaksinasi pada guru dan tenaga kependidikan terus digalakkan. Kondisi sekolah juga menjadi pertimbangan untuk melakukan uji coba.
Keputusan menguji coba pembelajaran tatap muka juga disebabkan banyaknya keluhan masyarakat terkait pembelajaran daring. Di Sulsel, sejumlah daerah masih terkendala jaringan.
Sebelum Makassar, Pemerintah Kabupaten Soppeng juga telah meminta untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Ini dilakukan setelah mengevaluasi kondisi pandemi dan kasus Covid-19 serta pelaksanaan vaksinasi pada guru.
”Harapan kami tentu protokol kesehatan harus diberlakukan sangat ketat. Kita harus meyakinkan bahwa anak-anak aman saat datang dan juga saat pulang,” kata Sudirman.
Di Makassar, pembelajaran tatap muka terbatas di tiga sekolah akan dimulai pada Senin (11/4/2021). Ketentuan pembelajaran tatap muka ini meliputi pembatasan kehadiran pelajar hanya setengah dari total jumlah siswa di setiap kelas.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Prof Muhammad Jufri mengatakan, pembatasan juga meliputi waktu belajar.
”Dalam satu minggu dibatasi dua hari pembelajaran. Maksimal waktu tatap muka 3 jam. Jumlah siswa yang datang dibatasi 50 persen dari jumlah yang ada di setiap kelas. Jadi bergantian. Untuk sementara pembelajaran tatap muka hanya dilakukan untuk SMU dan sederajat,” katanya.
Jufri menambahkan, para guru di tiga sekolah yang melakukan pembelajaran tatap muka telah melakukan vaksinasi Covid-19.
Untuk sementara pembelajaran tatap muka hanya dilakukan untuk SMU dan sederajat.
”Jika ada guru yang masih belum vaksin, hari ini kami berkomitmen bersama dinas kesehatan menyelesaikan vaksinasi bagi guru-guru di masing-masing sekolah,” katanya.
Terkait pengawasan protokol kesehatan, akan dilakukan evaluasi lebih lanjut dari tingkat bawah. Sebulan setelah pelaksnaan pembelajaran tatap muka, evaluasi akan dilakukan. Sistem zonasi di mana para pelajar tinggal tak jauh dari sekolah diharapkan memudahkan kontrol oleh berbagai pihak.