Pascabencana, Pemulihan Listrik di NTT Tak Bisa Cepat
Presiden memerintahkan pemulihan jaringan telekomunikasi dan listrik secepatnya. Selain itu, meminta bantuan dimobilisir, juga pemulihan infrastruktur publik.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA / FRANS PATI HERIN / ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Gangguan listrik di Provinsi Nusa Tenggara Timur diperkirakan baru pulih sepenuhnya dalam sebulan ke depan. Dampak siklon Seroja tak hanya menimbulkan banjir bandang, banjir, dan longsor yang menewaskan 124 jiwa, tetapi juga menimbulkan kerusakan berat infrastruktur kelistrikan, khususnya sistem jaringan Timor di Bolok, Kota Kupang.
Hingga Rabu (7/4/2021), seperti disampaikan Juru Bicara Gubernur NTT Marius Ardu Jelamu, laporan dari 23 kabupaten/kota di NTT, sebagian besar kabupaten masih sulit akses jaringan telepon dan listrik.
Dalam rapat virtual yang dihadiri Presiden Joko Widodo, kata Jelamu, Presiden memerintahkan pemulihan jaringan telekomunikasi dan listrik secepatnya. Selain itu, meminta bantuan dimobilisir, juga pemulihan infrastruktur publik.
Banjir-longsor NTT menewaskan 138 orang dan 61 hilang. (Doni Monardo)
General Manajer PLN Wilayah NTT Agustinus Jatmiko mengatakan, PLN telah memulihkan 359 gardu listrik dan lebih dari 47.000 pelanggan sudah menikmati listrik pada Senin tengah malam. Pemulihan menjadi prioritas PLN.
”Kami bekerja tanpa henti memperbaiki jaringan listrik yang terputus dan investaris kerusakan guna percepat penyaluran listrik ke rumah warga. Penormalan di jalur utama dari jaringan listrik menjadi prioritas,” katanya.
Kondisi Adonara
Pantauan Kompas di Pulau Adonara, Flores Timur, sejumlah ruas Jalan Trans Adonara terputus. Di Desa Terong, Adonara Timur, jalanan putus ditimbun batu seadanya. Lebar lintasan darurat itu kurang dari 2 meter. Jalanan yang digenangi air dan berlubang membuat pengendara sulit menebak arah.
Selain itu, kondisi Jembatan Waiburak di Kecamatan Adonara Timur yang terputus juga belum bisa tertangani. Bentang jembatan itu belasan meter, menghubungkan lima dari delapan kecamatan di Pulau Adonara (luas 509 kilometer persegi), yakni Adonara Timur, Klubagolit, Ile Boleng, Witihama, dan Adonara.
”Seharusnya untuk jembatan darurat sudah bisa dikerjakan. Sekarang sudah hari ke empat, tetapi tidak ada tanda-tanda. Di sisi lain para korban di beberapa lokasi sangat membutuhkan bantuan,” kata Antonius Wuran (45), sukarelawan bencana.
Terkait infrastruktur ini, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk segera turun tangan.
Di lokasi bencana, pencarian korban minim alat. Di Desa Nelelamadike, hanya satu ekskavator, Waiburak satu ekskavator, dan Desa Oyangbarang tanpa alat berat. Warga mencari jenasah secara manual. Total warga hilang ada enam orang.
Kemarin juga, evakuasi dan pembersihan puing-puing sisa banjir bandang ditambah kekuatan 5 unit ekskavator dan 4 unit dumptruck. Mobilisasi alat berat terkendala cuaca.
Pantauan BMKG, Rabu siang, posisi Siklon Seroja menjauhi wilayah Indonesia, sekitar 610 km di selatan Kota Mataram. Kamis ini lebih jauh, tapi tetap berisiko menimbulkan hujan disertai angin kencang, di antaranya di Bali, NTB, dan NTT.
Bantuan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan, alat berat diberangkatkan dari Larantuka, ibu kota kabupaten Flores Timur, dengan kapal feri. Ekskavator mempercepat pencarian korban dan membuka akses, sedangkan dumptruck berisi bantuan bagi korban.
Kapal feri itu digerakkan dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, 137 kilometer arah barat Larantuka. Kapal baru bisa berlayar setelah perairan mulai tenang. Sebelumnya, gelombang tinggi melanda perairan itu sejak akhir pekan lalu.
Dalam jumpa pers daring Rabu malam, Doni mengatakan, banjir-longsor NTT menewaskan 138 orang dan 61 hilang. Sebanyak 688 rumah rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rusak ringan, sedangkan jumlah pengungsi mencapai 13.230 orang.
Hingga saat ini, sejumlah wilayah belum dapat diakses sepenuhnya, seperti di Kabupaten Malaka, Kabupaten Flores Timur, dan Kabupaten Lembata. Di Malaka akses terhalang longsor, sedangkan Lembata dan beberapa pulau di Flores Timur terhambat ombak tinggi.
Di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pembersihan sisa banjir bandang berlanjut di puluhan desa. Lima hari pascabanjir bandang, gedung sekolah belum bisa digunakan. Pembersihan 49 gedung sekolah belum bisa cepat karena kendala peralatan dan air.
Pada Jumat (2/4/2021), banjir bandang melanda enam kecamatan di Kabupaten Bima yang mengakibatkan 2 orang meninggal dan merusak 5.355 rumah, juga puluhan fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta kantor dan jembatan.
Sejumlah daerah pun bersiap mengirim bantuan bagi NTB dan NTT. Personel TNI/Polri dan armada laut/udara juga dikerahkan mengangkut bantuan kemanusiaan, serta mempercepat proses evakuasi di masa tanggap darurat bencana.
Di Jakarta, Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan bahwa pemerintah terus memantau lokasi bencana, menyalurkan bantuan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pengungsi, termasuk alat-alat berat dan peralatan pendukung untuk membuka jalur-jalur yang masih terisolasi.
Selain makanan, pencarian korban yang hingga kini belum ditemukan terus dipantau, termasuk upaya untuk pengerahan alat-alat berat di lokasi, karena pencarian korban dilakukan manual. (BRO/AIK/ETA/SON)