Vaksinasi 1.056 Pekerja Film DIY Dorong Pemulihan Industri Sinema
Sebanyak 1.056 pekerja film di Daerah Istimewa Yogyakarta divaksinasi Covid-19 secara massal. Diharapkan, kancah perfilman kembali menggeliat dan roda ekonomi kreatif berputar lagi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 1.056 pekerja film di Daerah Istimewa Yogyakarta divaksinasi Covid-19 secara massal. Diharapkan, kancah perfilman kembali menggeliat sekaligus memutar roda ekonomi kreatif di daerah.
Vaksinasi massal terhadap para pekerja film digelar di Jogja Expo Center, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (7/4/2021). Para pekerja film yang divaksinasi di antaranya sutradara, aktor, extras, dan kru film. Program vaksinasi tersebut diinisiasi oleh Jogja Film Commission, Paguyuban Filmmaker Jogja, dan sutradara asal Yogyakarta, Hanung Bramantyo.
Hanung merupakan salah seorang pekerja film yang mendapat kesempatan divaksinasi lebih dahulu. Ia disuntik vaksin disaksikan langsung Presiden Joko Widodo di Padepokan Seni Bagong Kussudiarja, 10 Maret 2021.
”Waktu itu, saya melihat, kok, tidak ada pekerja film yang hadir. Pekerja film yang hadir hanya pemain-pemain teater. Yang murni pemain film dan kru film tidak ada,” kata Hanung di sela-sela pelaksanaan vaksinasi terhadap pekerja film, Rabu siang.
Keprihatinan itu langsung disampaikan Hanung kepada Presiden Joko Widodo, saat vaksinasi seniman, Maret lalu. Hanung bersama Jogja Film Commision dan Paguyuban Filmmaker Jogja juga mencari cara agar vaksinasi terhadap pekerja film bisa terwujud. Mereka pun awalnya berencana menemui Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X untuk memohon program vaksinasi tersebut.
Vaksinasi menumbuhkan optimisme agar dunia perfilman kembali bergeliat. Imunitas yang terbentuk mendorong rasa percaya diri menjalankan shooting.
”Namun, Sultan berkata, tidak perlu sowan (bertemu). Kami langsung diminta membuat surat resmi dan data pekerja film yang perlu divaksinasi. Hasilnya, ditemukan angka ini,” kata Hanung.
Hanung mengungkapkan, vaksinasi menumbuhkan optimisme agar dunia perfilman kembali menggeliat. Imunitas yang terbentuk mendorong rasa percaya diri menjalankan shooting sehingga dapat dijalani dengan lebih nyaman. Sebab, aktivitas tersebut pasti melibatkan banyak orang. Terlebih lagi, orang yang terlibat juga berasal dari berbagai tempat.
Juru bicara Penanganan Covid-19 untuk Pemprov DIY Berty Murtiningsih menyampaikan, pekerja film ikut digolongkan sebagai pekerja publik. Hal tersebut didasari tingginya interaksi dalam aktivitas perfilman. Kondisi itu meningkatkan risiko kelompok tersebut tertular Covid-19. Vaksinasi terhadap kelompok itu pun dinilai penting.
”Pekerja film ini memang banyak berinteraksi. Di antara mereka sendiri kita juga tidak tahu seperti apa yang terjadi,” kata Berty.
Siti Fauziah, salah satu pemain film, menyampaikan, protokol kesehatan ketat akan tetap dijalankannya kendati sudah divaksinasi. Bukan berarti setelah divaksinasi tubuhnya menjadi sepenuhnya kebal dari penularan Covid-19. Risiko tertular masih saja ada, mengingat pandemi juga belum berakhir.
”Saya tidak bisa langsung seenaknya meski sudah divaksin. Tetap menerapkan protokol kesehatan itu penting supaya terhindar dari penularan Covid-19,” kata Siti yang juga menjadi pemeran Bu Tedjo dalam film pendek berjudul Tilik yang viral beberapa waktu lalu.
Siti menyatakan, selama pandemi, aktivitas shooting selalu menerapkan protokol kesehatan ketat. Semua pihak yang terlibat harus menjalani tes usap antigen ataupun PCR terlebih dahulu. Masker dan jaga jarak juga senantiasa diterapkan selama proses shooting supaya terlindungi dari penularan Covid-19. Diharapkan, seusai vaksinasi, aktivitas perfilman bisa kembali pulih seperti sedia kala.
”Mudah-mudahan semua kembali normal. Teman-teman seniman bisa beraktivitas kembali. Pertunjukan bisa berlangsung. Terus, praktik bikin film juga kembali dilakukan,” ucap Siti.