Vaksinasi Pekerja Seni Dimulai, Presiden Pesan Tetap Semangat Berkarya
Vaksinasi terhadap pekerja seni mulai diberikan. Hal ini ditandai dengan pemberian vaksin terhadap 517 pekerja seni di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, di Bantul, Yogyakarta, yang disaksikan langsung Presiden Jokowi.
BANTUL, KOMPAS — Vaksinasi nasional untuk mengendalikan Covid-19 yang dimulai pada 13 Januari 2021 terus bergulir. Setelah tenaga kesehatan, tenaga pendidik dan kependidikan, pegawai pemerintahan, dan pekerja media, giliran pekerja seni yang mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi terhadap pekerja seni dimulai dengan pemberian dosis pertama vaksin kepada 517 seniman di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja di Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Rabu (10/3/2021). Prosesi vaksinasi yang dikemas dengan pertunjukkan seni itu disaksikan langsung Presiden Joko Widodo.
”Pagi hari ini, saya bersama-sama dengan Ketua Komite Covid-19 Bapak Airlangga Hartarto berkunjung ke Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, tepatnya di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, tempat dilaksanakannya vaksinasi sebanyak 517 seniman; baik itu seniman musik, tari, seni rupa, pelukis, seni tradisional, maupun modern semuanya tadi divaksinasi dan alhamdulillah semua berjalan dengan lancar,” tutur Presiden saat memberikan pidato di akhir acara.
Vaksinasi terhadap pekerja seni dimulai dengan pemberian dosis pertama vaksin kepada 517 seniman di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja di Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Rabu (10/3/2021).
Pemerintah memang menetapkan para pekerja seni sebagai kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19 pada vaksinasi tahap kedua. Seniman dan budayawan itu menjadi prioritas karena banyak berinteraksi dengan masyarakat, seperti para pelayan dan pekerja publik lainnya.
Baca Juga: Penurunan Kasus Kematian Jadi Tantangan Terbesar Penanganan Pandemi
Presiden menyampaikan, kondisi pandemi Covid-19 memang tidak mudah bagi para pekerja seni. Akan tetapi, para seniman diharapkan tetap merawat semangat untuk terus berkarya di masa pandemi yang serba terbatas.
”Kita tahu keadaan ini tidak gampang bagi pekerja seni, tetapi kita harus terus merawat semangat agar beliau-beliau yang bekerja di bidang seni ini terus memiliki semangat berkarya meskipun dalam masa pandemi. Dan, adanya pembatasan-pembatasan, karyanya tidak pernah berhenti,” tutur Presiden.
Vaksinasi itu diberikan karena pemerintah ingin melindungi para pekerja seni dari penularan Covid-19 sekaligus memperoleh kekebalan kelompok. Dengan pemberian vaksin itu diharapkan para pekerja seni bisa terus berkarya tanpa mencemaskan risiko tertular Covid-19.
Vaksinasi itu diberikan karena pemerintah ingin melindungi para pekerja seni dari penularan Covid-19 sekaligus memperoleh kekebalan kelompok.
Prosesi vaksinasi untuk para seniman dikemas dalam bentuk teatrikal dengan Gatotkaca dan Petruk sebagai tokoh utama. Dalam aksinya, Gatotkaca membuka babak dengan menghentikan Petruk yang tengah menari untuk ikut vaksinasi.
”Kamu sudah divaksin belum? Saya itu Satria Pringgondani, Gatotkaca, otot kawat, balung wesi, disuntik kok. Harus ikut mendukung pemerintah yang sudah mengupayakan vaksin gratis. Harus vaksin semua,” katanya.
Baca Juga: Perbanyak Variasi Vaksin
Petruk pun kemudian diajak ke meja vaksinasi untuk mendapatkan dosis pertama vaksin Covid-19. Prosesi penyuntikan vaksin untuk Petruk disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi.
Dalam sambutannya, Butet Kertaredjasa selaku pemilik padepokan Seni Bagong Kussudiardja menyampaikan terima kasih kepada Presiden atas vaksinasi yang diberikan kepada para pekerja seni. ”Terima kasih sudah dolan ke padepokan untuk bertemu kawan-kawan seniman dan budayawan yang hari ini menerima vaksin. Ini suatu peristiwa yang menurut kami penting dan bersejarah,” ujarnya.
Selain DI Yogyakarta, hari ini, Presiden juga akan melakukan kunjungan kerja ke Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurut rencana, Presiden meninjau kegiatan vaksinasi massal ulama, tokoh lintas agama, dan para santri di Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah.
Peninjauan akan dilanjutkan ke Gedung Gradhika Bhakti Praja yang berada di Kompleks Kantor Gubernur Jateng. Di lokasi itu, Presiden diagendakan meninjau vaksinasi massal bagi para petugas dan pelayan publik.
Jangan tunda vaksinasi
Ditemukannya varian baru virus penyebab Covid-19 membuat sebagian masyarakat khawatir vaksinasi Covid-19 menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Aji Bawono Adisasmito meyakinkan masyarakat bahwa varian baru virus SARS-CoV-2 itu tidak akan memengaruhi efektivitas vaksin yang diberikan kepada masyarakat. Masyarakat pun diminta untuk tidak menunda vaksinasi dengan alasan adanya varian baru virus Covid-19.
”Layaknya berperang, kita harus memanfaatkan senjata yang ada untuk dapat menang,” kata Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Selasa (9/3/2021), yang juga disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Pemerintah berkomitmen terus melakukan penelitian guna meningkatkan kualitas vaksin yang ada saat ini. Pemerintah juga berupaya melakukan percepatan vaksinasi di Indonesia.
Dijelaskan, pemerintah berkomitmen terus melakukan penelitian guna meningkatkan kualitas vaksin yang ada saat ini. Pemerintah juga berupaya melakukan percepatan vaksinasi di Indonesia dan memprioritaskan kelompok yang rentan untuk menekan laju penularan dan kemunculan varian baru.
Saat ini para peneliti lembaga pemerintahan bidang kesehatan dan para ilmuwan bekerja keras mengidentifikasi varian virus baru melalui Whole Genum Sequencing atau cara melihat identitas virus. Identitas virus itu kemudian dikumpulkan melalui GISAID untuk mendalami perilaku virus tersebut.
Para produsen dan program yang mendayagunakan vaksin harus terus menyesuaikan kondisi evolusi virus Covid-19. Hal itu dilakukan antara lain dengan memasukkan lebih dari satu strain dalam pengadaan produk vaksin dan menambahkan suntikan penguat atau booster.
Selain itu, kajian tentang dampak pembentukan antibodi pada penerima atau efektivitas vaksin juga menjadi penting untuk mengetahui dampak program vaksinasi. Salah satunya dengan melakukan zero survey kepada masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Wiku juga menjelaskan bahwa munculnya varian baru virus korona merupakan proses yang biasa terjadi di semua virus. Perubahan atau mutasi pada saat virus menggandakan diri merupakan proses yang sangat normal.
”Perubahan-perubahan inilah yang disebut mutasi, sedangkan virus dengan satu atau lebih mutasi disebut varian dari virus aslinya. Dan, ketika virus menyebar luas di populasi dan menyebabkan angka kasus yang tinggi, kemungkinan virus bermutasi juga meningkat,” tuturnya.
Sebagian besar mutasi virus tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap kemampuan virus dalam menginfeksi tubuh manusia.
Dijelaskan pula, sebagian besar mutasi virus tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap kemampuan virus dalam menginfeksi tubuh manusia. Namun, berdasarkan lokasi perubahan pada material genetik virus, sangat mungkin memengaruhi sifat virus, seperti sifat penularannya. Varian baru itu bisa kurang atau lebih cepat menular atau besar kecilnya keparahan yang ditimbulkan.
Untuk itu, vaksin Covid-19 yang sedang dalam pengembangan atau sudah disetujui diharapkan dapat memberikan setidaknya beberapa proteksi untuk melawan varian virus baru. Pada prinsipnya, vaksin Covid-19 dalam pengembangannya memperhatikan respons imun yang luas dan mempertimbangkan berbagai antibodi dan sel.
”Oleh karena itu, perubahan atau mutasi pada virus tidak membuat vaksin menjadi tidak efektif sama sekali,” ujar Wiku.