Siswa Harus Aman dari Covid-19 Saat Belajar Tatap Muka
Pedoman Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Masih Dikaji di Jawa Barat. Prosedur ini harus melibatkan semua pihak, mulai dari orangtua, sekolah, hingga pemerintah. Semua demi kesehatan anak.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS – Pembelajaran siswa tatap muka di tengah pandemi Covid-19 memerlukan komitmen dari semua pihak. Sekolah, orangtua siswa, hingga pemerintah harus memastikan anak bebas dari Covid-19 sejak berangkat, bersekolah, hingga kembali ke rumah masing-masing.
Kepala Perwakilan Ombudsman Jawa Barat Dan Satriana di Bandung, Sabtu (3/4/2021), mengatakan, pihaknya tengah mengulas panduan pedoman penyelenggaraan pembelajaran tatap muka. Temuan terhadap siswa-siswa yang tertular Covid-19 di sejumlah daerah juga dibahas agar peristiwa serupa tidak terjadi.
”Pengawasan koordinasi antarinstansi masih lemah sehingga optimalisasi satuan tugas harus dibentuk. Pembelajaran tatap muka ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga orangtua hingga pemerintah daerah sebagai penanggung jawab satuan tugas penanganan pandemi Covid-19,” paparnya.
Dan menuturkan, persiapan pembelajaran tatap muka ini harus bisa memastikan siswa terbebas dari paparan Covid-19 mulai dari berangkat, bersekolah, hingga kembali ke rumah. Artinya, tidak hanya lingkungan sekolah, tetapi juga selama perjalanan anak antara sekolah dan kembali ke rumah menjadi perhatian.
”Semua harus berkoordinasi. Mulai dari dinas kesehatan yang memastikan daerah tidak masuk zona rawan hingga dinas perhubungan untuk memastikan sarana transportasi yang digunakan anak bebas dari Covid-19. Kompleks memang, tetapi ini untuk kesehatan anak,” paparnya.
Menurut Dan, kondisi tersebut bisa diterapkan jika pandemi Covid-19 bisa dikendalikan, seperti menurunnya tren penambahan kasus. Namun, di sisi lain, penambahan kasus Covid-19 masih belum menunjukkan tren yang menurun.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), Jumat (2/4/2021) pukul 18.00, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Jabar mencapai 251.186 orang. Sementara itu, rata-rata penambahan harian kasus Covid-19 dalam 7 hari terakhir mencapai 895 pasien per hari pada 1 April 2021.
Peta risiko dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, pada pekan awal April 2021 baru delapan daerah yang masuk ke dalam zona risiko rendah. Sementara itu, 19 daerah sisanya masih masuk ke dalam zona risiko sedang.
Meski pekan ini tidak ada zona risiko tinggi, Dan mengatakan, pihaknya akan tetap mengingatkan pemerintah untuk tetap mempersiapkan aturan untuk penanganan di setiap zona. Pembelajaran tatap muka harus dipertimbangkan dengan melihat perubahan zona risiko yang dinamis.
”Jadi, setiap daerah harus mempersiapkan aturan yang matang sehingga mereka bisa bertindak sesuai zona persebaran risiko. Peran satuan tugas sangat penting. Kesehatan anak-anak menjadi yang utama. Jangan sampai terjadi kluster persebaran Covid-19 di sekolah,” ujarnya.
Wali Kota Bandung Oded M Danial juga mengatakan, pihaknya tengah mengkaji dan mematangkan persiapan sekolah tatap muka. Aspek kesehatan tetap menjadi perhatian utama sebelum melaksanakan pembelajaran langsung di tengah pandemi ini.
”Kami akan mengkaji sekolah mana dulu yang siap. Bisa jadi dalam pelaksanaan tatap muka, semua tidak disamaratakan. Kami akan optimalkan persiapan dalam beberapa waktu ke depan,” ujarnya.