Vaksinasi Lansia di DIY Masih Kurang dari 10 Persen
Kendala utama pada bagian pendataan. Kebanyakan landia tidak memiliki ponsel dan kurang paham teknologi.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Cakupan vaksinasi Covid-19 untuk warga lanjut usia (lansia) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih tergolong rendah, yakni masih kurang dari 10 persen. Kondisi itu terjadi akibat sejumlah kendala, misalnya terkait pendataan dan kondisi kesehatan lansia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan, jumlah lansia di DIY yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 sebanyak 295.349 orang. Sampai Kamis (25/3/2021), lansia yang sudah menjalani vaksinasi dosis pertama baru sekitar 9,16 persen dari total sasaran. Sementara itu, jumlah lansia di DIY yang telah menjalani vaksinasi dosis pertama dan kedua baru sekitar 0,22 persen.
”DIY termasuk provinsi yang cukup baik dalam pendistribusian dan pelaksanaan vaksinasi. Akan tetapi, kendala kita ada di (vaksinasi) lansia,” kata Pembajun dalam diskusi bertema ”Progres Vaksinasi di DIY”, Jumat (26/3/2021), di Gedung DPRD DIY, Kota Yogyakarta.
Cakupan vaksinasi Covid-19 untuk lansia di DIY jauh lebih rendah dibanding cakupan untuk kelompok pelayan publik. Menurut Pembajun, jumlah sasaran vaksinasi yang masuk kelompok pelayanan publik di DIY sebanyak 334.754 orang.
Hingga Kamis kemarin, jumlah personel pelayan publik di DIY yang sudah menjalani vaksinasi tahap pertama sebesar 33,8 persen. Sementara itu, jumlah pelayan publik di DIY yang telah mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama dan dosis kedua sekitar 14,38 persen.
Pembajun memaparkan, ada sejumlah masalah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan vaksinasi untuk lansia di DIY. Salah satu kendala itu berkait dengan pendataan lansia yang menjadi sasaran vaksinasi. Kendala pendataan muncul karena banyak warga lansia yang tidak memiliki telepon seluler atau handphone (HP).
”Di awal memang masalahnya pendataan karena sebagian besar lansia mungkin tidak familiar dengan teknologi,” ujar Pembajun.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Dinkes DIY telah mempermudah proses pendaftaran lansia yang ingin mengikuti vaksinasi. Warga lansia yang mendaftar vaksinasi tidak perlu mencantumkan nomor telepon seluler mereka sendiri karena tidak semua lansia memiliki telepon seluler. Oleh karena itu, para lansia bisa mencantumkan nomor telepon keluarga mereka.
”Tidak perlu HP yang bersangkutan karena mungkin mereka tidak punya HP. Keluarga boleh membantu. Yang penting ada komunikasi antara petugas dan lansia atau keluarganya,” kata Pembajun.
Pembajun menambahkan, masalah lain yang menghambat vaksinasi lansia adalah kondisi kesehatan para lansia. Dia menyebut, sebagian lansia memiliki penyakit bawaan atau komorbid, misalnya diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Kondisi kesehatan yang tak prima itu membuat sebagian lansia belum bisa menjalani vaksinasi.
Selain itu, sebagian warga lansia juga membutuhkan pendamping ketika bepergian untuk mengikuti vaksinasi. Oleh karena itu, apabila tidak ada pendamping, sebagian lansia tersebut tidak bisa datang ke lokasi vaksinasi.
DIY termasuk provinsi yang cukup baik dalam pendistribusian dan pelaksanaan vaksinasi. Tapi, kendala kita ada di (vaksinasi) lansia (Pembajun Setyaningastutie)
Vaksinasi massal
Untuk meningkatkan cakupan vaksinasi lansia di DIY, Pembajun menyatakan, Dinkes DIY mendorong pemerintah kabupaten/kota di provinsi itu menggelar vaksinasi massal bagi para lansia. ”Kami mendorong teman-teman kabupaten/kota sedikit lebih berani untuk melaksanakan vaksinasi massal untuk lansia,” papar Pembajun.
Selama ini, vaksinasi lansia di DIY memang jarang dilakukan secara massal, tetapi lebih sering dijalankan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), terutama rumah sakit. Hal ini karena vaksinasi Covid-19 untuk lansia memang harus dilaksanakan secara lebih hati-hati.
”Sesuai dengan pedoman, vaksinasi lansia ini harus lebih penuh kehati-hatian. Maka, pelaksanaan vaksinasi untuk lansia harus ada di fasyankes, khususnya di rumah sakit,” tutur Pembajun.
Namun, Pembajun menyebut, pelaksanaan vaksinasi lansia di Kabupaten Gunungkidul, DIY, dilakukan di puskesmas, bukan di rumah sakit. Sebab, jika diharuskan menjalani vaksinasi di rumah sakit, para lansia di Gunungkidul akan mengalami kesulitan karena mereka harus menempuh jarak yang jauh. Pelaksanaan vaksinasi di puskesmas itu juga merupakan salah satu cara untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi bagi lansia.
”Kebijakan dari Dinas Kesehatan Gunungkidul itu baik karena mendekatkan pelayanan kepada lansia dan menguatkan peran puskesmas untuk membantu vaksinasi lansia. Saya pikir itu salah satu ide atau inovasi yang baik,” ungkap Pembajun.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto berharap, seluruh tahapan vaksinasi Covid-19 DIY bisa selesai pada tahun ini. Hal ini karena pelaksanaan vaksinasi merupakan salah satu langkah penting untuk mengatasi pandemi Covid-19. ”Harapan kami, vaksinasi bisa selesai tahun 2021 untuk DIY,” ujarnya.
Eko juga menilai, selama ini, pelaksanaan vaksinasi di DIY sudah berjalan baik. Namun, Eko menyebut, memang masih banyak warga DIY yang belum bisa menjalani vaksinasi karena keterbatasan stok vaksin. ”Vaksinasi di DIY sudah berjalan baik, sesuai dengan perencanaan. Memang kita ketahui jumlah vaksin terbatas sehingga belum bisa untuk seluruh warga DIY,” katanya.