Alat GeNose C19 dimanfaatkan di pondok pesantren di Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah untuk mendeteksi dini paparan Covid-19. Selain itu, vaksinasi bagi ribuan tentara dilakukan selama tiga hari.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS – Pondok Pesantren At Taujieh Al-Islamy di Kebasen, Kabupaten Banyumas memanfaatkan satu unit GeNose-C19 untuk mendeteksi dini paparan Covid-19. Langkah itu diambil untuk melindungi 2.400 santri di pondok tersebut.
“Pondok pesantren mengadakan alat GeNose ini untuk jaga-jaga, mendeteksi siapa saja yang terpapar Covid-19,” kata Pengasuh Pondok Pesantren At Taujieh Al-Islamy KH Zuhrul Anam Hisyam, di Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (22/3/2021).
Kalau nanti ada santri pulang, lalu datang kembali. Sebelum masuk ke asrama, dites dulu. Alat ini diperuntukkan bagi warga pondok dan dan wali santri ( Zuhrul Anam Hisyam)
Anam menyampaikan, salah satu pertimbangan pengadaan genose ini adalah berawal dari rasa tanggung jawab terhadap kesehatan para santri yang jumlahnya mencapai 2.400 orang dari berbagai daerah. Apalagi semua wali santri ingin menjenguk setiap minggu dan jika ada yang terpapar Covid-19 bisa segera ditangani dengan cepat. “Ini sudah dipakai sekitar sebulan. Memang ketika ada informasi alat ini, kami bersegera memesan,” tuturnya.
Total pembelian satu alat GeNose C-19 beserta 3.000 plastik serta filternya mencapai Rp 100 juta. Pemesanan membutuhkan waktu sekitar 2 bulan hingga akhirnya alat ini sampai dan bisa dipakai di pondok. Setahun terakhir pandemi, teradapat sekitar 100 santri yang terpapar Covid-19 dan kini dinyatakan sembuh.
“Kalau nanti ada santri pulang, lalu datang kembali. Sebelum masuk ke asrama, dites dulu. Alat ini diperuntukkan bagi warga pondok dan dan wali santri,” tuturnya.
Alat GeNose ini juga diharapkan bisa dipakai untuk mendukung terselenggaranya kembali kegiatan belajar tatap muka. Nurul Fatimah (15) dan Anida (15) santri di pondok ini mengharapkan bisa segera menjalani sekolah tatap muka karena selama ini mereka merasa jenuh dengan belajar dalam jaringan.
]“Selama ini sekolah di pondok saja. Lebih enak sekolah tatap muka. Kalau online jadi tidak fokus saja belajarnya,” kata Anida.
Vaksinasi prajurit
Secara terpisah, jajaran Korem 071/Wijayakusuma melakukan vaksinasi Covid-19 bagi 1.300 prajurit TNI. Selain itu, vaksinasi juga diberikan kepada 44 orang taruna yang sedang belajar berkarya di wilayah Korem 071/Wijayakusuma. “Vaksinasi ini dilakuksan secara serentak selama tiga hari,” kata Komandan Korem 071/Wijayakusuma Kolonel Infantri Dwi Lagan Safrudin di RS Wijayakusuma Purwokerto.
Lagan menyampaikan, selain jajaran prajurit dan taruna, pihaknya bekerja sama dengan rumah sakit tentara melakukan vaksinasi bagi purnawirawan dan warakawuri.
“Di samping personel kami dan taruna, kami juga berkoordinasi dengan rumah sakit untuk melakukan vaksinasi bagi purnawirawan dan warakawuri yang jumlah lebih dari 2.000 orang. Ini dilakukan secara bertahap,” papar Lagan.