Vaksinasi Massal Jadi Strategi Percepatan Menuju Kekebalan Komunitas
Vaksinasi massal menjadi strategi yang ditempuh guna mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Untuk itu, pemerintah daerah didorong semakin banyak menggelar vaksinasi massal.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi massal Covid-19 diklaim menjadi salah satu strategi ampuh membentuk kekebalan komunitas. Untuk itu, pemerintah daerah diminta semakin banyak menggelar vaksinasi massal.
Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian di Kementerian Kesehatan Agusdini Banun Saptaningsih mendorong daerah melakukan vaksinasi Covid-19 massal. Langkah itu dinilai mampu menjangkau sasaran vaksinasi dengan cepat. Dengan banyaknya masyarakat yang divaksinasi, diharapkan kekebalan komunitas juga bisa segera terbentuk.
”Rencananya (dorongan untuk vaksinasi massal) ini di semua provinsi, baik di Jawa, Bali, maupun provinsi lain,” kata Agusdini setelah menghadiri vaksinasi massal untuk warga lanjut usia di Universitas Gadjah Mada (UGM), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (20/3/2021).
Menurut data Kementerian Kesehatan, masyarakat yang telah disuntik vaksin Covid-19 di Indonesia berjumlah lebih kurang 2,9 juta orang. Saat ini, vaksinasi baru dapat dilakukan terhadap 400.000 orang per hari. Ditargetkan, Juli nanti, vaksinasi bisa dilakukan dengan sasaran 1 juta orang per hari.
Vaksinasi Covid-19 sudah memasuki tahap kedua. Pada tahapan ini, sasaran vaksinasi merupakan pelayan publik yang terdiri dari warga lanjut usia (lansia), tenaga pendidik, seperti dosen hingga guru, tokoh agama, pekerja pariwisata, hingga aparatur sipil negara.
Di DIY, serangkaian vaksinasi massal digelar dalam menyasar sasaran vaksinasi tahap kedua tersebut. Diawali dengan vaksinasi terhadap pedagang pasar dan pelaku wisata di kawasan Malioboro pada 1 Maret 2021. Lalu, vaksinasi massal kembali diadakan bagi pegawai di kantor pemerintahan dan instansi vertikal pada 15-19 Maret.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan vaksinasi massal berupa ketersediaan stok vaksin. Vaksin harus dipastikan siap untuk dua kali penyuntikan bagi semua sasaran penerima.
Agusdini menyatakan, pihaknya menjamin ketersediaan vaksin bagi pelaksanaan vaksinasi massal. Pemerintah daerah diminta segera mengajukan permintaan stok vaksin. Selanjutnya, permintaan itu akan ditindaklanjuti dengan pengiriman vaksin secepatnya.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengungkapkan, pihaknya masih berupaya melakukan vaksinasi bagi masyarakat di DIY. Tidak hanya lewat vaksinasi massal, tetapi juga vaksinasi perorangan melalui fasilitas layanan kesehatan terdekat. Semua upaya vaksinasi dilakukan secara simultan agar bisa menjangkau semakin banyak masyarakat.
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan DIY, pada vaksinasi tahap kedua, pelayan publik yang menjadi sasaran penerima berjumlah 334.754 orang. Dari jumlah tersebut, dosis pertama telah diberikan kepada 24,47 persen sasaran penerima. Untuk dosis kedua, baru diberikan kepada 7,28 persen penerima.
Kemudian, di DIY, warga lansia yang menjadi sasaran penerima vaksin tahap kedua berjumlah 295.349 orang. Angka tersebut masih merupakan data awal dan bisa berkembang jumlahnya. Keluarga dari para lansia diminta proaktif mendaftarkan dan mencari informasi terkini tentang vaksinasi bagi sasaran tersebut.
Dari data awal lansia itu, dosis pertama baru diberikan kepada 5,31 persen dari total sasaran. Lalu, dosis kedua baru diberikan kepada 0,07 persen dari total sasaran.
”Sasaran lansia menjadi pekerjaan rumah besar bagi DIY. Sebab, jumlah lansia cukup banyak,” kata Pembajun.
Terkait hal itu, UGM turut mendorong pelaksanaan vaksinasi massal yang menyasar warga lansia. Sasaran vaksinasi merupakan 2.489 orang dosen dan tenaga kependidikan UGM berstatus aktif dan pensiun, yang telah lanjut usia beserta suami dan istrinya. Lalu, ada juga 126 warga lansia yang tinggal di sekitar UGM.
Ditambah lagi, ada 66 dosen dan tenaga kependidikan lansia dari perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya, seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, dan Universitas Sanata Dharma.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM Bambang Agus Kironoto mengatakan, jumlah dosen lansia yang masih aktif mengajar berjumlah sekitar 500 orang. Mereka termasuk yang divaksinasi dalam kesempatan itu. Adapun total jumlah pengajar mencapai 3.000 orang. Pihaknya mengharapkan agar dosen-dosen nonlansia kelak juga bisa segera mendapat alokasi vaksin.
”Mudah-mudahan dosen nonlansia juga sudah bisa divaksin sebelum puasa (pada Ramadhan) sehingga belajar mengajar luring bisa dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” kata Bambang.