Sebanyak 5.229 Orang di Sumbar Sudah Divaksinasi Tahap II
Sebanyak 5.229 orang dari kalangan pejabat publik dan warga lanjut usia di Sumatera Barat telah mengikuti vaksinasi Covid-19 tahap II. Sejauh ini tak ada dampak berbahaya pada orang yang baru divaksin.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sebanyak 5.229 orang dari kalangan pejabat publik dan lanjut usia di Sumatera Barat telah mengikuti vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Dinas Kesehatan Sumbar menargetkan stok vaksin tahap kedua termin pertama sebanyak 9.970 vial selesai disuntikkan dalam dua pekan ini.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi di Padang, Senin (8/3/2021), mengatakan, 19 kabupaten/kota sudah memulai vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Vaksinasi diprioritaskan terhadap orang lanjut usia, kemudian petugas pelayanan publik.
”Hingga 6 Maret 2021, vaksinasi tahap kedua sudah mencapai 5.229 orang. Pejabat pelayanan publik sebanyak 4.203 orang dan warga lansia 1.026 orang. Target keseluruhan untuk tahap kedua lebih kurang 400.000 orang,” kata Arry di sela-sela vaksinasi terhadap Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar serta pejabat di Pemprov Sumbar.
Menurut Arry, jumlah vaksin yang diterima Pemprov Sumbar untuk tahap kedua termin pertama sebanyak 9.970 vial. Satu vial bisa disuntikkan kepada 8-9 orang. Dinas kesehatan menargetkan stok vaksin tersebut selesai disuntikkan dalam dua pekan ini.
”Untuk tahap kedua, masih kurang stok vaksin. Minggu ini atau minggu depan akan dikirim Kementerian Kesehatan. Jumlahnya belum tahu. Karena vaksin terbatas, kami prioritaskan warga lansia,” ujar Arry.
Sementara itu, tambah Arry, vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan dan pegawai di bidang kesehatan terus berlanjut. Hingga 6 Maret 2021, jumlah orang yang divaksinasi mencapai 34.526 orang dari target awal 32.391 orang atau 106,58 persen.
Ia menambahkan, sejauh ini tidak ada kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) serius pada orang yang divaksinasi. Kasus yang ditemukan hanya KIPI ringan, antara lain pusing dan demam. Beberapa orang juga mengalami shock karena cemas saat divaksinasi.
Gubernur divaksin
Pada kesempatan itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy menjalani vaksinasi Covid-19. Sebelumnya, vaksinasi terhadap Mahyeldi pada 15 Januari 2021 sempat tertunda. Dia mengalami tekanan darah tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan. Waktu itu, Mahyeldi masih menjabat Wali Kota Padang.
”Hari ini tensi saya 160. Petugas memutuskan saya boleh divaksinasi. Tidak ada masalah dan tidak ada rasa sakit sama sekali, hanya serasa digigit semut,” kata Mahyeldi didampingi Audy seusai divaksinasi.
Sebelumnya, hanya orang dengan tekanan darah maksimal 140/90 yang boleh divaksinasi. Berdasarkan surat edaran terbaru dari Kementerian Kesehatan, orang dengan tekanan darah maksimal 180/110 boleh divaksinasi.
Mahyeldi melanjutkan, pemda terus mendorong agar cakupan vaksinasi di Sumbar semakin luas untuk membentuk kekebalan komunitas terhadap Covid-19. Mahyeldi dan Audy berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait vaksinasi dan langkah penanganan Covid-19.
”Sejauh ini, tidak ada halangan masyarakat Sumbar menjalani vaksinasi. Untuk vaksinasi tahap pertama, sudah ada kabupaten/kota yang capaiannya lebih dari 100 persen,” ujar Mahyeldi.
Selain gubernur dan wakil gubernur, vaksinasi juga diikuti asisten dan kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Pemprov Sumbar. Juru bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Jasman Rizal, mengatakan, vaksinasi terhadap gubernur dan wakilnya serta asisten dan kepala SKPD untuk memotivasi semua pihak agar ikut vaksinasi Covid-19. Menurut Jasman, vaksin yang disediakan pemerintah aman.
”Saya sudah dua kali menjalani vaksinasi, tidak ada masalah sampai saat ini. Kami berharap semua pihak bersedia divaksinasi,” kata Jasman.
Kasus Covid-19
Jasman melanjutkan, kasus Covid-19 di Sumbar relatif terkendali. Secara keseluruhan, Sumbar masuk dalam zona kuning penularan Covid-19 atau risiko rendah. Walaupun demikian, pada minggu ke-52 pandemi Covid-19 di Sumbar, jumlah daerah dengan zona oranye bertambah empat.
Dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, 9 daerah berstatus zona oranye atau risiko sedang, sedangkan 10 lainnya berstatus zona kuning. Daerah yang statusnya meningkat dari zona kuning ke oranye adalah Kabupaten Solok, Padang Pariaman, Solok Selatan, dan Kabupaten Limapuluh Kota.
”Peningkatan ini bisa dipengaruhi meningkatnya kasus karena masyarakat lalai sebab merasa kondisi sudah aman. Namun, di sisi lain, bisa dimaknai upaya pelacakan kasus berjalan baik sehingga banyak kasus positif Covid-19 yang ditemukan,” ujar Jasman.
Menurut Jasman, angka rasio positif Covid-19 orang yang dites usap (positivity rate) dalam sepekan terakhir sebesar 7,28 persen, lebih tinggi dari ambang batas aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen. Namun, Jasman mengklaim angka itu termasuk terendah di Indonesia. Provinsi lain ada yang angka rasio positifnya hingga 30-40 persen.
Hingga Minggu (7/3/2021), berdasarkan data Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar, jumlah kasus positif Covid-19 di Sumbar sebanyak 29.706 orang. Dari jumlah total itu, sebanyak 654 orang meninggal (2,2 persen) dan 28.022 orang sembuh (94,3 persen).
Sementara itu, jumlah pasien dirawat tercatat masih 249 orang (0,8 persen), isolasi mandiri 745 orang (2,5 persen), dan isolasi di fasilitas pemda 36 orang (0,1 persen). Adapun jumlah orang diperiksa di Sumbar sebanyak 392.816 orang dengan angka rasio positif 7,56 persen.