Bupati Manggarai Barat dan Sumba Timur Fokus Menanggulangi Covid-19
Bupati Manggarai Barat dan Bupati Sumba Timur yang baru saja dilantik oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat berkomitmen menangani Covid-19.
KUPANG, KOMPAS — Para bupati di Nusa Tenggara Timur yang dilantik, Jumat, (26/2/2021), oleh Gubernur Viktor Laiskodat mulai mengutarakan program kerjanya. Bupati Manggarai Barat dan Bupati Sumba Timur berkomitmen pada penanganan Covid-19. Bupati Manggarai Barat juga akan membenahi aset daerah, dan menangani sampah yang masih berserakan.
Adapun Bupati Timor Tengah Utara fokus pada penataan Kefamenanu sebagai ibu kota kabupaten yang setingkat Kota Kupang pada 100 hari pertama. Bupati Ngada dan Manggarai belum menyatakan pendapat.
Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi didampingi Wakil Bupati Yulius Weng seusai pelantikan di Kupang, Jumat (26/2/2021), mengatakan, dirinya bersama wakil bupati tidak berbicara soal program kerja 100 hari pertama. Namun, keduanya memberi perhatian terhadap hal-hal prioritas yang segera ditangani. Semua yang ada di dalam visi dan misi, itu prioritas.
”Pandemi Covid-19 yang sedang marak di Manggarai Barat memberi dampak yang sangat buruk bagi semua segi perekonomian, pariwisata, dan kehidupan sosial masyarakat Manggarai Barat. Bagaimana kenaikan ekonomi khususnya pariwisata Labuan Bajo bisa jalan kalau Covid-19 masih merajalela. Selesaikan dulu masalah di hulu, yakni Covid-19 ini,” kata Edi demikian sapaan akrab Edistasius Endi.
Pelantikan lima bupati itu berlangsung di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, dihadiri Ketua DPRD NTT Emilia Nomleni, perwakilan Polda NTT, perwakilan Korem 162/Wirasakti Kupang, dan perwakilan Kejaksaan Tinggi NTT. Pelantikan tatap muka ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Semua peserta yang masuk ke dalam ruang pelantikan wajib tes antigen, memakai masker secara benar, membersihkan tangan dengan cairan pembersih tangan, dan menjaga jarak.
Baca juga: Lima dari Sembilan Bupati Terpilih di NTT Segera dilantik Gubernur Viktor Laiskodat
Edi mengatakan, pekan depan akan dilakukan uji cepat antigen terhadap 10.000 warga Manggarai Barat di Labuan Bajo secara gratis. Uji cepat antigen ini untuk memastikan sejauh mana kasus Covid-19 ini menyebar di kalangan masyarakat Manggarai Barat. Senin (1/4/2021) ia menggelar rapat pertama dengan Satgas Covid-19 Manggarai Barat dan pihak terkait untuk memetakan wilayah zona merah mana yang perlu dilakukan uji cepat antigen sesegera mungkin.
Tes antigen 10.000 warga itu menjadi pijakan untuk penangan Covid-19 ke depan. Jika ada 30-70 persen positif Covid-19, pandemi ini sudah sangat meresahkan sehingga perlu ditangani serius. Kalau angka positif di bawah 30 persen pun tetap ditangani serius karena virus ini terus menyebar dari waktu ke waktu, kepada siapa saja, dan di mana saja.
Pekan depan akan dilakukan tes cepat antigen terhadap 10.000 warga Manggarai Barat di Labuan Bajo secara gratis. (Edistasius Endi)
Selain itu, segera juga dilakukan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Mereka yang masuk Labuan Bajo melalui udara wajib membawa hasil tes antigen negatif. Masyarakat pun harus mengenakan masker di pasar-pasar, pusat perbelanjaan, dan kegiatan-kegiatan bersama. Semua tempat usaha wajib menyediakan tempat cuci tangan dan sabun, cairan penyanitasi tangan, dan alat pengukur suhu tubuh.
Pemkab Manggarai Barat juga segera menyiapkan Laboratorium polymerase chain reaction (PCR), dan sesuai dengan rencana, pada Maret 2021 Laboratorium PCR itu sudah tiba di Labuan Bajo. Selama ini, spesimen PCR dari Manggarai Barat selalu dikirim ke Kupang, dan hasilnya keluar dalam 14-21 hari kemudian. Ini tidak efektif dalam menangani Covid-19 di Manggarai Barat.
Prioritas berikut, yakni menertibkan semua aset daerah yang selama ini tidak terurus dan terdata secara baik.
”Kami juga akan berusaha menguraikan masalah kemacetan di Labuan Bajo. Macet di sana bukan bertari Labuan Bajo sudah maju, itu tidak benar. Tetapi, itu potret kegagalan pemimpin. Kami akan buka jalur alternatif baru menuju dan keluar dari Labuan Bajo. Ini bukan pekerjaan mudah karena soal tanah di Labuan Bajo sangat serius,” kata Edi.
Edi juga berencana akan mengeluarkan peraturan bupati agar ruas Jalan Soekarno-Hata di Labuan Bajo. Ke depan, kendaraan roda enam boleh masuk sampai pukul 16.00 Wita saja. Kendaraan itu boleh masuk di Jalan Soekarno-Hatta lagi pada pukul 21.00 Wita ke atas.
Pihaknya juga menyusun rencana induk yang memberikan ruang kepada pejalan kaki guna menikmati udara sejuk dan penyaksikan pemandangan yang indah di sepanjang jalan di Labuan Bajo. Jalan itu tidak semata bagi kendaraan, tetapi juga pejalan kaki.
Baca juga: Jalan Panjang Enam Pasangan Calon Perseorangan di NTT
Selain itu juga membagun empat tempat parkir permanen di Labuan Bajo sehingga orang tidak parkir kendaraan di sembarang tempat. Kemudian mengatasi masalah sampah yang sampai hari ini belum tertangani dengan serius di Labuan Bajo.
Edi dan Weng juga akan membenahi birokrasi yang ada sehingga tercipta pemerintahan yan bermutu, memiliki kredibilitas, dan integritas tinggi. Penempatan birokrat sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.
Sementara Bupati Sumba Timur Kristofel Praing yang berpasangan dengan Wakil Bupati David Melo Wadu mengatakan, prioritas pertama 100 hari masa kepemimpinan mereka adalah mengatasi masalah pandemi Covid-19 yang terus meluas sampai ke desa-desa di Sumba Timur. Langkah pertama adalah penerapan protokol kesehatan secara ketat, kemudian menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro sampai ke desa-desa.
Baca juga:Bupati Sabu Raijua Terpilih Orient P Riwu Kore, Saya Warga Ngara Indonesia
Ia juga akan mengundang pengusaha dari luar untuk berinvestasi di bidang pakan ternak di Sumba Timur. Populasi ternak ratusan ribu ekor, berupa sapi, kerbau, kuda, dan babi, tetapi khusus sapi, kerbau, dan kuda belum memiliki pakan yang memadai, terutama memasuki musim kemarau.
Ternak menjadi andalan masyarakat Sumba Timur selain pertanian lahan kering. Selain memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, ternak juga memiliki nilai sosial budaya yang tinggi di kalangan masyarakat Sumba Timur. Mas kawin di sana menggunakan ternak kerbau, kuda, dan babi sampai 500 ekor, selain jenis mas kawin lain. Makin banyak seseorang memiliki ternak, status sosialnya di masyarakat makin tinggi.
”Kami juga berjuang untuk menekan laju perkembangan hama belalang kembara di Sumba Timur. Kemungkinan ada predator belalang yang telah hilang akibat pembakaran lahan seperti burung, atau jenis hewan lain sehingga belalang ini tidak pernah hilang atau bekurang dari Sumba Timur,” kata Kristofel.
Bupati Timor Tengah Utara David Juandi dengan Wakil Eusebius Binsasi lebih fokus menata Kefamenanu sebagi ibu kota kabupaten, setara dengan kota Kupang dalam 100 hari kerja. Penataan lampu-lampu jalan, air bersih, sampah kota, taman kota, dan masalah sampah.
Program kedua dalam 100 hari kerja, yakni menata birokrasi yang dinilai sangat amburadul karena penempatan jabatan dan posisi saat ini didominasi banyak kepentingan. Ia akan melakukan kajian-kajian terhadap sejumlah organisasi perangkat daerah saat ini, termasuk penempatan pejabat eselon.
Bupati Ngada Andreas Paru dan wakilnya Raimundus Bena, dan Bupati Manggarai Heribertus Nabit dan Wakil Bupati Heryertus Ngabut belum berhasil dihubungi. Mereka masih menerima tamu yang datang, dengan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga:Orient Patriot Riwu Kore Ingin Memenuhi Amanah Sang Ayah