Desa Tangguh Penyulingan Minyak Kayu Putih Diluncurkan di Timor Tengah Utara
Masyarakat Desa Tuamese di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, didorong untuk lebih berdaya lewat program desa tangguh penyulingan minyak kayu putih.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KEFAMENANU, KOMPAS — Desa Tuamese di Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Jumat (25/2/2021), ditetapkan sebagai desa tangguh penyulingan minyak kayu putih. Produk olahan ini memiliki peluang pasaran yang cukup menjanjikan.
”Di sini kami luncurkan desa tangguh Tuamese, Kecamatan Biboki Anleu. Pemilihan desa ini karena memiliki potensi sumber daya alam berupa pohon minyak kayu putih yang cukup tersedia di hutan dan selama ini tidak semuanya termanfaatkan warga. Sekarang kami fokus pada satu kelompok tani, yakni Tunas Mekar yang memproduksi minyak kayu putih ini,” kata Kepala Polres Timor Tengah Utara (TTU) Ajun Komisaris Besar Nelson Filipe Dias Quintas saat meluncurkan Desa Tangguh Tuamese, 50 km dari Kefamenanu.
Pembentukan desa tangguh di tengah pandemi Covid-19 ini merupakan salah satu program kerja 100 hari Kapolri. Warga diberdayakan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya bagi peningkatan kesejahteraan hidup di saat pandemi.
Dalam kesibukan mencari nafkah setiap hari, 650 warga Desa Tuamese tetap menjalankan protokol kesehatan. ”Jangan pernah menyerah. Terus bekerja dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan taraf hidup di tengah pandemi ini,” pesan Nelson.
Anggota kelompok penyulingan minyak kayu putih sebanyak 40 orang. Jika kelompok ini sukses, akan dikembangkan beberapa kelompok lagi, disesuaikan dengan potensi pohon kayu putih yang ada saat ini.
Selain itu, kelompok pengolah kayu putih menjadi minyak ini juga dilatih menanam anakan pohon kayu putih di lahan-lahan warga dan di pekarangan rumah. Ppengolahan minyak kayu putih diharapkan berkesinambungan sehingga manfaatnya juga bisa dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Pendiri Yayasan Mitra Tani Mandiri TTU Vinsen Nurak mengatakan, minyak kayu putih saat ini diminati di mana-mana karena berpotensi sebagai salah satu herbal yang diyakini bisa mengatasi Covid-19. Harga minyak kayu putih yang masih asli dari penyulingan senilai Rp 400.000 per botol ukuran 620 mililiter (ml). Paling murah dijual Rp 200.000 per botol ukuran 250 ml.
Jangan pernah menyerah. Terus bekerja dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan taraf hidup di tengah pandemi ini. (Nelson Filipe Dias Quintas)
Harga ini dinilai cukup mahal bagi masyarakat NTT karena daya beli yang rendah di tengah pandemi Covid-19. Namun, manfaat minyak kayu putih asli ini cukup membantu kesehatan warga. Biasanya orang membeli minyak itu kemudian dicampur minyak tawon secukupnya untuk digunakan dengan cara dioleskan pada bagian tubuh tertentu, seperti hidung, ubun-ubun kepala, leher, dan tenggorokan.
Beberapa pasien Covid-19 di TTU dan di Kupang memanfaatkan minyak kayu putih ini untuk menguapi badan atau bagian wajah. Caranya, minyak kayu putih dituang secukupnya ke dalam wadah, lalu disirami menggunakan air panas.
”Begitu wajah pasien Covid-19 teruapi akan keluar lendir-lendir kekuningan dari dalam hidung pasien itu. Pasien pun berangsur pulih atau sembuh. Tetapi tidak hanya minyak kayu putih, tentu juga dengan konsumsi obat lain. Itu berarti minyak kayu putih olahan warga TTU ini memiliki khasiat yang cukup baik,” kata Vinsen.
Ia mengatakan, di TTU ada dua desa yang mengolah minyak kayu putih. Selain Tuamese, juga ada Desa Humususaeneuk di Kecamatan Insana Utara. Perajin minyak kayu putih di Desa Humususaeneuk ini binaan Yayasan Mitra Timor Mandiri. Sebanyak tiga kelompok tani terlibat mengolah minyak kayu putih di sana, tetapi yang bertahan sisa satu kelompok saja. Kelompok lain memilih mengolah lahan karena curah hujan tahun ini cukup baik.
Ekonomi para perajin minyak kayu putih ini mengalami peningkatan. Satu anggota kelompok bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp 3 juta per bulan.
Kepala Desa Tuamese Adu Mesak, yang juga salah satu perajin minyak kayu putih, mengatakan, masyarakat cukup terbantu secara ekonomi dengan pengolahan minyak ini. ”Kehidupan para anggota kelompok yang mengolah minyak kayu putih jauh lebih baik. Kita dorong agar warga lain pun terlibat mengolah minyak kayu putih ini,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan TTU Thomas Laka mengatakan, akan membantu perajin minyak kayu putih untuk pengadaan wadah yang lebih baik. Ia juga akan membantu penerbitan izin usaha rumahan. Ia mendorong perajin memperhatikan kemasan minyak kayu putih agar lebih baik sehingga lebih menarik konsumen.
Sementara itu, Kepala Polres Sumba Barat AKBP FX Irwan Arianto mengatakan, segera menyalurkan 1.000 paket bahan pokok yang diberikan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Sumba Tengah, Selasa (23/2/2021). Paket bahan pokok ini akan disalurkan melalui polsek-polsek yang ada di Sumba Barat, dan Sumba Tengah yang terdampak Covid-19.
”Setiap kepala polsek di wilayah Polres Sumba Barat, yang juga membawahi Sumba Tengah, wajib mendistribusikan paket bahan pokok ini kepada warga yang terdampak Covid-19. Bantuan ini akan disalurkan langsung kepada warga yang membutuhkan,” kata Arianto.
Ia juga berterima kasih kepada semua anggota Polres Sumba Barat yang terlibat dalam pengamanan Presiden Jokowi, Selasa (23/2/2021). Berkat kerja keras, disiplin, dan kesabaran tinggi, pengamanan itu berlangsung aman dan tertib.