Shelter isolasi bagi pasien positif Covid-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah. Shelter tersebut bakal digunakan untuk mengisolasi pasien tanpa gejala dan bergejala ringan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS — Tempat perawatan isolasi bagi pasien positif Covid-19 di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bertambah. Hal ini diyakini bakal meringankan beban merawat pasien positif tanpa gejala hingga bergejala ringan.
Salah satunya dikelola Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Bernama Shelter Isolasi Gose Muhammadiyah, lokasinya di Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
”Di sini akan digunakan untuk isolasi kolektif. Khususnya bagi mereka yang sudah dipastikan terpapar Covid-19 dari yang tanpa gejala sampai bergejala ringan. Ini salah satu shelter yang bagus,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy seusai peresmian tempat itu, Kamis (18/2/2021).
Pasien positif Covid-19 yang melakukan isolasi di sana mendapat kamar masing-masing. Setiap kamar dilengkapi kasur dan kipas angin. Terdapat alat pengukur suhu digital yang dipasang sebelum memasuki area kamar-kamar pasien. Ada pula ruang pemeriksaan guna memastikan kondisi pasien yang menjalani isolasi di tempat tersebut selalu dalam keadaan baik.
Pengelola juga menyiapkan program keagamaan bagi para pasien. Salah satunya pengajian rutin secara daring. Harapannya, hal itu ikut meningkatkan kondisi psikologis pasien sehingga memberikan hasil positif bagi kesehatannya. Muhadjir menyebutkan, program itu bernama Pesantren Covid-19. Rasa tenang yang diberikan lewat ajaran keagamaan membantu pasien agar lebih nyaman menjalani isolasi.
”Memang, kalau orang ditenteramkan hatinya dan diberi sentuhan-sentuhan keagamaan, tingkat stres-nya bisa direndahkan. Ini penting karena kestabilan mental dan jauh dari stres itu cukup memberikan andil besar dalam menentukan pasien ini bisa sembuh atau tidak,” kata Muhadjir.
Shelter Isolasi Gose Muhammadiyah menjadi tempat isolasi kelima yang dikelola Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Empat lainnya adalah Shelter PP Aisyiyah, Shelter Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Shelter Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Shelter Universitas Ahmad Dahlan.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Muhammad Isnawan mengatakan, penambahan tempat perawatan diharapkan dapat membantu penanganan Covid-19 di daerah tersebut. Pihaknya ingin agar semua pihak ikut bergerak bersama membantu pemerintah mengatasi persoalan yang muncul di tengah wabah ini.
”Ini merupakan salah satu upaya membantu pemerintah memutus tali penularan Covid-19. Kami serius dalam melakukan segala upaya ini,” kata Isnawan.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, menyambut positif hadirnya tempat perawatan isolasi tambahan tersebut. Menurut dia, opsi isolasi bagi pasien tanpa gejala akan bertambah. Peningkatan kapasitas isolasi diyakini memudahkan perawatan bagi pasien tanpa gejala.
Di Kabupaten Bantul, terdapat empat tempat perawatan isolasi bagi pasien tanpa gejala, yakni Gedung Saemaul Sumbermulyo, Gedung Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dinas Pertanian DIY di Kecamatan Sewon, Bekas Gedung RS Patmasuri Panggungharjo, dan RS Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro. Total kapasitas keempat gedung itu sekitar 300 orang.
Selain itu, ada juga 50 desa yang menyediakan tempat perawatan isolasi di Kabupaten Bantul. Tempat tersebut juga digunakan untuk merawat pasien tanpa gejala, khususnya yang tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Satu tempat perawatan tingkat desa setidaknya dapat menyediakan 20-30 tempat tidur bagi pasien tanpa gejala.