Dua Guru SMP 10 Padang Positif Covid-19, Sekolah Tatap Muka Dihentikan
Pihak SMP 10 Padang menghentikan sementara pembelajaran tatap muka karena dua guru di sekolah itu dinyatakan positif Covid-19. Ratusan guru, pegawai, dan siswa menjalani tes usap PCR untuk memutus mata rantai penularan.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pihak SMP 10 Padang menghentikan sementara pembelajaran tatap muka karena dua guru di sekolah itu dinyatakan positif Covid-19. Ratusan guru, pegawai, dan siswa menjalani tes usap PCR untuk memutus mata rantai penularan. BPBD Padang juga menyemprot semua ruangan di sekolah dengan disinfektan.
Kepala SMP 10 Padang Dewi Anggraini di Padang, Selasa (16/2/2021), mengatakan, mulai Selasa ini, sekolah tatap muka ditiadakan karena ada dua guru positif Covid-19. Pembelajaran dilaksanakan secara daring, baik melalui grup Whatsapp maupun telekonferensi.
”Sekolah tatap muka ditiadakan mulai hari ini sampai hasil tes usap PCR (terhadap guru, pegawai, dan siswa) keluar. Pembelajaran berlangsung secara daring,” ungkap Dewi di SMP 10 Padang, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Padang, Selasa.
Dewi menjelaskan, semua guru dan pegawai sebanyak 70 orang serta siswa sebanyak 475 orang sudah menjalani tes usap PCR pada Senin (15/2). Sementara itu, sebanyak 339 siswa belum dites usap karena orangtua mereka tidak berkenan. Mereka diberi kesempatan untuk tes usap PCR, Rabu (17/2).
Menurut Dewi, kedua guru itu dinyatakan positif Covid-19 pada Senin. Mereka melakukan tes usap PCR dua hari sebelumnya. Kini, keduanya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Sekitar sepekan lalu, kata Dewi, kedua guru itu demam dan diminta pulang ke rumah. Setelah minum obat, demamnya reda. Beberapa hari kemudian, mereka demam lagi, suhunya tinggi dan tidak bisa mencium bau. ”Kami mengarahkan mereka segera tes usap. Dua hari kemudian, mereka dinyatakan positif Covid-19,” ujar Dewi.
Pada Selasa pagi, sejumlah petugas BPBD Padang mendatangi SMP 10 Padang. Mereka menyemprotkan cairan disinfektan ke semua ruangan di sekolah, mulai dari ruangan majelis guru, kelas, hingga laboratorium. Penyemprotan selesai pada Selasa tengah hari.
”Senin kemarin, kami menerima permintaan menyemprotkan disinfektan di SMP 10 Padang karena sebelumnya ada beberapa guru dinyatakan positif Covid-19. Penyemprotan ini diharapkan bisa ikut memutus penularan Covid-19,” kata Sutan Hendra, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Padang.
Kepala Dinas Pendidikan Padang Habibul Fuadi hanya menjawab singkat terkait kasus positif Covid-19 di SMP 10 Padang. ”(Tindak lanjutnya) sesuai prosedur tetap Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Protokol Kesehatan Covid-19,” kata Habibul secara tertulis, Selasa siang.
Dalam salinan SKB Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri, Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, Nomor 119/4536/SJ disebutkan, kepala dinas wajib menutup kembali satuan pendidikan yang sudah dibuka apabila ditemukan kasus konfirmasi positif di satuan pendidikan.
Saat meninjau sekolah tatap muka di SD Percobaan Padang, 4 Januari 2021, Habibul mengatakan, jika ada kasus positif Covid-19 di sekolah, tidak serta merta pembelajaran tatap muka dihentikan di semua sekolah. Pihak dinas melakukan kajian terlebih dahulu terhadap pola penularan Covid-19 di sekolah.
”Kami lihat dulu kasus dan persoalannya. Ini siswanya positif di mana, pernah ke sekolah atau tidak. Jadi, ada kajian. Kami lihat dulu polanya,” ujar Habibul.
Sekolah tatap muka di Padang untuk tingkat SD dan SMP, yang dikelola Dinas Pendidikan Padang, mulai dibuka pada 4 Januari 2021. Pembelajaran tatap muka digelar secara bergantian. Satu rombongan belajar dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok masuk kelas pada Senin-Rabu, kelompok lainnya pada Kamis-Sabtu. Kelompok yang tidak masuk kelas belajar secara daring.