Satuan Tugas Covid-19 Jawa Timur meminta 38 kabupaten/kota segera menuntaskan vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan mengingat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berakhir pada Senin, 8 Februari 2021.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Satuan Tugas Covid-19 Jawa Timur meminta 38 kabupaten/kota segera menuntaskan vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan dan sasaran khusus lainnya. Vaksinasi Sinovac buatan China diharapkan tuntas sebelum berakhirnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM pada 8 Februari 2021.
Jatim telah menerima 199.880 dosis vaksin Sinovac yang datang dalam dua gelombang, yakni Senin (4/1/2021) dan tiga pekan kemudian atau Senin, 25 Januari 2021. Jumlah vaksin yang diterima mencapai 63,2 persen dari rencana awal 316.000 dosis atau vial. Sebanyak 199.880 vial telah disalurkan ke 38 kabupaten/kota yang sedang mempercepat penyelesaian vaksinasi.
Vaksinasi telah dilaksanakan sejak Kamis (14/1). Namun, sampai dengan Selasa (2/2), belum ada kabupaten/kota di Jatim yang secara resmi mengumumkan telah menyelesaikan vaksinasi untuk tenaga kesehatan dan sasaran khusus (pejabat eksekutif, legislatif, TNI, dan Polri daerah). Surabaya, misalnya, baru sekadar mengklaim telah menyelesaikan vaksinasi untuk 31.840 tenaga kesehatan dan sasaran khusus. Ini terkait dengan vaksinasi serentak untuk 7.487 orang pada Minggu (31/1), sedangkan 25.273 orang telah disuntik vaksin Sinovac.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa amat berharap vaksinasi bisa tuntas pada pekan pertama bulan ini yang bersamaan dengan berakhirnya PPKM. Setelah tenaga kesehatan, prioritas vaksin ialah aparatur pelayanan publik pemerintah, anggota DPRD, TNI, dan Polri. Selain itu, sedang diusulkan oleh Jatim bahwa kalangan jurnalis bisa mendapat vaksinasi tahap kedua.
”Vaksinasi tahap kedua bisa dilaksanakan setelah yang tahap pertama tuntas dan kiriman vaksin telah datang lalu didistribusikan,” kata Khofifah.
Menurut laman resmi https://covid19.go.id/, Selasa ini, Indonesia kembali menerima kedatangan 10 juta dosis bahan baku plus 1 juta overfill dari Sinovac. Proses produksi vaksin akan dilanjutkan di dalam negeri oleh Bio Farma. Kedatangan itu merupakan yang keempat setelah pada kiriman pertama (1,2 juta dosis), kedua (1,8 juta dosis), dan ketiga 15 juta dosis bahan baku vaksin yang sedang dalam proses produksi di Bio Farma.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana berharap vaksin kiriman ketiga segera datang sehingga program imunisasi bisa dilanjutkan untuk tahap kedua.
”Tahap pertama sudah tuntas ketika vaksinasi serentak itu,” kata Whisnu mengklaim.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menambahkan, saat ini tim terpadu sedang mendata sasaran yang memenuhi syarat untuk vaksinasi meski kiriman belum datang. Cara ini agar imunisasi bisa berlangsung dengan cepat dan efektif.
Namun, jumlah sasaran belum dapat ditentukan karena masih perlu koordinasi dengan Satgas Jatim. Jika pendataan tuntas dalam pekan ini disertai kedatangan dan distribusi vaksin di Surabaya, imunisasi bisa dilaksanakan paling cepat pekan ketiga bulan ini. Sasaran atau penerima tidak lagi harus memegang tiket elektronik (e-tiket) seperti tenaga kesehatan tetapi cukup kartu tanda penduduk (KTP) untuk pencocokan dengan nomor induk kependudukan (NIK).
”Seperti tahap pertama, vaksinasi berikutnya diberikan dua kali dengan jeda suntikan pertama dan kedua adalah dua pekan,” kata Febria.
Terkait dengan PPKM, Satgas Jatim dan kabupaten/kota belum memiliki skema lanjutan untuk penanganan pandemi Covid-19. Situasi sedang berubah di mana lima hari terakhir, jumlah pasien yang sembuh melampaui penambahan kasus. Kondisi ini berbeda karena sebelumnya penambahan pasien baru setiap hari selalu di atas kesembuhan. Perubahan terjadi saat 17 kabupaten/kota dari 38 daerah di Jatim sedang menempuh PPKM yang akan berakhir enam hari lagi.
Setelah PPKM sebaiknya ada mekanisme lain yang ditempuh sehingga tidak terjadi gelombang kenaikan kasus di kemudian hari. (Windhu Purnomo)
Dari laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/ yang dikelola oleh Pemprov Jatim, situasi wabah atau pagebluk berubah mulai Jumat (29/1). Lima hari ini atau sampai dengan Selasa, penambahan pasien baru mencapai 4.232 orang atau rerata harian 846-847 orang. Akumulasi kesembuhan 4.859 orang atau 971-972 orang per hari. Kematian sebanyak 280 jiwa atau rerata harian 56 jiwa. Pasien dirawat berkurang dari 8.008 orang ke 7.340 orang. Akumulasi pengurangan setara 648 pasien atau setara 133 orang per hari.
Adapun daya tampung fasilitas isolasi khusus pasien Covid-19 di Jatim saat ini adalah tempat tidur isolasi ICU 775 unit, sedangkan isolasi biasa 8.036 unit atau total 8.811 unit. Dengan jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat 7.340 orang yang sebagian di antaranya isolasi mandiri di rumah atau bukan di fasilitas khusus, masih tersisa setidaknya 1.471 dipan perawatan.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan, perubahan situasi belum bisa mencerminkan wabah cenderung mereda. Penambahan kasus harian yang di atas 840 pasien jauh di atas keinginan target selama PPKM yang maksimal 700 orang.
Di sisi lain, pemeriksaan tes usap PCR baru mencapai 994.484 spesimen di mana data ini tidak mencerminkan jumlah orang. Satu orang bisa menjalani tes usap PCR beberapa kali, misalnya Khofifah yang kurun 1-29 Januari 2021 menempuh isolasi mandiri karena terjangkit Covid-19 dinyatakan negatif setelah tes kelima. Selain itu, kalangan warga yang mampu juga menempuh tes usap berulang secara mandiri untuk kepentingan kesehatan. Serupa dialami oleh kalangan pegawai swasta dan pemerintah karena menjalankan permintaan manajemen tempat kerja dengan alasan kesehatan.
”Setelah PPKM sebaiknya ada mekanisme lain yang ditempuh sehingga tidak terjadi gelombang kenaikan kasus di kemudian hari,” kata Windhu.