Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menempuh vaksinasi serentak dengan target 7.487 orang pada Minggu (31/1/2021). Jika target tercapai, vaksinasi untuk 31.840 orang tahap pertama diklaim telah tuntas.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menempuh vaksinasi serentak dengan target 7.487 orang pada Minggu (31/1/2021). Jika target tercapai, vaksinasi untuk 31.840 orang tahap pertama diklaim telah tuntas.
Menurut Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana dalam sambutan di Graha YKP, tempat pelaksanaan vaksinasi massal pada Minggu itu, penyuntikan vaksin Sinovac buatan China, juga diadakan di 63 puskesmas dan RSUD Dr Soetomo di ibu kota Jatim tersebut.
Di Graha YKP, vaksinasi untuk tenaga kesehatan yang belum disuntik diikuti oleh 4.257 tenaga kesehatan yang mendaftar. Sebanyak 3.150 tenaga kesehatan mengikuti vaksinasi di 63 puskesmas. Di RSUD Dr Soetomo, rujukan utama pasien Covid-19 di Jatim, vaksinasi untuk 80 tenaga kesehatan.
Catatan Satuan Tugas Covid-19 Kota Surabaya, jumlah sumber daya manusia kesehatan dan sasaran vaksinasi di Surabaya untuk tahap pertama mencapai 31.840 orang. Vaksinasi diberikan dua kali sehingga kebutuhan 63.630 dosis. Padahal, vaksin yang sudah diterima Surabaya 60.500 dosis.
Dari 31.840 sasaran tadi, yang telah memegang e-tiket dan disuntik vaksin sebanyak 25.273 orang. Dengan demikian, yang belum disuntik tetapi mungkin sudah mendapat e-tiket mencapai 6.567 orang. Jika target yang disebutkan Whisnu 7.487 orang tercapai pada Minggu, Surabaya berani mengklaim bahwa vaksinasi untuk 31.840 sasaran selesai pada 31 Januari 2021 meski 6.567 sasaran di antaranya baru menerima satu kali suntikan. Vaksinasi pertama dan kedua berjarak minimal 14 hari.
Whisnu mengatakan, dari pelaksanaan vaksinasi selama ini, hanya ada 30 kejadian ikutan pasca imuninasi (KIPI) atau efek samping tetapi diklaim kategori amat ringan. “Efeknya kecil sehingga tenaga kesehatan yang merasakan KIPI bisa menerima dosis kedua,” katanya.
Sulistyani, bidan, mengatakan, mengikuti program vaksinasi massal di Graha YKP karena baru mendapat e-tiket untuk penyuntikan vaksin Sinovac. “Yang baru akan divaksin memang diarahkan ke sini (Graha YKP),” katanya saat ditemui sedang antre untuk penyeleksian vaksinasi di bangunan megah di Jalan Penjaringan Sari, Medokan Ayu, Rungkut, Surabaya.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengklaim, di Indonesia, sebanyak 593.372 tenaga kesehatan telah mendapat vaksinasi. Jumlah itu setara 39,5 persen dari target pemerintah yang 1,45 juta tenaga atau SDM kesehatan. Vaksinasi akan dipercepat seperti ditempuh oleh Surabaya dengan pelaksanaan serentak atau massal. Jika percepatan bisa tercapai, 21 Februari 2021, diharapkan target vaksinasi tahap pertama untuk SDM kesehatan tuntas.
Efeknya kecil sehingga tenaga kesehatan yang merasakan KIPI bisa menerima dosis kedua (Whisnu Sakti)
“Tenaga kesehatan menjadi tulang punggung pelayanan masyarakat selama pandemi Covid-19,” kata Dante. Mereka juga berperan sebagai contoh bagi masyarakat yang sebagian masih resisten atau menolak untuk vaksinasi. Kelompok yang masih ragu atau resisten diharapkan berubah pikiran menjadi yakin bahwa vaksinasi aman. Harapan selanjutnya, masyarakat bersedia mengikuti imunisasi.
Serentak
Bersamaan dengan vaksinasi serentak, di Lapangan Markas Komando Daerah Militer V/Brawijaya di Surabaya diadakan Apel Gelar Pasukan dalam Rangka Operasi Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan di Wilayah Jawa Timur. Apel yang dipimpin oleh Panglima Kodam V/Brawijaya Mayor Jenderal Suharyanto turut dihadiri oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Nico Afinta, dan Panglima Komando Armada II Laksamana Muda I Nyoman Gede Sudihartawan.
Seusai apel, Suharyanto mengatakan, saat ini 17 kabupaten/kota di Jatim sedang menempuh tahap kedua pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM kurun 26 Januari-8 Februari 2021. Artinya, PPKM akan berakhir 8 hari lagi sehingga perlu peningkatan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan. TNI berperan Bersama Polri dan aparatur sipil negara dalam tim terpadu operasi yustisi yang selama ini sudah berjalan untuk meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam protokol kesehatan.
Khofifah yang telah selesai menjalani isolasi mandiri 29 hari karena Covid-19 mengatakan, sesuai Keputusan Gubernur Jatim Nomor 188/34/Kpts/013/2021 tentang Perpanjangan PPKM untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19, kegiatan dilaksanakan di Surabaya, Sidoarjo, Gresik (Surabaya Raya), Kota dan Kabupaten Malang, Batu (Malang Raya), Kota dan Kabupaten Madiun, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kota dan Kabupaten Blitar, Tuban, dan Pamekasan.
Dari laman resmi https://covid19.go.id/peta-risiko dan http://infocovid19.jatimprov.go.id/, Minggu, ada tujuh daerah di Jatim yang berstatus zona merah atau risiko tinggi penularan yakni Kota dan Kabupaten Madiun, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Kota dan Kabupaten Blitar. Sebanyak 21 kabupaten/kota lainnya zona jingga (oranye) atau risiko sedang penularan.
Sejak 17 Maret 2020 atau pengumuman kasus pertama di Jatim sampai saat ini, wabah atau pagebluk telah menjangkiti 111.939 orang. Sebanyak 7.844 orang masih dalam perawatan. Secara akumulasi, sebanyak 96.341 orang berhasil sembuh. Kematian sejauh ini mencapai 7.754 jiwa. Tingkat kematian 6,9 persen atau masih tinggi tetapi tingkat kesembuhan juga tinggi yakni 86 persen.
Dari 111.939 orang yang terkonfirmasi kena Covid-19, diketahui bahwa 52.789 orang di antaranya memperlihatkan gejala atau gangguan kesehatan. Yang tidak bergejala lebih banyak yakni mencapai 59.150. Selain itu, dari aspek penularan, sebanyak 69.677 orang terkena Covid-19 tanpa riwayat perjalanan. Sebanyak 32.360 orang lainnya terkena Covid-19 akibat kontak dengan pasien atau yang telah terjangkit. Cuma sebanyak 9.902 orang terjangkit karena perjalanan.