Jadi Penerima Pertama Vaksin Covid-19, Gubernur NTB Minta Masyarakat Jangan Takut dan Ragu Divaksinasi
Proses vaksinasi Covid-19 di NTB dimulai dengan pemberian vaksin untuk sejumlah tokoh termasuk Gubernur dan Wakil Gubenur NTB. Masyarakat NTB diminta untuk tidak ragu dan takut divaksin.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Sebanyak 19 tokoh termasuk Gubernur dan Wakil Gubenur mengikuti pemberian perdana vaksin Covid-19 untuk Nusa Tenggara Barat, Kamis (14/1/2021). Proses berjalan lancar dan tidak ada satu pun keluhan yang dirasakan para penerima perdana vaksin tersebut. Masyarakat Nusa Tenggara Barat diminta untuk tidak ragu dan takut divaksin.
Pantauan Kompas, pemberian perdana vaksin Covid-19 berlangsung di Gedung Graha Bhakti Praja Kantor Gubernur NTB. Acara ini disiarkan secara langsung melalui sejumlah akun media sosial milik Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi NTB.
Menjelang dimulainya vaksinasi sekitar pukul 10.00 Wita terlihat Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah tiba di Gedung Graha Bhakti Praja.
Selain itu, anggota forum koordinasi pimpinan daerah (forkompimda) juga mulai datang, seperti Kepala Kepolisian Daerah NTB Inspektur Jenderal M Iqbal, Komandan Rayon Militer 162/Wira Bhakti Brigadir Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani, dan Ketua Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB Baiq Isvie Rupaeda. Termasuk mantan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang yang mewakili tokoh masyarakat.
Sekitar pukul 10.15 Wita, proses vaksinasi dimulai. Orang pertama yang mendapatkan vaksin adalah Gubernur NTB. Proses dimulai dengan pendaftaran, kemudian pemeriksaan awal (screening), dan setelah dinyatakan siap, baru Zulkieflimansyah diberikan vaksin. Pemberian vaksin perdana dilakukan oleh empat vaksinator dari Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB.
Keteladanan atau contoh perlu dilakukan oleh para pimpinan untuk meyakinkan masyarakat yang selama ini dibombardir oleh berita-berita yang meresahkan. (Zulkieflimansyah)
Setelah mendapat vaksin, Zulkieflimansyah kemudian langsung menuju ruang pemantauan dan berada di sana selama 30 untuk melihat keluhan setelah vaksinasi. Ia kemudian disusul Wakil Gubernur NTB, anggota forkompimda, hingga perwakilan generasi milenial yang menerima vaksin perdana.
Dalam konferensi pers seusai vaksinasi, Zulkieflimansyah mengatakan, dengan vaksinasi perdana yang diberikan mulai dari Presiden, kemudian kepala daerah termasuk di NTB, masyarakat jadi lebih tenang.
”Keteladanan atau contoh perlu dilakukan oleh para pimpinan untuk meyakinkan masyarakat yang selama ini dibombardir oleh berita-berita yang meresahkan sehingga banyak keraguan, bahkan ketakutan bahwa vaksinasi akan mengakibatkan hal-hal yang negatif, berbabahaya, dan lain sebagainya,” kata Zulkieflimansyah.
Zulkieflimansyah berharap, masyarakat tidak terprovokasi oleh hoaks atau isu negatif tentang vaksin. Apalagi, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan vaksin Covid-19 (Sinovac) sudah aman digunakan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah menyatakan kehalalan vaksin tersebut.
”Mudah-mudahan, meski ada suara-suara yang meragukan, dengan berjalannya waktu, penanganan Covid-19 di daerah kita jadi lebih baik,” kata Zulkieflimansyah.
Zainul Majdi juga mengajak semua pihak untuk sama-sama menyukseskan vaksinasi Covid-19. ”Kalau vaksinasi ini berhasil, itu artinya kebaikan untuk kita semua. Tetapi, kalau tidak sukses, artinya kita akan berada dalam situasi pandemi yang berkepanjangan. Vaksinasi harus sukses sehingga Indonesia bisa segera pulih. Ekonomi juga bisa bergerak lebih baik lagi,” kata Zainul.
Tidak ada keluhan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, selain Gubernur dan Wakil Gubernur, serta anggota forkopimda, vaksinasi perdana juga diikuti perwakilan organisasi perangkat daerah, perwakilan tokoh agama, perwakilan tokoh masyarakat, organisasi profesi seperti dokter, apoteker, bidan, dan perawat, serta penggerak PKK dan generasi milenial.
Eka menambahkan, mereka mengundang 23 orang untuk mengikuti vaksinasi perdana. Tetapi, ada yang tidak bisa hadir karena tidak lolos proses pemeriksaan awal, termasuk sedang melaksanakan tugas luar daerah. Sejumlah tokoh yang tidak bisa mengikuti vaksin karena tidak lolos pemeriksaan awal tetap diminta datang untuk melihat jalannya vaksinasi.
Dalam proses vaksinasi itu juga hadir perwakilan Komisariat Daerah Kejadian Ikutan Pascaimunisasi NTB. Namun, menurut Eka, setelah divaksinasi, tidak ada kejadian ikutan atau keluhan yang dirasakan para penerima perdana vaksin.
”Alhamdulillah, terus terang saya pengin secepatnya divaksinasi. Jadi, begitu datang jadwal ini, saya sangat senang. Pada saat divaksin, ternyata memang tidak sakit. Setelah itu saya tidak merasakan apa pun sampai serkang,” kata Wakil Gubernur.
Zainul Majdi juga menyampaikan hal serupa. Menurut dia, ia tidak merasakan apa-apa. Proses vaksin sangat nyaman dan efisien. ”Jadi, saya mengajak semua (masyarakat), kalau sudah giliran (dapat vaksin), untuk segera,” kata Zainul.
Danrem Ahmad Rizal Ramdhani menambahkan, secara pribadi, ia sangat bahagia dan bangga bisa mendapat vaksin Covid-19. ”Kemarin sudah ikut pemeriksaan awal. Lalu semalam, tidur yang cukup. Alhamdulillah, suntiknya tidak terasa. Sudah selesai saja,” kata Rizal.
Mungkin ini faktor psikologis karena bangsa saya, masyarakat NTB, akan segera menuntaskan ini semua dengan pendekatan vaksin dan protokol kesehatan yang terus dijaga. (M Iqbal)
Menurut Rizal, hal paling utama adalah, setelah divaksin ia merasa lebih percaya diri. ”Itu membuat imunitas juga meningkat. Jadi, saya imbau masyarakat jangan mendengar isu-isu yang tidak benar. Buktinya, kami sehat saja, tambah semangat,” kata Rizal.
Kapolda M Iqbal menambahkan, setelah divaksinasi, ia merasa segar dan sehat. ”Mungkin ini faktor psikologis karena bangsa saya, masyarakat NTB, akan segera menuntaskan ini semua dengan pendekatan vaksin dan protokol kesehatan yang terus dijaga,” katanya.