Pernah Mengidap Covid-19, Gubernur Kepri Tidak Ikut Vaksinasi Perdana
Faktor usia dan histori penyakit menjadi penyebab Gubernur Kepulauan Riau Isdianto tidak masuk dalam daftar 27 anggota Forkopimda yang perdana disuntik vaksin.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Gubernur Kepulauan Riau Isdianto tidak termasuk dalam daftar 27 anggota forum koordinasi pimpinan daerah atau Forkopimda yang pertama divaksinasi di provinsi itu. Faktor usia dan histori penyakit menjadi penyebab ia tidak masuk dalam kriteria kelompok pertama yang harus divaksinasi.
Gubernur Kepri Isdianto, Kamis (14/1/2021), mengatakan, usianya kini sudah di atas 59 tahun, dan ia juga pernah mengidap Covid-19. Oleh karena itu, ia tidak termasuk dalam kriteria warga yang harus diutamakan dalam proses pemberian vaksin Covid-19 di Kepri.
”Jangan sampai diplesetkan bahwa saya lari (karena) tidak mau divaksinasi. Banyak warga yang lebih membutuhkan (vaksin) ini sehingga yang berumur lebih dari 59 tahun dan pernah mengidap Covid-19 tidak masuk dalam kriteria,” kata Isdianto saat membuka acara vaksinasi Covid-19 perdana di RSUD Raja Ahmad Tabib, Kota Tanjung Pinang.
Beberapa di antara 27 anggota Forkopimda yang perdana menerima vaksin adalah Sekretaris Daerah Kepri Arif Fadillah, Kepala Polda Kepri Inspektur Jenderal Aris Budiman, dan anggota Komisi II DPRD Kepri Rudi Chua. Adapun orang pertama yang divaksinasi adalah Kepala Badan Intelijen Daerah Kepri Brigadir Jenderal (Pol) Riza Celvian Gumay.
Jangan sampai diplesetkan bahwa saya lari (karena) tidak mau divaksinasi. Banyak warga yang lebih membutuhkan (vaksin) ini sehingga yang berumur lebih dari 59 tahun dan pernah mengidap Covid-19 tidak masuk dalam kriteria. (Isdianto)
Vaksin produksi Bio Farma itu harus diberikan sebanyak dua kali dengan jeda waktu paling cepat 14 hari. Setelah penyuntikan perdana ini, kondisi 27 anggota Forkopimda akan dimonitor secara intensif oleh Dinas Kesehatan dan para pimpinan RS di Kepri.
Dalam kesempatan tersebut, Isdianto juga menyatakan harapannya agar semua warga Kepri bisa segera menerima vaksin Covid-19 dalam waktu dekat. Namun, secara khusus, ia juga mengimbau, agar jangan sampai datangnya vaksin ini mengendurkan pelaksanakan protokol kesehatan.
Menurut Sekda Arif, Kepri telah menerima 25.320 dosis vaksin Sinovac dari pemerintah pusat yang dikirim dalam dua gelombang pada 5 dan 7 Januari. Adapun 19.680 dosis di antaranya telah didistribusikan ke Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang pada 13 Januari lalu. Distribusi vaksin tahap pertama itu diperuntukkan bagi sumber daya manusia yang bekerja di sektor kesehatan.
Warga di pulau
Ia menjelaskan, ada 262 fasilitas kesehatan yang bisa melakukan vaksinasi di Kepri. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi juga telah melatih 210 tenaga kesehatan sebagai pemberi vaksin.
”Nanti akan ditambah lagi menjadi 650 vaksinator untuk memvaksinasi warga di pulau-pulau yang susah diakses,” ujarnya.
Hingga 14 Januari 2021 terdapat 7.528 kasus positif di Kepri. Sebagian besar, 5.344 kasus positif, terdapat di Kota Batam. Sebanyak 570 kasus positif di Batam merupakan kasus aktif, dan sejumlah 213 pasien di antaranya memerlukan perawatan di rumah sakit.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan, Batam mendapat jatah 11.120 dosis vaksin Covid-19 untuk tenaga kesehatan. Pada Jumat (15/1/2020), sebanyak 20 anggota Forkopimda Batam akan menjadi yang pertama divaksinasi.
”Kami bermaksud meyakinkan warga agar jangan lagi khawatir terhadap vaksin. Vaksin ini diberikan oleh negara untuk melindungi warganya agar tidak terus-menerus diliputi kecemasan selama pandemi,” ujar Amsakar.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, untuk tahap awal ini, terdapat 5.900 tenaga kesehatan yang harus segera divaksinasi di Batam. Vaksinasi tersebut akan dilakukan oleh 115 faskes kepada masing-masing pegawai mereka.