Beberapa Kabupaten di NTT Belum Memiliki ”Cold Chain” Penyimpan Vaksin Covid-19
Sejumlah Kabupaten di Nusa Tenggara Timur didesak segera memiliki ”cold chain”, tempat penyimpan vaksin Covid-19 Sinovac.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Sejumlah Kabupaten di Nusa Tenggara Timur didesak segera memiliki cold chain, tempat penyimpan vaksin Covid-19 Sinovac. Jika tempat itu sudah tersedia di gudang farmasi dinas kesehatan setempat, vaksin Covid-19 segera didistribusikan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) Benediktus Polo Maing, seusai mendapatkan vaksinasi Covid-19 perdana sekaligus membuka kegiatan vaksin massal simbolis tingkat provinsi di Kupang, Kamis (14/1/2021), mengatakan, setelah peluncuran vaksin perdana tingkat provinsi, akan dilanjutkan vaksinasi terhadap para tenaga kesehatan. Pemerintah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang akan memberikan vaksin kepada tenaga kesehatan, Sabtu (16/1/2021).
”Sekitar 6.600 tenaga kesehatan dan pegawai bidang kesehatan akan mendapatkan vaksin itu di puskesmas dan rumah sakit masing-masing di dua daerah itu. Setelah itu, selama 14 hari kemudian mereka akan mendapatkan vaksin tahap kedua. Dengan demikian, vaksin yang ada di gudang farmasi Pemprov NTT dikhususkan untuk dua daerah ini dulu karena jumlah vaksin yang tersedia atau dikirim tahap pertama sebanyak 13.200 dosis,” kata Polo Maing.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur terkonfirmasi Positif Covid-19. Peluncuran vaksin Covid-19 di NTT dipimpin Sekda Ben Polo Maing. Dalam vaksinasi perdana ini, sebanyak 10 orang diberi vaksin. Mereka adalah pimpinan atau perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Antardaerah di NTT.
Dari total 21 kabupaten/kota yang ada di wilayah NTT, masih ada beberapa kabupaten yang belum memiliki cold chain di gudang farmasi milik dinas kesehatan setempat. Sebagian juga belum didukung sarana prasarana lain. Vaksin Covid-19 yang datang tahap kedua dari Jakarta didistribusikan ke kabupaten yang sudah memiliki cold chain.
Alat cold chain ini mutlak dimiliki semua kabupaten/kota karena sebagai syarat utama untuk menyimpan vaksin. Suhu yang diperlukan untuk menyimpan vaksin ini2-8 derajat celsius.
Tidak ada alasan bagi kabupaten untuk tidak menyediakan cold chain tersebut. Setiap gudang farmasi pasti memiliki alat-alat itu, jauh sebelum pandemi Covid-19. Tetapi, paling penting adalah perhatian terhadap suhu yang ada di dalam cold chain bagi vaksin Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan NTT dr Messerasi Ataupah enggan menyebut berapa angka pasti kabupaten yang belum memiliki cold chain atau rantai dingin itu. Tetapi, yang jelas, ada beberapa kabupaten belum siap. ”Tidak perlu sebut jumlahnya dan nama kabupatennya. Mereka sudah tahu itu,” katanya.
Pekan depan, vaksin tahap kedua akan dikirim dari Jakarta ke Kupang. Vaksin itu segera didistribusikan ke kabupaten yang sudah siap menerima dan menyimpan sesuai standar, yakni suhu cold chain tidak boleh kurang atau lebih dari dua derajat celsius. Jika tidak sesuai standar suhu yang ada, vaksin akan rusak.
Pemprov mendesak agar cold chain ini segera mungkin diadakan. Tidak ada alasan untuk tidak memiliki ini karena keberadaan alat ini sebagai syarat untuk pengiriman vaksin. Kesehatan masyarakat di atas segala-galanya.
Jumlah seluruh tenaga kesehatan yang akan divaksin sebanyak 32.000 tersebar di 21 kabupaten/kota. Sementara masyarakat NTT yang akan divaksin sekitar 3,7 juta. Namun, mereka harus melalui tahapan-tahapan awal, seperti pemeriksaan riwayat penyakit yang bersangkutan, tekanan darah, ataupun gula darah. Mereka yang tidak berhalangan dengan gangguan kesehatan lain dianjurkan menerima vaksin itu.
Messerasi mengatakan, lonjakan kasus terus meningkat sehingga semua kabupaten/kota memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini dengan segera mungkin memberikan vaksin kepada masyarakat.
Satgas Covid-19 di 21 kabupaten/kota juga diminta agar menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Mereka yang melanggar protokol kesehatan harus ditindak tegas.
”Masyarakat NTT agar meluangkan waktu menjalani vaksinasi tersebut. Vaksin ini sebagai jalan untuk terhindar dari Covid-19 dan menghidupkan ekonomi warga. Vaksin ini aman. Jangan ragu. Bapak Presiden sendiri sudah divaksin dengan vaksin yang sama,” kata Messerasi.
Meski sudah mendapat vaksin, orang bersangkutan tetap menjalankan protokol kesehatan. Ini untuk menjaga kemungkinan menularkan atau tertular Covid-19, sekaligus sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat yang belum mendapatkan vaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Sikka Petrus Herlemus mengatakan, Sikka sudah siap menerima vaksin. ”Cold chain itu sudah ada. Kami tunggu vaksin datang saja, dan petunjuk lanjutan dari pemprov. Kami akan ikuti setiap tahapan yang ditentukan,” kata Petrus.