Tim auditor Majelis Ulama Indonesia menuntaskan audit lapangan vaksin Covid-19 produksi Sinovac.
Oleh
tatang mulyana sinaga
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Tim auditor Majelis Ulama Indonesia menuntaskan audit lapangan vaksin Covid-19 produksi Sinovac. Audit dilakukan di perusahaan Sinovac di Beijing, China, dan di Bio Farma di Kota Bandung, Jawa Barat.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa dan Urusan Halal Asrorun Niam Sholeh menyebutkan, pihaknya telah menerima dokumen yang dibutuhkan oleh tim auditor guna menuntaskan kajian itu. Dokumen diterima dari Sinovac melalui surat elektronik, Selasa (5/1/2021) pukul 14.30. Dalam tahap pertama, tim auditor akan merampungkan kajiannya dan dilaporkan ke Sidang Komisi Fatwa MUI.
”Komisi Fatwa akan melaksanakan sidang pleno komisi untuk membahas aspek syari setelah menerima laporan, penjelasan, dan pendalaman dengan tim auditor,” ujarnya pada Selasa, melalui keterangan tertulis.
Sebelumnya, Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan PT Bio Farma Iwan Setiawan mengatakan, vaksin Covid-19 saat ini dalam proses kajian aspek kehalalannya oleh Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan dan Kosmetika MUI. Kajian digunakan untuk mendapat fatwa ulama Indonesia dan sertifikasi oleh badan penyelenggara jaminan produk halal.
PT Bio Farma telah mendistribusikan 714.240 dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, ke sejumlah provinsi. Namun, penggunaan vaksin ini masih menunggu izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Pendistribusian vaksin dilakukan bertahap. Sejumlah 401.240 dosis dikirim ke 14 provinsi, Minggu (3/1). Selain itu, 313.000 dosis dikirim ke 18 provinsi, Senin (4/1). Pengiriman ke Sulawesi Barat dijadwalkan Selasa (5/1) dan pendistribusian di Jabar dilakukan Rabu (6/1).
”Meski vaksin sudah didistribusikan, vaksinasi menunggu izin penggunaan darurat atau EUA dari BPOM,” ujar Bambang.