Perolehan Suara Gibran-Teguh di Pilkada Solo Tak Capai Target
Pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa diprediksi memenangi pilkada dengan perolehan suara lebih dari 85 persen. Namun, tim pemenangan Gibran-Teguh menyebut perolehan suara itu tidak mencapai target.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SOLO, KOMPAS — Hasil hitung cepat Pemilihan Kepala Daerah Kota Solo menunjukkan pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa diprediksi memenangi pilkada dengan perolehan suara lebih dari 85 persen. Namun, tim pemenangan Gibran-Teguh menyebut perolehan suara itu tidak mencapai target yang sudah ditetapkan, yakni 90 persen.
Berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan tim pemenangan Gibran-Teguh, hingga Rabu (9/12/2020) pukul 17.38 WIB, pasangan tersebut memperoleh 85,14 persen suara. Sementara itu, satu pasangan lain, yakni Bagyo Wahyono-FX Suparjo, mendapat 14,86 persen suara.
Hasil tersebut diperoleh berdasarkan penghitungan suara di 954 tempat pemungutan suara (TPS). Jumlah TPS yang penghitungan suaranya sudah masuk itu mencakup sekitar 77 persen dari total 1.231 TPS di Solo. Adapun jumlah suara yang sudah masuk mencapai 206.204 suara.
Ketua Tim Pemenangan Gibran-Teguh, Putut Gunawan, mengatakan, hasil hitung cepat yang dilakukan oleh timnya itu diperkirakan tidak berbeda jauh dengan hasil penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini karena data yang masuk dalam proses hitung cepat itu sudah mencakup lebih dari 60 persen.
”Hasil ini kira-kira tidak akan banyak bergeser. Biasanya kalau sudah lebih dari 60 persen data masuk, pergeserannya sudah tidak signifikan,” ujar Putut dalam konferensi pers di Kantor Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Solo, Rabu sore.
Meski pasangan Gibran-Teguh diperkirakan memperoleh 85 persen suara, menurut Putut, perolehan suara itu lebih kecil daripada target yang sudah ditetapkan. Dia menyebut, tim pemenangan sebenarnya menargetkan pasangan Gibran-Teguh bisa memperoleh 90 persen suara. ”Secara normatif, target kami 90 persen. Tetapi, rupanya ada kondisi-kondisi di luar jangkauan kami,” ujarnya.
Putut menilai hasil perolehan suara di bawah target itu terjadi, antara lain, karena partisipasi masyarakat yang menurun dalam pilkada. Salah satu faktor yang diduga memicu turunnya tingkat partisipasi pemilih itu adalah adanya pandemi Covid-19.
Putut menuturkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Solo kali ini diperkirakan hanya sekitar 65 persen. ”Persoalan pandemi dan turunnya partisipasi masyarakat memengaruhi capaian perolehan suara,” ungkapnya.
Selain oleh PDI-P, pasangan Gibran-Teguh didukung oleh sejumlah partai politik lain yang memiliki kursi di DPRD Solo, yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra, dan Partai Solidaritas Indonesia. Pasangan itu juga didukung parpol yang tidak memiliki kursi di DPRD Solo, misalnya Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Nasdem.
Penghitungan resmi
Sementara itu, Gibran menyatakan, dirinya masih akan menunggu hasil penghitungan suara yang resmi dari KPU. Meski begitu, Gibran menyebut, dirinya dan Teguh juga akan berkomunikasi dengan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo untuk membicarakan proses transisi pemerintahan.
”Yang jelas kami tunggu dulu penghitungan suara yang resmi dari KPU. Dalam waktu dekat ini mungkin saya dan Pak Teguh akan melakukan komunikasi yang intensif, melakukan sinergi dan sinkronisasi dengan Pak Rudy dan Pak Purnomo agar proses transisi ini berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Selain itu, Gibran menyebut, dirinya tetap akan turun ke masyarakat untuk melakukan kegiatan kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan itu, antara lain, berupa pembagian masker, vitamin, dan barang-barang lain yang dibutuhkan masyarakat untuk menghadapi pandemi Covid-19.
Gibran menuturkan, secara umum, proses pemungutan dalam Pilkada Solo telah berlangsung dengan baik dan aman. Dia juga menilai warga Solo cukup antusias datang ke TPS untuk memberikan suaranya.
”Jadi, saya sangat berterima kasih kepada jajaran KPU, Bawaslu, TNI, dan Polri sehingga pilkada di solo berlangsung dengan aman. Masalah angka-angka (perolehan suara), nanti akan kami evaluasi. Yang penting, pilkada ini berlangsung secara aman,” tutur Gibran.
Meski begitu, Gibran mengakui, pilkada kali ini memang digelar dalam suasana yang tidak seperti biasanya. Sebab, pilkada digelar di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, partisipasi publik mengikuti pilkada juga sedikit menurun.
”Apa pun itu, ini pilkada yang tidak seperti biasanya. Kita menggelar pilkada di tengah pandemi, otomatis partisipasi publik untuk datang ke TPS pasti akan sedikit menurun,” kata putra sulung Presiden Joko Widodo itu.
Sementara itu, pasangan Bagyo Wahyono-FX Suparjo atau biasa disebut Bajo menyatakan legawa atau menerima hasil Pilkada Solo. Meski begitu, pasangan yang maju dari jalur perseorangan itu juga akan terus mengawal hasil penghitungan suara hingga selesai. ”Sekalipun kalah, kami legawa saja karena ini, kan, kontestasi,” ujar Bagyo.
Bagyo mengatakan, selanjutnya pasangan Bajo dan para pendukungnya akan aktif mengawasi kinerja Gibran dan Teguh sebagai pemimpin di Solo. Dia juga mengingatkan, pasangan Gibran-Teguh akan menghadapi tantangan yang tak mudah saat memimpin Solo ke depan.
”Bajo sebagai pejuang rakyat akan mengkritisi dan mengawal pemerintahan Mas Gibran dan Pak Teguh. Ini, kan, kondisi masyarakat sudah semakin terpuruk dengan adanya virus korona,” ungkap Bagyo.