Kecemasan mengiringi pemungutan suara pilkada serentak, Rabu (9/12/2020), meski ada jaminan penerapan protokol kesehatan secara ketat untuk menekan potensi penularan Covid-19.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kecemasan mengiringi pemungutan suara pilkada serentak, Rabu (9/12/2020), meski ada jaminan penerapan protokol kesehatan secara ketat untuk menekan potensi penularan Covid-19.
Kekhawatiran itu terkait wabah Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) yang tidak kunjung mereda sejak penyebaran pada Maret 2020. Di Jawa Timur, peningkatan kasus harian masih tinggi. Bahkan, delapan hari terakhir, penambahan mencapai 4.189 pasien Covid-19 dalam kisaran 430-564 kasus baru per hari, yang berarti lebih buruk daripada November. Berturut-turut dalam kurun 1-8 Desember 2020, penambahan kasus harian ialah 430, 460, 564, 564, 539, 545, 545, dan 542 kasus.
Secara akumulatif, pagebluk telah menjangkiti 66.099 jiwa warga Jatim. Wabah mengakibatkan kematian 4.667 jiwa. Sebanyak 57.739 orang berhasil sembuh. Masih ada 3.693 pasien Covid-19 yang dirawat. Tingkat kematian atau fatalitas sebesar 7 persen, sedangkan kesembuhan 87 persen.
Pandemi Covid-19 menguji sejauh mana kita mampu menyelenggarakan kontestasi dengan adil, jujur, dan bermartabat.
Situasi persentase kematian dan kesembuhan itu nyaris tidak membaik dalam tiga bulan terakhir, yakni fatalitas belum bisa di bawah 7 persen dan kesembuhan tak tembus 90 persen. Padahal, menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), fatalitas harus di bawah 4 persen.
Di Jatim, pilkada serentak untuk menghasilkan pasangan wali kota-wakil wali kota di Surabaya, Pasuruan, dan Blitar. Selanjutnya, kontestasi untuk melahirkan pasangan bupati-wakil bupati di Sumenep, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Tuban, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Kediri, Blitar, Malang, Situbondo, Jember, dan Banyuwangi.
Untuk situasi wabah terkini dibandingkan dengan kemarin, penambahan kasus harian tertinggi dari Selasa ke Rabu terjadi di Banyuwangi (80 pasien), Jember (39 pasien), Surabaya (37 pasien), Tuban (29 pasien), Kota Probolinggo (26 pasien), Pacitan (25 pasien), Kota Malang (24 pasien), Situbondo (22 pasien), dan Lumajang (21 pasien).
Dari catatan ini, penambahan kasus harian tertinggi terjadi di 6 dari 19 kabupaten/kota yang akan melaksanakan pemungutan suara, yakni Banyuwangi, Jember, Surabaya, Tuban, Pacitan, dan Situbondo. Di 13 daerah lain, penambahan kasus harian di bawah 20 pasien dengan kondisi terendah Ponorogo (5 pasien).
Secara ketat
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim Choirul Anam mengatakan, distribusi logistik untuk pemungutan suara sudah 100 persen. KPU juga menjamin pemungutan suara menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat.
Ada sebanyak 18.615.191 orang yang tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT) dan diharapkan menggunakan hak politik dalam pemungutan suara untuk memilih pasangan kandidat idaman.
Choirul mengatakan, lebih dari 470.000 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang melayani pemilih di TPS telah menjalani tes cepat untuk deteksi Covid-19. Sebanyak 15.000 orang reaktif dan telah diperintahkan untuk isolasi, tes cepat ulang, bahkan tes usap. Yang positif Covid-19 dilarang bertugas.
KPU telah menyetujui penggantian atau pemindahan KPPS. Pemindahan KPPS dilakukan antar-TPS terdekat. Situasi ini ditempuh terkait kedaruratan, yakni TPS kehilangan lebih dari dua anggota KPPS karena berhalangan akibat terpapar Covid-19. Kekurangan KPPS diambil dari TPS terdekat yang tidak kehilangan anggotanya.
”Pandemi Covid-19 menguji sejauh mana kita mampu menyelenggarakan kontestasi dengan adil, jujur, dan bermartabat,” kata Choirul.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jatim Mohammad Amin mengatakan, selain protokol kesehatan, potensi pelanggaran atau kecurangan tetap menjadi perhatian utama dalam pengawasan.
Kesuksesan pilkada serentak juga menjadi perhatian Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Nico Afinta, dan Panglima Kodam V/Brawijaya Mayor Jenderal Suharyanto. Mereka mengimbau masyarakat untuk tetap mau menggunakan hak politik meski suasana pemungutan suara dilingkupi kecemasan karena situasi wabah Covid-19.
Nico dan Suharyanto mengatakan, sekitar 121.400 personel Polri, TNI, dan perlindungan masyarakat (linmas) ditugaskan untuk mengamankan pelaksanaan pemungutan suara di 48.607 TPS. Polri menurunkan 15.700 anggota, TNI menerjunkan 5.700 personel, dan linmas mengerahkan 100.000 anggota. Selain untuk pengamanan, para petugas ini juga diminta untuk mengingatkan pemilih yang datang untuk mematuhi protokol kesehatan.