Pengganti 23 Petugas Pilkada Balikpapan Positif Covid-19 Sudah Siap
Sebanyak 23 orang petugas Pilkada 2020 di Balikpapan terkonfirmasi positif Covid-19. Petugas teknis di tempat pemungutan suara yang berkontak langsung dengan pemilih segera diganti dan diberi pelatihan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Sebanyak 23 petugas Pilkada 2020 di Balikpapan, Kalimantan Timur, terkonfirmasi positif Covid-19. Petugas teknis di tempat pemungutan suara yang berkontak langsung dengan pemilih segera diganti dan diberi pelatihan.
Petugas itu terdiri dari anggota perlindungan masyarakat, pengawas tempat pemungutan suara (TPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Para petugas itu menjalani tes usap pada 1-4 Desember setelah menjalani dua kali tes cepat.
Petugas yang positif sudah mengundurkan diri dan diganti dengan petugas baru. Seluruh anggota pengganti sudah diberikan bimbingan teknis susulan. (Noor Thoha)
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Balikpapan Noor Thoha mengatakan, 11 orang di antara 23 orang tersebut merupakan petugas KPPS. Mereka tersebar di sejumlah TPS di Balikpapan. Thoha mengatakan, petugas KPPS tersebut harus diganti karena ketika pemilihan masih dalam masa isolasi.
”Petugas yang positif sudah mengundurkan diri dan diganti dengan petugas baru. Seluruh anggota pengganti sudah diberikan bimbingan teknis susulan,” ujar Thoha di Balikpapan ketika dihubungi, Senin (7/12/2020).
Ia mengatakan, pelatihan bagi petugas pengganti di KPPS tidak menemui kesulitan. Sebab, di setiap TPS terdapat tujuh petugas. Menurut data yang dihimpun KPU Balikpapan, dalam satu KPPS, paling banyak ditemui dua orang yang positif Covid-19. Para petugas pengganti dinilai masih bisa menyesuaikan diri menjelang beberapa hari pemilihan dengan tugas yang diemban.
”Pelatihan untuk petugas pengganti itu sehari selesai. Kami juga ada tutorial dalam bentuk video serta dalam bentuk buku panduan. Tugas mereka juga spesifik, seperti menjaga presensi, menjaga tinta, dan membagikan surat suara. Jadi, tidak berat untuk disiapkan di waktu yang sempit,” ujar Thoha.
Komisioner KPU positif
Selain petugas KPPS, terdapat seorang Komisioner KPU Balikpapan divisi teknis yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi. Meski demikian, tugasnya dinilai masih bisa dikoordinasikan jarak jauh.
Thoha mengatakan, koordinasi dan rapat masih bisa diikuti komisioner tersebut secara daring. Ia juga memastikan sampai H-3 pemilihan, seluruh kelengkapan alat pelindung diri petugas KPPS sudah terdistribusi ke petugas di empat kecamatan. Adapun dua kecamatan lainnya masih didistribusikan dan dilengkapi kekurangannya.
Ketua Satuan Tugas Covid-19 Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, seluruh petugas di pilkada yang terkonfirmasi positif sudah dilakukan perluasan pelacakan kontak erat. Itu diharapkan mengurangi risiko adanya kluster pilkada di tengah kasus yang masih fluktuatif di Balikpapan.
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan mencatat, total kasus Covid-19 di Balikpapan berjumlah 4.629 pada Minggu (11/7/2020), bertambah 26 kasus baru dari hari sebelumnya. Hingga Senin (12/7/2020), terdapat 118 pasien dirawat di rumah sakit, 208 isolasi mandiri, 4.068 sembuh, dan 235 pasien meninggal.
Bawaslu RI mencatat, Balikpapan masuk sebagai salah satu wilayah dengan kerawanan penolakan pilkada karena Covid-19. Selain karena kasus yang belum bisa dikendalikan, Balikpapan tercatat sebagai wilayah dengan kasus Covid-19 terbanyak di Kaltim.
”Kami sudah berkoordinasi dengan KPU dan Bawaslu. Semua fasilitas tempat pemungutan suara dipastikan menjalankan protokol kesehatan ketat. Pemilih tidak boleh bawa anak-anak, harus memakai masker, dan tidak mengantre terlalu banyak di TPS,” ujar Rizal.
Sejumlah pemilih juga sudah mengetahui apa yang harus disiapkan sebelum berangkat ke TPS. Mereka tidak khawatir untuk pergi memilih ke TPS pada 9 Desember. La Udin (20), warga Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan, yakin bisa menjalankan protokol kesehatan di TPS.
”Sosialisasi sudah saya dapat dari media sosial dan surat undangan memilih. Setidaknya, saya pakai masker dan tidak menyentuh apapun secara langsung di TPS. Di TPS juga nanti akan disediakan sarung tangan ketika mencoblos surat suara,” ujar Udin.
Sebelumnya, Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Timur Swandari Paramita mengimbau warga untuk menyiapkan diri sebelum berangkat ke TPS. Selain surat suara, pemilih diharapkan juga tidak menyentuh benda-benda lain di TPS. Ia pun mengimbau warga untuk membersihkan badan setelah mengunjungi TPS sebelum bercengkerama dengan keluarga.
”Saat ini, Indonesia masih dalam kondisi menuju puncak pandemi Covid-19. Sebab, penambahan kasus harian di Kaltim dan nasional masih fluktuatif. Sebelum vaksin SARS-CoV-2 ditemukan, penerapan protokol kesehatan yang ketat diperlukan,” kata Swandari.