logo Kompas.id
NusantaraDalam Ricuh, Bandung Kembali...
Iklan

Dalam Ricuh, Bandung Kembali ke Zaman Batu

Aksi pelemparan batu, pembakaran, dan pukul-memukul jadi hal yang kerap dijumpai dalam kericuhan saat unjuk rasa di antara dua kubu. Kekerasan menjadi santapan yang membuat dilema, apakah dibiarkan atau direkam saksama.

Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
· 10 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/uQaZV8dueXet063YtheTgtUi80A=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F0e3b45b1-c385-4d33-8c7f-a79e68e2cdb7_jpg.jpg
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Sebagian massa unjuk rasa mulai memprovokasi di sepanjang Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (8/10/2020). Aksi unjuk rasa tersebut berisi protes terkait RUU Cipta Kerja.

Setiap meliput aksi kerusuhan dalam unjuk rasa, terkadang tidak hanya lapangan saja yang menjadi arena pertempuran. Dalam diri saya, bentrokan pun terjadi antardua pihak, yaitu perasaan ingin merekam semua kekerasan atau mencari aman agar tidak menjadi sasaran bogem mentah.

Setidaknya bentrokan itu pun masih ada hingga saya menuliskan ini, Sabtu (10/10/2020). Kerusuhan dalam diri ini terjadi lebih lama dari rentetan aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh yang melanda Kota Bandung selama lebih kurang tiga hari.

Editor:
Emilius Caesar Alexey
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000