Koalisi Gemuk Berhadapan dengan Koalisi Ramping di Pilgub Sulteng
Dua pasangan calon untuk Pemilihan Gubernur-Waki Gubernur Sulteng mendaftar di KPU Sulteng, Sabtu (5/92020). Pendaftaran diwarnai abainya penerapan protokol pencegahan Covid-19 oleh para pendukung pasangan calon.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Pertarungan Pemilihan Kepala Daerah Sulawesi Tengah 2020 hanya akan diikuti dua pasangan calon. Pertarungan antara koalisi gemuk dan koalisi ramping ini diperkirakan terjadi sengit.
Pasangan pertama adalah Rusdy Mastura-Ma’mun Ami. Keduanya datang ke kantor KPU pada Sabtu (5/9/2020) mulai pukul 11.30 hingga 14.30 Wita. Sementara pasangan kedua adalah Hidayat Lamakarate-Bartholomeus Tandigala mulai pukul 14.30 hingga 16.30 Wita. Turut bersama Hidayat-Bartholomues adalah Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Ketua DPD Gerindra Sulteng. Pendaftaran kedua paslon diterima KPU Sulteng.
Pasangan Rusdy-Ma’mun didukung koalisi gemuk. Keduanya didukung 10 partai politik dan sembilan di antaranya memiliki kursi di DPRD Sulteng. Koalisi itu total menguasai 33 kursi dari total 45 kursi di DPRD Sulteng. Sosok Rusdy dikenal warga Sulteng sebagai mantan wali kota Palu.
Parpol pengusung adalah Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Hanura, PKS, PPP, dan PKB. Selain itu, ada juga Partai Garuda, PAN, dan Partai Demokrat. Tiga partai terakhir baru menentukan dukungan pada Jumat (4/9/2020) malam. Mereka belum hadir saat pasangan itu mendeklarasikan diri maju dalam Pilkada Sulteng 2020, sehari sebelumnya.
”Sebanyak 10 partai yang berkoalisi insya Allah memenangkan pasangan Rusdy-Ma’mun, tentu bersama dengan pemilih,” kata Ketua Tim Pemenangan Koalisi Rusdy-Ma’mun, Nila Sari Lawira, yang juga Ketua DPRD Sulteng di Palu, Sabtu.
Sementara itu, Hidayat-Bartholomeus didukung koalisi ramping, Partai Gerindra dan PDI-P, yang memiliki total 12 kursi di DPRD Sulteng. Ada juga dukungan lima parpol tanpa kursi, seperti PSI, Partai Berkarya, PBB, PKPI, serta Partai Gelora.
Hidayat menyatakan, jumlah partai atau kursi tak lagi menjadi soal begitu memenuhi syarat untuk pendaftaran sebagai calon. ”Kita akan bekerja. Yang memilih nanti, rakyat. Yang menentukan itu, bagaimana koalisi rakyat itu memilihnya siapa,” ujar mantan Sekretaris Daerah Sulteng ini.
Meskipun hanya diusung PDI-P dan Gerindra ditambah lima partai pendukung, Hidayat optimistis koalisi jaringan relawan dan rakyat bekerja sehingga bisa meraih suara terbanyak nantinya.
Soal protokol kesehatan
Hingga hari kedua pendaftaran calon pilkada di enam kabupaten/kota ditambah provinsi, KPU dan Bawaslu Sulteng memastikan tak ada masalah dan dugaan pelanggaran. Semua proses berjalan lancar.
Akan tetapi, berdasarkan pantauan, imbauan meminimalkan kerumunan tidak dipatuhi. Pendukung kedua pasangan calon berkerumun di jalan depan kantor KPU. Mereka tak menjaga jarak satu sama lain.
Bahkan, pendaftaran pasangan Hidayat-Bartholomeus diramaikan dentuman musik dari mobil pikap. Pendukung pasangan itu bergoyang seirama lagu yang diputar. Mereka juga menggelar dero,tarian membentuk lingkaran dengan berpegangan tangan.
Terkait hal itu, Ketua KPU Sulteng Tanwir Lamaming menyatakan, pihaknya sudah menginformasikan pendaftaran dengan penerapan pencegahan Covid-19. Hal itu ditaati dengan pembatasan jumlah yang masuk ke ruangan pendaftaran, keharusan mengenakan masker, dan pengaturan tempat duduk dengan menghitung jarak minimal 1 mater di ruang pendaftaran.
”Kalau ada yang keluar dari itu (penerapan protokol) itu urusan mereka. Yang terpenting bukan di kantor KPU. Hal-hal di luar lingkungan kami, tanggung jawab mereka (pasangan calon),” katanya.
Alasan senada disampaikan anggota Bawaslu Sulteng, Sutarmin Ahmad. Dia menilai dari gerbang hingga ke ruang pendaftaran penerapan protokol pencegahan sudah dilakukan.