Temanggung bersiap lakukan pembelajaran tatap muka. Kegiatan pembelajaran dihadiri sepertiga dari jumlah total siswa, dengan jam pelajaran yang dipersingkat dari biasanya saat kondisi normal.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, bersiap melakukan pembelajaran tatap muka di tingkat SD dan SMP. Hal ini dilatari status Kabupaten Temanggung yang telah masuk kategori zona kuning (risiko rendah) dalam penyebaran Covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Temanggung Suyono mengatakan, pihaknya segera memberikan sosialisasi, mengecek kesiapan sekolah, serta melakukan simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah. ”Jika sekolah sudah siap dan sudah melakukan simulasi, kami pun berharap pembelajaran tatap muka bisa segera dimulai September ini,” ujarnya, Kamis (3/9/2020).
Dalam pelaksanaannya nanti, pembelajaran tatap muka hanya akan diikuti oleh sepertiga siswa. Dalam satu kelas juga hanya diisi separuh dari kapasitas. Aktivitas pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan selama tiga hari dan tiga hari sisanya siswa akan tetap mengikuti pembelajaran secara daring.
Untuk SD, kelas I, II, dan III dijadwalkan melakukan aktivitas belajar pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Adapun kelas IV-VI akan mengikuti pembelajaran di sekolah pada Selasa, Kamis, dan Jumat.
Mekanisme sedikit berbeda diterapkan pada SMP, dengan pembelajaran di sekolah hanya berlangsung selama dua hari dan empat hari lainnya siswa akan tetap belajar di rumah. Kelas IX dijadwalkan belajar di sekolah pada Senin dan Kamis, kelas VIII dijadwalkan pada Selasa dan Jumat, sedangkan kelas VII dijadwalkan pada Rabu dan Sabtu.
Pada kegiatan pembelajaran di kelas ini, jarak antarsiswa yang semula hanya 0,5 meter kini ditambah menjadi 1,5 meter. Selain itu, durasi 1 jam pelajaran yang sebelumnya diatur 40 menit kini dipersingkat menjadi 20 menit saja.
Kegiatan pembelajaran, termasuk perilaku para siswa, akan terus diawasi dan dipantau oleh guru-guru dan dinas. Para guru juga terus diminta aktif mengawasi dan mengingatkan siswa untuk tidak berkerumun, bergerombol, dan selalu rajin mencuci tangan dan memakai masker.
Sejauh ini, menurut Suyono, banyak wali murid dan siswa sendiri sudah jenuh dengan sistem pembelajaran jarak jauh dan ingin segera kembali melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Hal ini diketahui dari dari survei yang dilakukan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Temanggung, beberapa waktu lalu. Di 434 SD negeri dan swasta di Kabupaten Temanggung, 91 persen wali murid menyatakan setuju dengan pembelajaran tatap muka dan 9 persen lainnya menolak.
Sementara itu, di 76 SMP negeri dan swasta, 85 persen wali murid menyatakan setuju dengan pembelajaran tatap muka, 10 persen tidak setuju, dan 5 persen sisanya abstain.
Sekalipun keinginan untuk kembali bersekolah sudah sangat kuat, Suyono meminta agar kegiatan pembelajaran di sekolah ini benar-benar didukung semua pihak, terutama para orangtua murid. ”Jangan sampai pembukaan pembelajaran tatap muka justru menimbulkan munculnya kluster baru di sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 2 Temanggung Pasir mengatakan, sejak Juli lalu, pihaknya sudah mempersiapkan sarana prasarana pendukung pelaksanaan protokol kesehatan. Ini mencakup wastafel, pengukur suhu tubuh, dan masker bagi siswa.
Terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini, Pasir mengatakan, pihaknya sedang berupaya mempersiapkan kurikulum dan materi yang akan disampaikan pada siswa. ”Karena lama jam pelajaran dikurangi, kami pun harus berupaya bagaimana agar materi bisa disampaikan secara singkat, tetapi tetap dipahami murid,” ujarnya.
Demi memastikan agar kondisi siswa tetap aman dari risiko penularan, dia pun sejak lama sudah berkomunikasi dengan wali murid dan meminta mereka untuk tidak membiarkan siswa berangkat dan pulang dengan menggunakan kendaraan umum.
”Kami meminta agar dalam perjalanan rumah-sekolah, para wali murid sebisa mungkin mengantar dan menjemput anak-anaknya sendiri,” ujarnya.