Sekolah di Lampung Bersiap Lakukan Pembelajaran Tatap Muka
Sekolah di zona kuning di Lampung diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka. Meski begitu, pihak sekolah perlu mempertimbangkan pendapat komite sekolah, orangtua, dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS – Sekolah di zona kuning di Lampung diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka. Meski begitu, pihak sekolah perlu mempertimbangkan pendapat komite sekolah, orangtua, dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Lampung Sulpakar menuturkan, pihaknya sudah mengadakan rapat untuk membahas persiapan pembelajaran tatap muka di wilayah zona kuning di Lampung. Hal itu menyusul adanya kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengizinkan pembukaan sekolah di zona kuning.
“Pembelajaran tatap muka di zona kuning di Lampung dalam waktu dekat akan dilakukan. Saat ini sedang dalam persiapan,” kata Sulpakar di Bandar Lampung, Selasa (11/8/2020).
Sebelumnya, sejumlah sekolah jenjang SMP dan SMA di sejumlah zona hijau, seperti Mesuji dan Tulang Bawang sudah melakukan pembelajaran tatap muka. Meski begitu, kegiatan belajar tetap menerapkan protokol ketat, seperti pengecekan suhu dan mewajibkan warga sekolah untuk mencuci tangan. Selain itu, jam belajar dan jumlah siswa dalam satu kelas juga dikurangi.
Menurut Sulpakar, pembukaan sekolah di wilayah zona kuning, seperti Bandar Lampung sudah bisa dilakukan. Meski begitu, kebijakan itu juga bergantung pada persetujuan walikota dan bupati di masing-masing daerah. Selain itu, pihak sekolah juga diminta mempertimbangkan pendapat dari komite, orangtua, dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.
Sulpakar menambahkan, pemerintah kabupaten/kota juga harus mempertimbangkan perkembangan kasus Covid-19 di daerahnya. Dia mencontohkan, Way Kanan sebelumnya dijadwalkan mulai membuka sekolah pada 10 Agustus. Namun, adanya pejabat publik di kabupaten itu yang terpapar Covid-19 membuat rencana pembukaan sekolah di wilayah itu ditunda.
Sementara itu, sejumlah guru sekolah dasar di Lampung menyatakan akan mematuhi keputusan pemerintah. Meski begitu, mereka mengaku masih khawatir kondisi belum aman jika sekolah dibuka selama masa pandemi Covid-19.
Kepala SD Negeri 4 Sawah Brebes, Bandar Lampung, Lasmayuni menuturkan, saat ini guru datang ke sekolah untuk melakukan pembelajaraan jarak jauh. Sementara siswa belajar daring dari rumah.
Dia mengungkapkan, sebagian besar orantua siswa di SDN 4 Sawah Brebes bekerja sebagai pedagang yang rawan penularan Covid-19. Selain itu, siswa SD yang masih anak-anak juga dikhawatirkan sulit menerapkan protokol pencegahan Covid-19 selama di kelas.
Siswa SD yang masih anak-anak juga dikhawatirkan sulit menerapkan protokol pencegahan Covid-19 selama di kelas.
Sementara itu, Kepala SMK N 1 Bandar Lampung M Edy Harjito menuturkan, sekolahnya sudah menyiapkan berbagai fasilitas yang dibutuhkan jika sekolah akan dibuka dengan menerapkan tatanan normal baru. Sekolah juga siap menerapkan sistem belajar secara bergiliran untuk mengurangi kepadatan di ruang kelas. Rencananya, rombongan belajar akan dikelompokkan sesuai dengan jurusan.
Edy yang juga Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Lampung menyatakan, selama ini, pembelajaran jarak jauh dinilai sudah cukup optimal. Guru diperkenankan memanfaatkan sarana belajar yang efektif dan sesuai dengan kondisi. Selain memanfaatkan media sosial WhatsAspp, guru juga menggunakan aplikasi Zoom atau Google untuk menyampaikan materi pembelajaran.