Sinyal ledakan kasus Covid-19 di sejumlah daerah terlihat dari rasio sampel positif dari total pengujian tes usap atau ”positivity rate” yang mencapai lebih dari tiga kali lipat standar WHO.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Rasio sampel positif atau positivity rate Covid-9 di Sulawesi Utara meningkat jadi 18 persen. Ironisnya, upaya penapisan secara masif melalui tes usap terkendala keterbatasan reagen.
Positivity rate Sulut meningkat dari 15,1 persen pada Juni lalu menjadi 18 persen. Angka tersebut jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di bawah 5 persen. Peningkatan ini menyusul lonjakan jumlah kasus selama dua pekan terakhir.
Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulut, Steaven Dandel, Rabu (22/7/2020), mengatakan, terdapat 777 kasus baru dalam kurun waktu 8-22 Juli 2020. Secara kumulatif terdeteksi 2.074 kasus positif Covid-19 di Sulut. Angka positivity rate Sulut diperkirakan melonjak jadi 30 persen dalam waktu dekat.
Lonjakan kasus baru itu, menurut Steaven, mencerminkan keadaan 2-3 pekan lalu. Keterbatasan laboratorium pemeriksaan di Sulut membuat sebagian besar sampel harus dikirim ke luar, yaitu Jakarta dan Makassar, untuk dipemeriksa dan hasilnya baru terbit 2-3 pekan setelah dikirim.
Tiga laboratorium di Sulut, yakni Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Manado, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado, serta Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr RD Kandou, memiliki kapasitas pemeriksaan berkisar 400-450 sampel per hari. Sementara sampel yang diambil per hari berkisar 500-600 sampel.
Sebelumnya, Direktur Utama RSUP Kandou, Jimmy Panelewen, mengatakan, kapasitas pemeriksaan sampel di RSUP Kandou sekitar 90 sampel per hari. Ia mengatakan, reagen primer untuk pemeriksaan sampel masih sulit didapat.
”Sementara kami berusaha sediakan reagen sendiri. Kami akan usulkan agar selanjutnya bisa disediakan pemerintah pusat,” kata Jimmy.
Kondisi positivity rate yang mencapai lebih dari tiga kali lipat dari standar WHO juga terjadi di Sumatera Utara. Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah, menyatakan, jumlah kasus positif di Sumut saat ini 3.163 kasus atau 17 persen dari 18.227 sampel yang diperiksa.
Menurut Aris, positivity rate tinggi karena saat ini pengujian diprioritaskan bagi pasien terduga dan kontak erat kasus positif Covid-19. Sementara penapisan massal masih menggunakan tes cepat dan dilanjutkan dengan uji PCR jika hasil reaktif.
Sumut akan meningkatkan kapasitas laboratorium PCR agar penapisan yang lebih luas bisa dilakukan. ”Kapasitas laboratorium PCR di Sumut saat ini 400-500 spesimen per hari. Kapasitas ini akan ditingkatkan hingga 1.000 spesimen per hari,” katanya.
Tenaga kesehatan
Dari Blitar, Jawa Timur, dilaporkan, 21 tenaga kesehatan di RSUD Ngudi Waluyo terjangkit Covid-19. Kondisi itu mengganggu pelaksanaan layanan kesehatan di rumah sakit itu.
Mereka yang positif Covid-19 meliputi dokter, perawat, dan petugas administrasi dari beberapa unit berbeda, seperti instalasi gawat darurat, instalasi bedah sentral, dan ruang anak. Saat ini, tenaga kesehatan yang positif Covid-19 menempati ruang isolasi khusus. Ada 100 tempat isolasi yang disiapkan RSUD Ngudi Waluyo.
Direktur RSUD Ngudi Waluyo, Woro Endah Utami, mengatakan, tenaga kesehatan yang positif itu tak memiliki keluhan atau tanpa gejala. ”Begitu hasil pemeriksaan positif, mereka langsung diisolasi,” ujarnya.
Awalnya, empat dokter terkonfirmasi positif Covid-19 pada Jumat (17/7/2020). Setelah dilacak, mereka ternyata mengikuti komunitas sepeda tenaga kesehatan. Pelacakan massal diteruskan di lokasi dinas masing-masing sehingga total ditemukan 21 orang.
Akibat kasus ini, menurut Woro, jumlah tenaga kesehatan di RSUD Ngudi Waluyo berkurang cukup banyak. Dengan demikian, kegiatan pelayanan, seperti bedah untuk kasus elektif atau yang bisa ditunda, ditutup sementara selama dua hari. Sementara kasus darurat dilayani menggunakan kamar operasi di IGD.
”Pelayanan rawat inap tetap berjalan. Sekarang, kami sedang menghitung jumlah kebutuhan (tenaga baru untuk menggantikan tenaga kesehatan yang positif). Kami akan merekrut tenaga sukarelawan selama masa pandemi Covid-19,” ujarnya.
Di Banyumas, Jawa Tengah, dilaporkan, delapan tenaga kesehatan juga terjangkit Covid-19. Mereka terdiri dari 3 dokter dan 5 perawat. Selain itu, enam aparatur sipil negara yang bertugas di Mal Pelayanan Publik Banyumas juga positif Covid-19. Bupati Banyumas Achmad Husein menyatakan akan menutup sentra pelayanan masyarakat itu untuk seminggu ke depan.
Pondok pesantren
Seorang ulama yang juga pengasuh Pondok Pesantren/Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raja, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh, HB (71), dilaporkan positif Covid-19. Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bireuen segera melakukan penelusuran untuk mencegah penyebaran di lingkungan pesantren.
”Saat ini, pasien dalam perawatan di ruang isolasi khusus pasien Covid-19,” kata Azharuddin, Direktur RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh.
Kepala Dinas Kesehatan Bireuen Irwan mengatakan, tim gugus tugas akan melakukan penelusuran dan uji terhadap orang-orang yang melakukan kontak erat dengan HB. Penelusuran dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran lebih luas di kalangan pesantren. Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, Pemerintah Kabupaten Bireuen meliburkan sekolah tatap muka di tiga kecamatan yang masuk dalam daerah merah.
Pesantren Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raja berdiri tahun 1927. Ada sekitar 2.500 santri di sana.
Secara terpisah, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen berharap potensi penularan Covid-19 di pesantren dapat dicegah. Di Jateng ada sekitar 200.000 santri pondok pesantren.
Upaya pencegahan penularan dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng dengan mengedukasi masyarakat pesantren secara masif. ”Kami mengumpulkan perwakilan pondok pesantren dan menyatukan misi. Edukasi terus dilakukan. Di sisi lain, komunitas pondok pesantren ini juga harus saling mengingatkan,” katanya. (OKA/NSA/XTI/WER/DIT/AIN/NIK/DKA)