Daerah Geser Anggaran untuk Penanggulangan Covid-19
Sejumlah daerah di Jawa Tengah, termasuk Demak dan Blora, menyiapkan anggaran dari dana alokasi khusus untuk mengantisipasi dan penanggulangan Covid-19. Adapun Pemprov Jateng menyiapkan anggaran Rp 1,4 triliun.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah daerah di Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Demak dan Blora, menyiapkan anggaran dari dana alokasi khusus untuk mengantisipasi dan penanggulangan coronavirus disease 2019 atau Covid-19. Begitu pun Pemerintah Provinsi Jateng, sedang menyiapkan anggaran Rp 1,4 triliun.
Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Singgih Setyono, dihubungi dari Semarang, Senin (30/3/2020), mengatakan, pihaknya menganggarkan sekitar Rp 10 miliar untuk penanganan Covid-19. Itu berasal dari sejumlah anggaran keperluan infrastruktur yang digeser atau ditunda.
”Begitu juga anggaran perjalanan dinas dan kegiatan kami tunda. Kami sudah mengajukan ke DPRD, mudah-mudahan selesai hari ini juga (Senin),” ucap Singgih.
Ini untuk membantu saudara-saudara yang membutuhkan. Setidaknya ada sekitar Rp 56 miliar.
Ia merinci, Rp 6 miliar disiapkan antara lain untuk pembelian alat pelindung diri (APD), alat rapid tes, dan keperluan tes Covid-19 lainnya. Sementara sisanya dipergunakan untuk insentif sejumlah petugas yang bekerja pada antisipasi serta penanganan wabah pandemi itu.
Bupati Blora Djoko Nugroho mengatakan, sesuai Surat dari Menteri Keuangan RI Nomor S-247/MK.07/2020 pada 27 Maret 2020, kegiatan pembangunan yang bersumber dari dana alokasi khusus dihentikan atau ditunda. Kecuali, dana alokasi khusus kesehatan dan pendidikan.
Ia pun meminta maaf kepada masyarakat karena banyak proyek fisik dari DAK 2020 yang dananya dialihkan untuk penanggulangan Covid-19. ”Ini untuk membantu saudara-saudara yang membutuhkan. Setidaknya ada sekitar Rp 56 miliar,” ucap Djoko.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Semarang menyiapkan anggaran Rp 27 miliar yang bersumber dari pergeseran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Semarang serta dana tidak terduga. Itu untuk membeli sejumlah peralatan medis, obat, vitamin, cairan antiseptik, disinfektan, APD, dan kapsul evakuasi.
Komunikasi dengan DPRD
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, setelah merinci berbagai skenario terkait penanggulangan Covid-19, dibutuhkan minimal sekitar Rp 1,4 triliun dalam menjalankan skenario penanggulangan Covid-19. Pihaknya terus berkomunikasi dengan DPRD Jateng agar kebutuhan anggaran tersebut terpenuhi.
Sebagai contoh, pihaknya akan menjamin biaya kesehatan 1,8 juta orang yang belum masuk data warga miskin. Mereka merupakan warga yang belum mendapat bantuan program keluarga harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS), serta kelompok risiko rentan.
”Kami memotong banyak (anggaran pembangunan) fisik yang belum terlalu penting. Percepatan ini penting agar semua kembali bekerja seperti biasa. Kelompok masyarakat, seperti CSR dan filantropi, juga menjadi kekuatan baru sehingga tak hanya dari sini (pemerintah),” katanya.
Ia juga mengusulkan setiap provinsi memperhatikan warganya yang berada di Jakarta, yang selama ini diminta untuk tidak mudik. ”Jakarta harus dibantu. Kami siap membantu (memperhatikan) warga Jateng apabila nanti di Jakarta dilakukan karantina wilayah,” ujar Ganjar.
Hingga Senin (30/3/2020) pukul 16.00, tercatat ada 80 kasus positif akumulatif di Jateng, dengan rincian 71 orang dirawat, 2 orang sembuh, dan 7 orang meninggal. Adapun PDP dirawat sebanyak 396 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) 8.282 orang.
Pembatasan fisik
Di Demak, pembatasan fisik terus digalakkan dalam mengantisipasi penyebaran virus korona jenis baru pemicu Covid-19. Menurut Sekda Demak Singgih Setyono, sosialisasi antara lain lewat baliho, siaran radio, media sosial, lurah, camat, serta tokoh agama dan masyarakat.
”Untuk yang di rumah, kami minta tetap di rumah. Kalaupun ada yang keluar, seperti harus bekerja dan jualan, jarak (antarindividu) minimal 1 meter. Pekerja di industri hingga kini masih beraktivitas seperti biasa, tetapi dengan mengikuti protokol pencegahan Covid-19,” ucap Singgih.
Adapun di Kota Semarang, antisipasi dilakukan dengan penutupan lima ruas jalan protokol pada pukul 18.00-06.00 mulai Minggu (29/3/2020). Ruas itu antara lain sekitar Simpang Lima Semarang, Jalan Pahlawan, Jalan Gajah Mada, Jalan Ahmad Yani, dan sebagian Jalan Pemuda.