Pihak keamanan menetapkan status Siaga Satu pascainsiden kontak senjata antara Satgas Penegakan Hukum TNI Polri dan kelompok kriminal bersenjata di Kampung Jupara, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Minggu (26/1/2020).
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pihak keamanan menetapkan status Siaga Satu pascainsiden kontak senjata antara Satgas Penegakan Hukum TNI Polri dan kelompok kriminal bersenjata di Kampung Jupara, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Minggu (26/1/2020). Dalam insiden itu, dua anggota kelompok kriminal bersenjata tewas tertembak.
Hal ini disampaikan Kepala Polres Intan Jaya Ajun Komisaris Besar Juli Donggala saat dihubungi dari Jayapura, Senin (27/1/2020).
Juli mengatakan, pihaknya bersama TNI telah siap untuk menghadapi kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata yang berada di Intan Jaya. Total 500 personel TNI Polri berada di Sugapa, ibu kota Intan Jaya.
Diperkirakan kelompok tersebut dengan jumlah anggota 60 orang ini bersembunyi di salah satu kampung di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya.
Diketahui, kelompok kriminal bersenjata terlibat kontak senjata dengan Satgas Penegakan Hukum (Gakum) TNI Polri di Kampung Jupara pada Minggu kemarin dari pukul 12.00 hingga 13.00 WIT.
Kami telah mengevakuasi salah satu anggota kelompok kriminal bersenjata ke puskesmas setempat. Sementara jenazah salah satu anggota tersebut belum ditemukan. (Juli Donggala)
Dua anggota kelompok tersebut dilaporkan tewas dalam kontak senjata. Sementara dari pihak Satgas Gakum TNI Polri tak ada korban dalam insiden ini.
”Kami telah mengevakuasi salah satu anggota kelompok kriminal bersenjata ke puskesmas setempat. Sementara jenazah salah satu anggota tersebut belum ditemukan,” kata Juli.
Ia menuturkan, situasi di Intan Jaya telah kondusif. Belum ada kontak senjata antara pihak keamanan dan kelompok kriminal bersenjata hingga Senin siang ini.
”Aktivitas warga di Sugapa masih berjalan seperti biasanya. Kami berharap warga tetap tenang sebab aparat TNI dan Polri menjamin keamanan di seluruh wilayah Intan Jaya tetap kondusif,” ujar Juli.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, saat dikonfirmasi, menyatakan bahwa kelompok kriminal bersenjata Lekagak Telenggen yang terlibat dalam insiden kontak senjata dengan Satgas Gakum.
”Kami terus memantau informasi terakhir terkait situasi keamanan di Intan Jaya. Satgas Gakum akan memastikan situasi keamanan di tengah masyarakat Intan Jaya tetap aman,” tambahnya.
Sebelumnya juga terjadi kontak senjata antara kelompok kriminal bersenjata dan aparat TNI Polri di sejumlah lokasi di Intan Jaya sejak 17 Desember 2019 hingga beberapa hari. Dua anggota TNI Angkatan Darat gugur dalam kontak senjata, yakni Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Sebby Sambom, saat dihubungi, membantah adanya penembakan dua anggotanya dalam kontak senjata di Intan Jaya pada Minggu kemarin.
Ia menyatakan, aparat keamanan telah menembak seorang warga sipil bernama Bulaken Kobogau hingga tewas. Selain itu, dua pemuda lainnya mengalami luka tembak, yakni Kayus Sani dan Jekson Sondogau.
”Berdasarkan laporan Lekagak Telenggen, seluruh anggotanya sama sekali tidak tertembak. Namun, aparat TNI dan Polri yang menembak tiga warga sipil,” kata Sebby.