Bijak Kelola THR Perdana
Pekerja muda perlu bijak dalam mengelola uang THR agar cukup memenuhi kebutuhan hari raya. Lebih baik lagi jika ada sebagian THR yang ditabung.
Bulan Ramadhan membuka pintu berkah lahir dan batin. Bagi pekerja muda, bulan ini juga berarti momen untuk mendapatkan tunjangan hari raya alias THR. Saatnya mengelola rezeki Ramadhan ini dengan bijak, apalagi untuk mereka yang baru perdana menerima THR.
Untuk kali pertama, Sanah Saphira Putri (22) atau Pia akan mendapatkan THR. Perempuan ini bekerja sebagai anggota staf Software Quality Assurance I di sebuah perusahaan teknologi bidang perjalanan, di Jakarta.
Pia bekerja di perusahaan ini sebagai karyawan tetap sejak Agustus tahun lalu setelah menyelesaikan masa magang. Meskipun belum tahu kapan tunjangan itu akan cair, Pia mendengar bahwa THR yang akan dia peroleh adalah satu kali gaji penuh atau kurang sedikit dari gaji. Dengan demikian, Pia memperkirakan dirinya akan menerima sekitar Rp 7 juta.
”Kalau udah dapat THR aku udah rencana buat kasih ke orangtua dan adik. Terus, mungkin enggak seberapa juga, tetapi aku juga akan kasih ke saudara atau orang yang bantu-bantu, misalnya asisten rumah tangga, sebagai ucapan terima kasih dan untuk sedekah,” kata Pia yang berdomisili di Tangerang, Banten, Selasa (4/4/2023).
Untuk orangtua, dia berencana membelikan ibunya persediaan makanan dan camilan ketika saudara-saudara datang berkunjung. Pia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Untuk sang adik, Pia akan memberikan uang tunai saja.
Apabila masih cukup, Pia berencana menggunakan uang THR tersebut untuk kebutuhan pribadi. Kebetulan ia suka dengan musik sehingga sedang berpikir untuk membeli gitar baru di platform e-dagang saat diskon Ramadhan nanti.
Baru setelah itu Pia menabung sisa uang THR yang ada. ”Kalau (dapat) THR aku usahakan bisa menabung. Jadi, bakal ngitung berapa yang aku kasih, berapa yang mau dipakai pribadi, dan berapa yang bisa ditabung. Aku usahakan enggak boleh habis,” tuturnya.
Bagi Pia, THR merupakan rezeki tambahan di Bulan Suci. Oleh sebab itu, rezeki tersebut bisa dialihkan untuk membantu orang lain dan orang yang membutuhkan.
Sementara itu, Anindya Nada Khairissa (23) masih mengira-ngira apa yang akan dia lakukan dengan uang THR. Sama seperti Pia, THR kali ini akan menjadi THR pertama yang dia terima. Sejak Juni 2022, perempuan dengan nama kecil Nada ini bekerja sebagai seorang anggota staf keuangan di sebuah perusahaan bidang logistik di Pluit, Jakarta Utara.
Karena belum setahun bekerja, dia kemungkinan akan menerima tunjangan tersebut dengan perhitungan 10 bulan bekerja. Dengan menggunakan formula khusus, Nada berestimasi akan menerima Rp 2,9 juta.
”Bayangannya, sih, uang THR itu buat beli ponsel, liburan, ditabung, atau kebutuhan pribadi lainnya. Tapi aku pikir juga buat keluarga. Belum ada rencana pasti,” ujar Nada.
Setelah dipikir-pikir, Nada berencana membelikan sang ibu tercinta perhiasan emas. Dia enggan memberi orangtua dalam bentuk uang karena merasa kurang etis. Baru sisa uang akan dia alokasikan untuk sang ayah lalu saudara-saudara. ”Tapi, kalau adik, sih, mungkin aku mending kasih uang, ya, daripada beli terus enggak suka,” katanya.
Nada mengakui, untuk THR pertama ini dia royal. Apalagi, ia saat ini belum berkeluarga. ”Ya, kapan lagi, kan, terima THR pertama. Jadi, ada baiknya uangnya dipakai untuk berbagi, baru ambil secukupnya untuk pengeluaran pribadi,” ucap Nada.
Untuk menabung
Berkah Ramadhan juga dirasakan sejumlah pekerja muda lainnya yang tidak merayakan Lebaran. Salah satunya adalah Handy S (26), seorang officer di sebuah organisasi internasional yang berkantor di Jakarta Selatan. Setelah bekerja di beberapa tempat, THR kali ini juga merupakan THR perdananya.
Handy akan mendapatkan satu gaji kali gaji pokok. ”Kalau saya akan membagi alokasinya menjadi 70 persen untuk ditabung, 20 persen untuk orangtua, dan 10 persen untuk sedekah,” kata laki-laki yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat, ini.
Kebetulan keluarga Handy ada yang merayakan Lebaran. Karena itu, dia memilih memberi uang tunai kepada orangtua agar fleksibel. Uang itu bisa dipakai untuk belanja bahan makanan, kue, atau kebutuhan lain yang diperlukan saat Lebaran.
Handy selanjutnya berencana membagikan sebagian uang THR kepada asisten rumah tangga di rumahnya. Selain itu, ia bersama teman-teman kantor hendak patungan dalam bentuk paket Lebaran untuk karyawan alih daya. ”Jadi, ini merupakan inisiatif kami sebagai bentuk apresiasi terhadap mereka,” ujarnya.
Di kantornya, karyawan alih daya seperti pramu kantor dan petugas keamanan tidak mendapatkan THR. Karena itu, Handy dan teman-teman akan memberi kebutuhan perayaan Lebaran, seperti kue, minuman, dan sembako.
”Saya senang, sih, ada rezeki tambahan dan jadi tahu begini rasanya mendapatkan THR. Sebetulnya saya juga kepancing, sih, untuk beli kebutuhan tersier, seperti upgrade gawai. Tapi saya putuskan untuk fokus menabung dan investasi karena ada tujuan yang lebih besar,” ujar Handy.
Atur prioritas
Pendiri dan Perencana Keuangan OneShildt Financial Independence Budi Raharjo mengatakan, hari raya membuat pola pengeluaran masyarakat berbeda dibandingkan dengan saat bulan biasa. Masyarakat mengeluarkan dana lebih untuk tradisi perayaan, seperti untuk konsumsi, mudik, angpau, dan sedekah.
”Kita harus berhati-hati supaya jangan sampai kebobolan. Jadi, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan,” kata Budi.
Budi menjelaskan, pekerja muda perlu mempunyai perencanaan jangka pendek untuk pengeluaran khusus hari raya. Salah satunya dengan cara memperhatikan pola pengeluaran tahun lalu untuk apa saja, misalnya untuk mudik, baju baru, dan sedekah.
Setelah itu, pekerja muda perlu menyusun kisaran besaran pengeluaran. Lalu, mereka perlu membandingkan berapa penghasilan yang akan diterima dengan pengeluaran yang akan keluar.
Baca Juga: Jangan Mager Selama Puasa
Budi melanjutkan, jika pengeluaran ternyata masih lebih besar, pekerja muda perlu kembali menyusun ulang daftar pengeluaran berdasarkan prioritas. ”Prioritas yang enggak penting bisa kita coret, mencari sumber pemasukan lain, atau menyiapkan tabungan khusus hari raya dari jauh hari,” tuturnya.
Menurut Budi, perencanaan uang THR perlu dilakukan dengan baik karena masih ada kejadian karyawan dengan pendapatan yang seharusnya cukup menjadi kurang atau terbuang sia-sia lantaran alokasi anggaran yang tidak matang. Akan baik pula apabila ada alokasi THR untuk tabungan.
”Idealnya memang saat menerima uang THR itu menabung juga tetap berjalan. Namun, kalau enggak bisa menabung, enggak apa-apa. Atur semua prioritas dengan baik, lebih baik tidak bisa menabung daripada berutang,” kata Budi.