Hadirkan Surga Kuliner di Rumah dengan Santapan Daging Sapi Jepang
Pengalaman makan di restoran mewah kini mulai dikenalkan untuk dapat dinikmati di rumah bersama keluarga.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasak sendiri dan makan di rumah selama pandemi Covid-19 sudah mulai jadi kebiasaan baru masyarakat. Pengalaman makan di restoran mewah pun kini mulai dikenalkan untuk dapat dinikmati di rumah bersama keluarga.
Konsep makan fine dining di rumah salah satunya dihadirkan PT Subur Arta Utama (SAU). Lewat kampanye ”Little Taste of Heaven”, perusahaan importir daging sapi premium ini mengenalkan paket kuliner berkelas dan berkualitas yang dapat diolah sendiri di rumah demi menciptakan surga kuliner di rumah.
”Surga kuliner di rumah bisa kita hadirkan dengan bahan makanan berkualitas premium. Tidak hanya bisa dinikmati di restoran, di rumah dengan mengolah sendiri juga jadi pengalaman yang menarik. Kami membawa surga kuliner di rumah dengan menikmati wagyu atau daging sapi Jepang yang terkenal kualitasnya,” kata Managing Director PT SAU Alexander Hansen dalam acara workshop daring media bertajuk ”Little Taste of Heaven”, Jumat (12/3/20210).
Menurut Alex, daging asli Jepang atau wagyu berbeda-beda di tiap prefektur atau provinsi. Kampanye itu mengajak masyarakat untuk menikmati daging sapi premium Satsuma Gyu. Daging sapi ini berasal dari Kagoshima di Jepang dan menyandang predikat pemenang Olimpiade Wagyu di Jepang sejak 2017 hingga 2022.
Pengalaman menikmati fine dining dengan sajian daging sapi atau wagyu Satsuma di rumah dihadirkan dengan program paket terbatas. Alex menjelaskan, ada paket Satsuma Gyu Fine Dining dan Wagyu Tasting yang dapat dipesan mulai Maret hingga Mei 2021. Paket tersebut dilengkapi dengan panduan dari chef Arnold Poernomo untuk membuat hidangan wagyu yang lezat di rumah dengan rasa seperti sajian seorang chef.
Sementara itu, konsumen yang penasaran ingin mengetahui perbedaan rasa daging sapi premium Satsuma Gyu dan daging sapi Australia, atau daging sapi suntik, dapat memilih paket Wagyu Tasting. Ada Ken dan Grat, youtuber makanan yang mengeksplorasi daging sapi, untuk memandu konsumen merasakan perbedaan rasa dan karakteristik tiap daging sapi yang disantap.
Chef Arnold mengatakan, ada kolaborasi restoran Mangkokku dan Satsuma Gyu untuk menghadirkan sensasi surga kuliner bagi para konsumen Indonesia di restoran Mangkokku. Para pelanggan dapat menikmati semangkuk kemewahan Satsuma Gyu tiap akhir pekan selama bulan Maret. ”Karena Satsuma Gyu sendiri merupakan produk yang langka dan terbatas, kami sediakan hanya 10 sajian di tiap minggunya,” ujar Arnold.
Keunikan wagyu
Alex mengatakan, daging sapi Satsuma resmi diimpor ke Indonesia tahun 2014. Sudah ada sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia serta ada sertifikat otentifikasi untuk tiap pembelian sehingga dijamin keasliannya.
Menurut Alex, menikmati Satsuma Gyu diibaratkan menikmati surga dunia. Sebab, kualitas daging sapinya tak diragukan lagi di dunia. ”Peternak sapi di Jepang itu mengutamakan kualitas. Mereka tidak mengejar kuantitas sehingga tak heran harganya mahal,” katanya.
Ia memaparkan, satu peternakan sapi di Jepang paling banyak memelihara 1.500 ekor. Pemotongan daging sapi berkisar 8-12 ekor per hari. Daging sapi Jepang termasuk kategori daging muda karena dipotong dari sapi berumur tidak lebih dari 30 bulan. Sapi merupakan keturunan asli sapi Jepang, yang dibuktikan dengan sertifikat yang menginformasikan keterangan tentang seekor sapi yang dipotong.
”Warna wagyu Jepang lebih muda atau pink. Peternak sangat cermat dalam mengembangkan sapi karena mengutamakan kualitas. Ada tradisi untuk memperlakukan wagyu dengan hormat,” kata Alex.
Sementara peternakan sapi di Australia bisa memelihara ribuan ekor. Pemotongan sapi mencapai 5.000 ekor atau lebih per hari. Yang dipotong sapi berusia dua tahun atau lebih.
Menurut dia, Satsuma Gyu termasuk daging sapi dengan kualitas spesial. Sapi tetap bisa hidup meskipun di dalam tubuhnya terkandung 80 persen lemak alami. Ada kandungan omega 3 dan omega 6 yang baik untuk pertumbuhan anak, sementara untuk orang tua bisa membantu agar tidak cepat menjadi pelupa.
”Karena produk daging sapi Satsuma Gyu tercipta di daerah yang sangat spesial, kami mau membawa ke Indonesia. Demi menghadirkan surga kuliner di Indonesia, kini di rumah,” katanya.
Alex menambahkan, marbling atau jaringan lemak dalam daging sapi Satsuma memberikan rasa umami, yakni rasa gurih dan lezat. ”Ketika makan wagyu Satsuma, jangan langsung dikunyah dan telan. Masukkan ke mulut, kunyah pelan sampai lemaknya terasa, lalu ambil napas panjang. Nanti ada rasa umami, gurih dan lezat yang sampai ke otak, sehingga akan teringat terus,” tuturnya.
Arnold mengatakan, mengolah daging wagyu harus di ruang dingin. Sebab, lemak mudah lumer di tangan. Memasaknya jangan terlalu matang karena daging berminyak agar tidak kehilangan tekstur asli.
Untuk membuat steik, misalnya, tak perlu banyak bumbu. Tinggal diberi garam dan merica, lalu dipanggang di atas api kecil. Daging dimasak dalam level medium untuk merasakan sensasi umami. ”Rasanya akan tergiang-ngiang,” kata Arnold.