Konsultan Perancis Digandeng Atasi Roda Aus LRT Jabodebek
Kementerian Perhubungan menggandeng konsultan internasional asal Perancis, Systra, untuk menelusuri kendala dan mengatasi masalah roda aus pada LRT Jabodebek.
Oleh
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan tengah berkolaborasi dengan konsultan internasional asal Perancis, Systra, untuk menelusuri kendala roda aus yang dialami LRT Jabodebek. Upaya ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan layanan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal mengatakan, keterlibatan Systra diharapkan dapat memberikan masukan yang komprehensif guna mengatasi masalah roda aus pada LRT Jabodebek.
”Kami ingin fokus pada solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi sehingga pemenuhan headway 7,5 menit dapat segera terwujud,” kata Risal, Minggu (19/11/2023).
Terkait upaya penanganan yang tengah dilakukan, Risal menyebut saat ini proses pembubutan roda masih berlangsung dan diharapkan segera tuntas. Terlebih, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah melakukan pengadaan mesin bubut tambahan untuk mempercepat perbaikan roda.
Selain melakukan pembubutan roda, upaya penanganan lain yang turut dilakukan adalah memperhalus profil permukaan dan memberi cairan pelumas pada rel LRT Jabodebek.
”Setelah dilakukan grinding dan pelumasan, sudah tidak ditemukan aus pada roda. Trainset yang beroperasi saat ini dalam kondisi aman dan tidak perlu dilakukan penggantian,” kata Risal.
Risal menyebut bahwa kasus aus pada roda kereta juga pernah terjadi di negara lain, yakni Athena dan Kolombia, dan dilakukan penanganan serupa. Sehingga, ia memastikan penanganan tersebut akan membuahkan hasil yang maksimal.
Selain itu, Risal juga menyampaikan apresiasinya kepada para pengguna LRT Jabodebek yang tetap setia menggunakan transportasi publik ini, bukan beralih ke kendaraan pribadi.
Hal ini terlihat dari lonjakan penumpang KRL Jabodetabek pada stasiun-stasiun yang terintegrasi LRT Jabodebek seperti Stasiun Sudirman dan Stasiun Cawang. Pihak PT KAI mencatat, terjadi peningkatan penumpang KRL Jabodetabek sebesar 35 persen sejak LRT Jabodebek dioperasikan.
”Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) akan terus mengupayakan penambahan trainset untuk mengakomodasi demand (permintaan) penumpang sehingga masyarakat dapat terlayani dengan lebih baik dan lebih cepat,” tutur Risal.
Terbatas
Kendati masih melakukan pembubutan roda kereta, LRT Jabodebek saat ini masih beroperasi secara terbatas. Pengguna LRT masih harus sabar karena hanya ada sembilan rangkaian kereta yang beroperasi sehingga waktu tunggu menjadi lebih lama, 30 menit hingga 1 jam.
Dalam kondisi normal, LRT Jabodebek memiliki 16 rangkaian kereta dengan 234 perjalanan setiap hari. Sebanyak 103 perjalanan LRT Jabodebek dibatalkan untuk sementara waktu, imbas dari perawatan roda tersebut.
Mulanya, jarak waktu kedatangan antarkereta LRT Jabodebek ialah 15 menit untuk perjalanan relasi Jati Mulya-Cawang (PP) dan Harjamukti-Cawang (PP). Sementara relasi Dukuh Atas-Cawang (PP) ialah 7,5 menit.
LRT Jabodebek disarankan memberikan tarif paling murah bagi pelanggan sebagai kompensasi berkurangnya frekuensi perjalanan dan lamanya waktu tunggu. Kompensasi itu agar animo warga yang sudah mulai terbentuk tidak pudar.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menyarankan pihak LRT Jabodebek memberikan tiket promo untuk menjaga loyalitas pengguna di tengah penurunan layanan. Menurut dia, pihak LRT Jabodebek seharusnya tidak terburu-buru menerapkan tarif berdasarkan keekonomian, tetapi memastikan dulu keandalan pelayanannya.
Sebanyak 103 perjalanan LRT Jabodebek dibatalkan untuk sementara, waktu imbas dari perawatan roda tersebut.
Saat ini, LRT Jabodebek sebenarnya masih menerapkan tarif promo minimal Rp 3.000 dan maksimal Rp 10.000 yang berlaku setiap Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Sementara pada Senin-Jumat tarif yang berlaku ialah minimal Rp 3.000 dan tarif maksimal Rp 20.000.
”Bisa kembali ke tarif promosi semua rute atau flat untuk membangun loyalitas pengguna hingga headway-nya kembali normal,” kata Tulus.