Polisi telah menangkap tersangka penembakan yang menewaskan Gaspar Rahantoknam (44). Penembakan itu dilatarbelakangi konflik keluarga.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Unit Kejahatan dan Kekerasan Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota bersama jajaran Kepolisian Sektor Medan Satria telah menangkap tersangka penembakan yang menewaskan Gaspar Rahantoknam (44), Selasa (31/10/2023). Sejumlah barang bukti berupa senjata tajam dan senjata api pun disita. Motif utama penembakan itu adalah konflik keluarga.
Kepala Seksi Humas Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing Andari, Rabu (1/11/2023), mengatakan, jajaran Polres Bekasi Kota telah menangkap pelaku penembakan di Jalan Titian Indah, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Minggu (29/10/2023). Pelaku bernama Felix Oliver (31).
Dia ditangkap di tempat persembunyiannya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan pengakuan tersangka, motif penembakan itu adalah untuk menyelesaikan konflik keluarga. Diketahui, baik korban maupun pelaku berasal dari wilayah Tual, Maluku Tenggara.
Erna menjabarkan, peristiwa penembakan bermula saat Gaspar dan keempat temannya bertolak dari Rama Plaza Pondok Gede, Kota Bekasi, ke rumah Edwin yang berada di Jalan Titian Indah dengan menggunakan sebuah mobil. Namun, setelah turun dari kendaraan, Gaspar terlibat cekcok dengan pelaku dan terjadilah peristiwa penembakan itu.
Gaspar tewas ditembak di tengah jalan dengan luka tembak di kepala, tepatnya di pelipis sebelah kiri. Berdasarkan hasil otopsi dari RS Polri Kramatjati, peluru tidak menembus kepala, tetapi bersarang di kepala korban.
Dengan kejadian ini, warga di sekitar lokasi kejadian merasa resah.
”Walau ditemukan senjata di kosnya, sampai saat ini Edwin masih berstatus saksi,” kata Erna. Atas perbuatannya, Felix dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan terancam hukuman 15 tahun penjara.
Dengan peristiwa ini, warga di sekitar lokasi kejadian merasa resah. RB, misalnya, tetap waswas peristiwa ini akan berulang. ”Masalahnya, kerap kali terjadi cekcok antarkelompok di wilayah ini,” katanya.
RB bersaksi, proses penembakan berlangsung sangat cepat. ”Saya mendengar letusan sebanyak tiga kali. Setelah saya periksa ke luar rumah, sesosok mayat bersimbah darah sudah tergeletak di jalan,” ujarnya.
Saat itu, kondisi tempat kejadian sangat sepi sehingga suara letusan sangat terdengar keras. ”Saya kira letusan itu hanya petasan, ternyata senjata api,” katanya.
Ketua RT 003 Mahfud mengaku kaget dengan kejadian penembakan itu. Pasalnya, Edwin yang tinggal di kos tersebut dikenal warga cukup baik. ”Dia kerap berpartisipasi ketika ada kegiatan warga sekitar,” ungkapnya.
Mahfud mengatakan, Edwin bukanlah orang baru karena dia telah tinggal di kawasan tersebut sejak tujuh tahun lalu. Sementara untuk korban, Mahfud tidak banyak tahu karena hanya seorang pendatang.