Perayaan HUT Ke-78 Republik Indonesia menjadi momen mempererat persaudaraan dan keakraban antarwarga dan lintas generasi.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga menyambut peringatan Hari Ulang Tahun Ke-78 Republik Indonesia dengan doa bersama dan perlombaan pesta rakyat yang meriah. Perayaan ini menjadi ajang menguatkan persaudaraan dan harmoni antarwarga.
Taman Puri Park View, Kembangan, Meruya Utara, Jakarta Barat, semarak dengan umbul-umbul dan ornamen merah putih. Sejumlah warga pun kompak mengenakan pakaian merah putih untuk meramaikan semarak HUT Ke-78 RI.
Keseruan pesta rakyat, seperti lomba memasukkan pensil ke botol, balap karung, balap kelereng, dan joget balon, tidak hanya diikuti anak-anak. Para orang tua pun tak mau ketinggalan mengikuti lomba.
”Senang bisa kumpul bareng dan warga antusias ikut berbagai lomba. Kegiatan seperti ini perlu dilakukan lagi. Maksudnya ada kegiatan yang membuat warga berkumpul dan berinteraksi, dan mengenal satu sama lainnya,” ujar Selvia (45), Kamis (17/8/2023).
Menurut Selvia, perayaan HUT Ke-78 RI menjadi momen mempererat persaudaraan dan keakraban antarwarga dan lintas generasi. Kini, warga sekitar yang sebelumnya jarang berinteraksi bisa berbaur mulai dari menyiapkan lomba dan terlibat dalam kemeriahan HUT ke-78.
”Kan, terlihat sebenarnya kita merindukan hal seperti ini, warga bisa saling terlibat dan berinteraksi. Selama ini karena kita membatasi diri dengan kesibukan dan lainnya. Ternyata saat dikumpulkan mempersiapkan 17-an semua kompak,” katanya.
Hal senada diutarakan Yusuf (60). Kesan cuek atau ketidakpedulian runtuh saat semua warga berinisiatif hadir untuk memeriahkan HUT Ke-78 RI meski beberapa sekadar menyaksikan. Semua warga saling bertegur sapa dan tersenyum.
Menurutnya, kehangatan dan kepedulian antarsesama ini perlu dijaga. Harmonisasi tidak akan terjadi jika warga tidak saling berinteraksi.
”Ini menjadi contoh anak dan cucu kita. Kita orang tua yang beri contoh agar mereka meniru dan menerapkan nilai positif,” ujar Yusuf.
Yusuf berharap, semangat kebersamaan ini tidak hanya sepintas lewat saat perayaan HUT, tetapi perlu terus hadir dalam kehidupan sehari-hari.
Doa bersama
Sementara itu, di Kota Bogor, Jawa Barat, HUT Ke-78 RI dirayakan dengan doa bersama lintas agama. Warga, tokoh adat, dan tokoh agama berkumpul di Tugu Kujang.
Doa bersama itu diwakili tokoh agama Islam, KH Tubagus Muhyidin, Romo Mikael Endro Susanto dari Katolik, Pendeta Arif Multi dari Protestan, Bikkhu Arya Sasana dari Buddha, Js Andri Harsono dari Konghucu, dan Pinandita I Made Sutem dari Hindu.
Ketua Umum Panitia Festival Merah Putih 2023 Benyamin Mbooh menilai, doa bersama lintas agama di Tugu Kujang, jantung Kota Bogor, agar semangat kebersamaan antar-umat beragama dan suku tetap berdetak harmonis.
Doa lintas agama tidak hanya sebagai wujud syukur kemerdekaan RI, tetapi juga wujud pengingat perjuangan yang diraih atas tangan semua golongan sehingga semua suku bangsa dan agama di Indonesia tetap satu.
”Rasa syukur kepada Allah atas kemerdekaan yang diraih dan kedamaian untuk Indonesia tetap maju, rukun, dan bersatu dalam hidup beragam,” katanya.