Kebakaran dipicu oleh gardu PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN yang memercikkan api sekitar pukul 10.00 lalu merembet ke tujuh rumah warga di sampingnya. Total ada 52 orang dari 19 keluarga yang terdampak.
Oleh
Stephanus Aranditio
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sebanyak tujuh unit rumah warga di Jalan Jembatan Besi IV, RT 006 RW 003, Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, terbakar pada Selasa (6/6/2023). Kebakaran dipicu oleh gardu PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN yang berdampingan dengan rumah warga yang memercikkan api sekitar pukul 10.00.
Salah satu warga terdampak, Budiman (31), mengatakan, kebakaran bermula saat gardu PLN mengeluarkan percikan api yang kemudian menyambar ke rumah kontrakan di sampingnya. Bangunan lantai atas rumah yang terbuat dari kayu dan tripleks membuat api semakin membesar.
Ditambah angin yang bertiup membuat kobaran semakin menyebar ke enam rumah lain di permukiman padat penduduk tersebut. Total ada 52 orang dari 19 kepala keluarga yang terdampak atas kejadian ini.
”Saya sedang rebahan santai di kamar lantai atas, tiba-tiba asap masuk, langsung lari semua, tidak sempat menyelamatkan barang, sisa kulkas saja ini satu yang aman di luar,” kata Budiman saat ditemui di lokasi, Selasa (6/6/2023).
Keluarga Budiman yang sudah tinggal 35 tahun di situ berharap pemerintah dan pihak PLN segera memberikan bantuan karena ia tidak tahu harus tinggal di mana lagi. Usaha rental video gimnya dan warung kelontongnya hangus tak bersisa.
Sementara gardu PLN yang menjadi titik awal api masih terlihat utuh, hanya bagian atapnya yang gosong terbakar dilalap "si jago merah". Petugas PLN langsung memadamkan aliran listrik untuk keamanan masyarakat.
Sebanyak 95 personel dengan 19 unit mobil pemadam kebakaran yang datang pukul 10.12 langsung memadamkan api. Proses pemadaman berlangsung selama 30 menit. Pihak kepolisian pun langsung memasang garis polisi di gardu tersebut.
”Tidak ada korban jiwa, semua warga selamat. Indikasi awal ada bagian dari gardu belum diperbaiki sehingga terbakar hari ini,” kata Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakarta Barat Joko Susilo.
Ketua RW 003 Didi Mawardi (43) menjelaskan, sebelum kejadian ini, warga sudah mengeluhkan adanya percikan api dan asap yang sering muncul dari gardu PLN tersebut dalam tiga bulan terakhir. Teknisi dari PLN pun sering datang untuk memperbaiki, tetapi kejadian masih berulang dan terjadilah kebakaran hari ini.
”Sudah enam bulan gardu ini sering keluar suara listrik 'tak-tak-tak'. Kami sebagai warga biasa tidak tahu kenapa ini tiba tiba meledak keluar asap. Lama-kelamaan malah membesar jadi api,” kata Didi.
Untuk sementara, warga akan diungsikan ke tenda yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI di Jalan Jembatan Besi IV dekat Balai RW 003. Kini warga masih membutuhkan bantuan makanan, air bersih, pakaian layak pakai, obat-obatan, dan peralatan mandi cuci kakus.
Pihak berwenang masih melakukan investigasi terhadap penyebab kebakaran tersebut.
Manajer Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bandengan, PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Rory Aditya yang mengecek langsung ke lokasi mengatakan, pihaknya bersama kepolisian akan menginvestigasi kejadian terbakarnya gardu di lokasi tersebut. Aliran listrik masih dipadamkan untuk keselamatan bersama.
Pihak berwenang masih melakukan investigasi terhadap penyebab kebakaran tersebut. PLN secara kooperatif memberikan keterangan dan informasi yang diperlukan.
Rory juga sudah bertemu dengan warga yang terdampak terkait proses pemulihan. Namun, dia belum bisa memastikan kompensasi yang diberikan kepada warga terdampak.
Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mencatat dari awal Januari hingga 6 Juni 2023 terjadi 709 kebakaran di Ibu Kota. Paling banyak terjadi di Jakarta Selatan sebanyak 187 kasus, disusul Jakarta Barat (159 kasus), Jakarta Timur (158 kasus), Jakarta Utara (124 kasus), dan Jakarta Pusat (81 kasus).
Korsleting listrik menjadi penyebab kebakaran teratas dengan total 417 kejadian. Disusul gangguan gas 75 kejadian, membakar sampah 42 kejadian, dan puntung rokok 14 kejadian. Total ada 19 warga yang meninggal dan korban luka-luka mencapai 50 orang. Adapun jumlah warga yang kehilangan tempat tinggal ada 1.456 kepala keluarga dan 3.737 orang.