Ramadhan, Saat yang Dinanti Pengelola Pusat Perbelanjaan Ibu Kota
Pengelola mal menantikan saat-saat menjelang Lebaran, apalagi pemerintah telah mencabut regulasi pembatasan kegiatan masyarakat. Masyarakat pun ramai-ramai memanfaatkan beragam promo yang diberikan pihak mal.
Nuansa hijau mewarnai beberapa maneken di sejumlah gerai perbelanjaan Grand Indonesia, Jakarta. Lagu-lagu Islami berkumandang di seluruh penjuru mal. Berbelanja memang tak mengenal jender sebab sejumlah laki-laki dan perempuan membawa tas belanja masing-masing.
Ada pula segerombol pekerja keluar dari salah satu gerai pakaian sambil bercanda tawa. Sebagian lainnya memilah-milah pakaian untuk dicoba.
Baca juga: Momen Bulan Ramadhan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Mal memang menawarkan berbagai rupa barang yang memenuhi kebutuhan hingga keinginan banyak orang. Berbagai potongan harga dan paket belanja murah serta bonus-bonus yang ditawarkan makin mempersuasi konsumen untuk berbelanja jelang Lebaran.
”Kalau makanan itu wajib sih (beli), mau promo atau enggak ya tetap dibeli,” ujar Chatrine Crisnanda (26) di Jakarta, Jumat (31/3/2023).
Menurut Chatrine, promo Ramadhan banyak ditemui pada makanan dan jajanan mal di Grand Indonesia. Hal ini mendorongnya untuk membeli berbagai jenis makanan, apalagi merek-merek yang jarang menerapkan potongan harga.
”Kalau Ramadhan banyak banget diskonnya. Apalagi merek itu jarang diskon, pas Ramadhan juga promo, jadi tertarik (belanja),” kata Chatrine.
Makin mendekati Lebaran akan lebih banyak makanan yang dikemas dengan potongan harga ataupun paket belanja murah. Ia memastikan akan membeli makanan dan camilan, bahkan pada hari-hari mendekati Lebaran.
Baca juga: Berbelanja Kebutuhan Ramadhan
Chatrine lebih memprioritaskan berbelanja kebutuhan bulanan di mal ketimbang membeli barang-barang fashion. Ia lebih teliti dan memilih saat membeli baju atau celana sehingga tak memaksakan diri merogoh kocek jika dirasa tak ada yang sesuai sekalipun digempur diskon Ramadhan.
Berbeda dengan Chatrine, Reinaldy Rumondor (27) menyempatkan ke mal demi berburu barang-barang fashion. Setidaknya ada tiga hal yang kerap dibeli, yakni pakaian, tas, dan parfum di mal jantung Ibu Kota itu.
Aldy biasanya berburu promo-promo Ramadhan, seperti beli satu gratis satu dan potongan harga. Namun, tiap keputusannya tetap berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pribadi, antara lain harga akhir dan kualitas barang.
”Aku bukan panic buyer, jadi lebih kritis beli sesuatu karena kebutuhan,” kata Aldy.
Beda merek barang pun, anggaran yang akan digelontorkan juga berbeda. Hal-hal semacam ini yang juga jadi bahan pertimbangan Aldy sebelum ke kasir.
Baca juga: Lebaran Masih Lama, Keriuhan Belanja Sudah Bergema
Kondisi serupa tergambar di pusat perbelanjaan lain, Plaza Blok M. Nuansa Ramadhan makin kental ketika ornamen-ornamen bulan dan bintang terpasang di lantai dasar. Belum lagi hampir tiap gerai terpasang pengumuman berbagai promo barang.
Beberapa di antaranya melakukan panggilan video (video call)pada anak serta sanak saudara lain untuk memilih barang yang disukai. Mereka antusias mendekatkan ponsel pada sepatu sembari menjelaskan kualitas barang menurut opini masing-masing.
Hampir di setiap rak sepatu atau pakaian terselip promo-promo Ramadhan. Salah satunya promo sandang anak beli tiga, gratis dua pakaian. Promo makin menarik kala maneken-maneken mengenakan pakaian yang ditawarkan.
Meski baru seminggu puasa berjalan, animo masyarakat berbelanja barang Lebaran tampak positif. Salah satunya dibuktikan dengan cerita Ranti (37). Tiap tahun ia menyisihkan uang sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1 juta untuk berbelanja produk fashiaon bagi keluarganya.
Guna memilih barang yang tepat, Ranti lebih menyukai memilah produk di mal. “Kalau fashion kayaknya lebih suka lihat langsung. Kita jadi tahu model, ukuran, dan bahannya yang enak dipakai,” ujarnya pada Selasa (28/3/2023).
Baca juga: Menyikapi Pesona Dunia Ramadhan
Hal senada diutarakan pelanggan lain, Mega (25), yang baru membeli baju untuk dirinya sendiri. Selain memenuhi kebutuhan, baju yang dibelinya juga dalam rangka merayakan Ramadhan.
”Karena bisa dicoba, sih, karena kalau online, ukuran (pakaian) enggak bisa dicoba,” lanjut perempuan berkerudung ini.
Ia menghindari melakukan kesalahan yang sama. Pasalnya, Mega pernah memesan pakaian secara daring, tetapi ketika datang, ukurannya tak sesuai dengan badannya. Hal ini yang membuatnya lebih suka membeli langsung di pusat perbelanjaan.
Mengincar promo
Promo menjadi magnet tersendiri bagi konsumen untuk berbelanja di mal. Mereka berlomba-lomba memanfaatkan kesempatan itu agar mendapat barang dengan harga miring.
Salah satu konsumen, Aisyah (25), yang berburu promo di swalayan mal. Sembari menanti seseorang, ia bersama keluarganya sedang beristirahat di kursi panjang depan Farmers Market. Tas-tas belanja besar diletakkan dekat kursi, sedangkan mereka asyik bermain ponsel masing-masing.
Baca juga: Pengujian Makanan dan Minuman yang Dijual Saat Ramadhan
Aisyah mengatakan, dirinya selalu membeli kebutuhan bulanan di swalayan mal. Namun, rutinitasnya sempat berhenti kala kasus Covid-19 tak terkendali. Akibatnya, ia menahan diri tak ke mal selama hampir setahun. Pada 2021, barulah Aisyah mulai melanjutkan aktivitas bulanannya di mal.
Dalam masa Ramadhan ini, Aisyah memperbanyak stok buah dan sayur. Lantaran, kedua makanan itu diharapkan selalu tersedia di meja makan kala berbuka puasa.
”Mal lebih bersih dan banyak promo walaupun agak mahal, tapi kualitas produknya terjamin,” ujarnya.
Aisyah mengiyakan mantap ketika ditanya soal mengejar promo. Setidaknya ia hafal untuk mencari promo potongan harga 50 persen, beli 1 gratis 1, dan tebus murah. Tebus murah merupakan sepaket barang yang terdiri atas 2-3 buah yang dijual dengan harga lebih murah ketimbang dibeli satuan.
Baca juga: Belanja Bahan Makan Jelang Puasa Ramadhan
Mendekati Lebaran, Aisyah berencana membeli parsel untuk beberapa saudara dan tetangga dekatnya. Barang-barang yang dibeli berupa makanan dan minuman, seperti sirop. Barang-barang ini juga akan dibelinya di mal menjelang Idul Fitri.
”(Beli di mal) biar praktis saja, enggak mondar-mandir. Jadi, di satu tempat sekalian, bisa sekalian jalan-jalan,” katanya.
Saat Ramadhan, pengeluarannya pun bertambah untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari. Jika biasanya dalam sebulan Aisyah menghabiskan sekitar Rp 800.000 per bulan, ia kini merogoh kocek hingga Rp 1,2 juta untuk kebutuhan delapan anggota keluarganya.
Mal memang menawarkan beragam produk di satu tempat sehingga jadi daya tarik bagi pelanggan. Bak peribahasa, ”Sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui”, yang dinilai meringankan kegiatan pelanggan saat harus berbelanja.
Waktu yang dinanti
Pengelola mal pun berupaya memanfaatkan momentum jelang Lebaran, terutama setelah masyarakat menerima THR. Tim komunikasi korporat Grand Indonesia (GI), Annisa Hazarini, mengatakan, masyarakat kembali dengan kebiasaan berbelanja luring.
Baca juga: Ramadhan, Momentum Menjaga Persatuan dan Persaudaraan Umat
Guna mewadahi kebutuhan pengunjung akan beragam promo, mal GI akan mengadakan program belanja hingga tengah malam (midnight shopping) pada 14-15 April 2023. Ada ratusan gerai yang berpartisipasi.
”Harapan kami akan terjadi peningkatan sekitar 20-25 persen, terlebih ketika jelang Lebaran dan sudah terima THR ya,” ujar Annisa.
Peningkatan gairah masyarakat juga tecermin dari kunjungan rata-rata mal yang terletak di jantung DKI Jakarta itu. Sepanjang 2022 (Januari-Desember), GI mencatat rata-rata kunjungan hari biasa sebesar 44.000 orang pada hari biasa, sedangkan akhir pekan sebesar 61.000 orang. Sementara angkanya naik terhitung 1 Januari-26 Maret 2023 dengan rerata kunjungan harian 49.600 orang dan 67.000 orang pada akhir pekan. Itu artinya, masyarakat merespons positif pencabutan pembatasan dibuktikan dengan tiga bulan pertama 2023 dengan jumlah kunjungan melebihi rata-rata tahun lalu.
Senada dengan pernyataan Annisa, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta Mualim Wijoyo, kondisi pusat perbelanjaan saat ini hampir menyamai saat kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.
Baca juga: Ramadhan Momentum Jaga Persatuan dan Hidup Sederhana
Jelang Lebaran, mal-mal di bawah naungan APPBI DKI Jakarta akan mengadakan pesta belanja hingga tengah malam. Hingga kini, setidaknya ada 15 mal yang bakal melaksanakan kegiatan itu, angkanya masih akan bertambah.
”Di satu sisi ada yang mudik, di sisi lain ada yang datang (ke Jakarta). Jadi, ini momentum sangat baik dan positif untuk pusat perbelanjaan,” kata Mualim.
Gairah ekonomi
Mal yang ”hidup” menggambarkan gairah ekonomi yang sempat terhenti kala pembatasan karena pandemi Covid-19. Namun, kini roda perekonomian mulai bangkit.
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, indeks keyakinan konsumen berada di atas level 100 atau 122,4 per Februari 2023. Indikator lain, pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 9,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy) per Februari 2023 dengan nilai Rp 1.884 triliun.
”Kelompok menengah ke bawah justru relatif lebih optimistis belanja dibandingkan dengan kelompok pendapatan atas,” ujar Bhima.
Baca juga: Timur Tengah Sambut Ramadhan dengan Kegembiraan dan Kedamaian
Ia menilai, mal kembali diminati karena adanya aspek rekreasi. Lokasi dekat permukiman padat penduduk berpotensi lebih diminati. Sebab, mal ramai menawarkan bauran antara aktivitas belanja dan rekreasi keluarga, permainan anak hingga pusat jajanan serba ada yang beragam. Kondisi tersebut menuntut mal untuk berinovasi karena peluang meraup pasar tinggi, apalagi masyarakat memilih kembali ke toko-toko fisik.
Jika mal gagal menangkap peluang Ramadhan, ia dapat kehilangan omzet cukup besar. Risikonya, gerai dapat stop perpanjang kontrak. ”Padahal, selama Ramadhan-Lebaran karena efek tunjangan hari raya (THR), omzet tenant di mal bisa naik 40 persen dibandingkan dengan bulan biasa,” ujar Bhima.