Daya beli masyarakat yang mulai pulih seiring pandemi Covid-19 yang mulai mereda dan tidak ada lagi pembatasan sosial menjadi secercah harapan bagi keberlangsungan ritel lokal.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
Ritel lokal masih memiliki harapan untuk terus bertahan. Prospeknya dinilai masih menjanjikan. Selain karena ritel merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, daya beli masyarakat pun mulai pulih pascapandemi Covid-19.
Kalau sudah berbelanja, Fitri (38) kerap lupa waktu. Itu diungkapkan Fitri selepas berbelanja selama lima jam sejak pukul 13.00 di Toserba Yogya, di Jalan Raya Dramaga, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu(18/3/2023). Selama berjam-jam itu, Fitri berbelanja kebutuhan pokok dan menutupnya dengan makan bersama keluarga di foodcourt toserba.
Untuk belanjaan berupa popok, susu, makanan ringan, dan make up itu, Fitri mengeluarkan lebih kurang Rp 750.000. Itu merupakan uang yang kerap dikeluarkan Fitri ketika berbelanja mingguan di Yogya.
”Waktu awal-awal pandemi, saya tetap belanja. Cuma memang lebih sedikit karena fokus ke kebutuhan pokok. Kebutuhan make up, baju, atau parfum gitu dikurangi,” kata ibu tiga anak ini sambil terkekeh.
Sama seperti Fitri, Resti Prastiwi (33) juga sempat mengenyampingkan kebutuhan perawatan diri demi memenuhi kebutuhan pokok saat pandemi Covid-19. Saat ini, seiring membaiknya keadaan ekonomi keluarganya pascapandemi, Fitri kembali belanja kebutuhan pokok plus kebutuhan perawatan diri. Pada Sabtu sore, Fitri juga sengaja membeli produk-produk untuk menyambut Ramadhan.
Di troli belanjaannya tampak ada berbotol-botol sirop dan berkarbonasi serta berkaleng-kaleng kue kering. ”Untuk dibagikan ke keluarga, terutama mertua. Sudah jadi kebiasaan sebelum Ramadhan,” kata Resti.
Troli-troli lain yang terpakir di depan tangga menuju Yogya dan kantong-kantong belanjaan di tangga juga menunjukkan isi yang sama. Para pembeli tertahan di area depan toserba bersama troli dan belanjaan mereka lantaran hujan.
Ada pergerakan ke arah lebih baik. Ini sudah hampir mendekati angka sebelum pandemi. Alhamdulillah, masyarakat sudah mulai ramai lagi berbelanja sejak tidak ada lagi pembatasan.
Manajer Toserba Yogya Dramaga Ulima Amnesty Roida menuturkan, pembeli memang kerap berbondong-bondong belanja pada momentum menjelang Ramadhan. Bahkan, kata Ulima, para pembeli sudah berbelanja kebutuhan Ramadhan sejak akhir Februari 2023. Lonjakan penjualan pun tampak dari produk-produk seperti sirop, biskuit, dan kue kering.
Menurut Uli, Ramadhan dan Idul Fitri menjadi momentum untuk memulihkan kondisi toserba. Sejak ada pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada akhir 2022, sebenarnya penjualan telah mengalami peningkatan. Namun, peningkatannya belum signifikan, yakni baru sebesar 5 persen. Uli optimistis penjualan akan mencapai pada angka yang sama seperti sebelum pandemi.
”Ada pergerakan ke arah lebih baik. Ini sudah hampir mendekati angka sebelum pandemi. Alhamdulillah, masyarakat sudah mulai ramai lagi berbelanja sejak tidak ada lagi pembatasan,” ujar Uli.
Kendati belum menunjukkan pemulihan seperti sebelum pandemi, kondisi bisnis ritel ke depan diperkirakan masih cukup prospektif. Terlebih sektor ritel merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi masyarakat.
Ada sejumlah indikator yang menguatkan harapan bisnis ritel mampu bertahan. Salah satunya adalah indikator penjualan eceran yang mulai menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE), Bank Indonesia memperkirakan peningkatan kinerja penjualan eceran secara bulanan pada Februari 2023. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari 2023 sebesar 205,2, atau tumbuh 2,6 persen (yoy/tahun ke tahun).
Kinerja penjualan eceran yang positif tersebut didorong oleh pertumbuhan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta subkelompok sandang yang tercatat meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.
Penjualan eceran pada April 2023 juga diprakirakan meningkat didukung dengan peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Idul Fitri. Sementara itu, penjualan eceran pada Juli 2023 diperkirakan meningkat didorong musim liburan sekolah.
BI juga mencatat, keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi kuat. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2023 yang terjaga dalam zona optimis (>100) pada level 122,4. Terjaganya optimisme konsumen pada Februari 2023 didorong oleh meningkatnya keyakinan terhadap ekspektasi penghasilan, kondisi ekonomi ke depan, dan kegiatan usaha.
Direktur Bina Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Septo Soepriyatno mengatakan, berkaca pada hal-hal tersebut, prospek sektor ritel secara umum di Indonesia masih terbuka dan menjanjikan. Namun, sektor bisnis ini juga harus mampu mengatasi tantangan seperti peralihan belanja konsumen dari ritel konvensional ke lokapasar.
Salah satu caranya ialah mendorong transformasi digital dengan menyediakan layanan e-dagang untuk menjangkau konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk belanja luring. Ini juga untuk menjangkau konsumen yang terbiasa belanja daring selama pandemi. Digitaliasi pun diharapkan bisa membuat penetrasi pasar atau ekspansi terus dilakukan untuk mendorong jangkauan ritel hingga ke daerah-daerah.
”Pemerintah optimistis pada tahun 2023 ini kinerja ritel masih memiliki peluang untuk terus tumbuh yang dipengaruhi oleh sentimen berakhirnya pandemi, stabilnya ekonomi nasional, dan dimulainya tahun politik yang diyakini dapat meningkatkan belanja produk di ritel,” kata Septo dalam keterangan tertulis, Senin (20/3/2023).
Septo melanjutkan, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan juga membuat program-program untuk mendukung perkembangan ritel dan mendorong pemulihan ekonomi. Kemendag juga berupaya menjalin kolaborasi dan koordinasi dengan asosiasi ritel untuk menciptakan keselarasan dan kesinambungan dalam upaya pengaturan industri ritel.
Selain itu, Kemendag berencana menggandeng pelaku usaha ritel dan pusat perbelanjaan untuk membangun dan mempromosikan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU). Ini sejalan dengan program pemerintah mendorong penggunaan energi baru dan energi terbarukan dalam wujud penggunaan kendaraan listrik sebagai pengganti kendaraan berbahan bakar minyak.