Lewat Sebulan Air Menggenang di Depan Mal Pondok Indah, Sumber Masalah Belum Ditemukan
Lewat satu bulan air menggenang dari separator, sebelah utara halte Transjakarta Mal Pondok Indah 2, Jakarta. Kondisi jalan yang makin rusak mengganggu pengendara, tetapi sumber masalah belum juga ditemukan.
Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga mengeluhkan air yang terus menggenang di Jalan Metro Pondok Indah, Jakarta. Pasalnya, genangan itu telah muncul lebih dari satu bulan terakhir. Namun, sumber masalah belum juga ditemukan.
Air menggenang sebelum terowongan (underpass) Jalan Metro Pondok Indah, Jakarta, tepat di bagian utara halte bus Transjakarta Mal Pondok Indah (PIM) 2. Sejak Februari, air telah menggenang, tetapi belum juga ada solusinya sehingga merugikan pengguna jalan.
Semua kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil, mengurangi kecepatannya. Sejumlah pesepeda motor bahkan mengangkat kakinya agar tak terciprat air. Beberapa pengendara menoleh mencari sumber air luber.
”(Ini) menghambat lalu lintas. Jadi pelan-pelan kalau lewat situ,” ujar pengendara ojek daring, Ariyo (40), di Jakarta, Jumat (17/3/2023).
Ia menilai, volume air yang meluber ke permukaan pada awal mulanya kecil, tetapi sekarang membesar. Alhasil, sepeda motor memilih melaju ke lajur lambat. Mobil yang tadinya berjalan kencang juga harus mengerem perlahan.
Hal senada dikatakan pesepeda motor lain, Ahmad (33). Genangan air mengganggunya berkendara karena jalanan menjadi licin. Ia berharap agar pemerintah dapat segera memperbaiki saluran yang bermasalah.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas (Sudin) Bina Marga Jakarta Selatan Heru Suwondo tengah bekerja sama antarunit, antara lain, Kelurahan Pondok Pinang, Sudin Sumber Daya Air Jakarta Selatan, dan Sudin Perhubungan Jakarta Selatan. Mereka terus berupaya mencari sumber air yang merusak jalan.
”Kami sudah melakukan perbaikan aspal. Namun, karena air terus keluar, maka aspal cepat rusak kembali,” kata Heru.
Air yang terus menggenang mengakibatkan aspal mengelupas. Petugas harus memberi pembatas jalan guna meminimalkan kecelakaan. Lurah Pondok Pinang Rizki J mengatakan, sedikitnya dua sepeda motor jatuh karena persoalan ini.
Guna menahan luberan air, solusi jangka pendeknya adalah membongkar jalan untuk pemasangan pipa sepanjang 30 meter. Pipa ini akan disambungkan dengan saluran yang telah terbangun di bahu jalan. Harapannya, pipa ini dapat menjadi saluran sementara jalannya air agar tak meluap ke jalan raya. Rizki menargetkan pada Minggu (19/3/2023), jalanan sudah normal.
”Prediksi (ini) air limbah karena jalanan sudah berlumut. Berdasarkan hasil lab, (kadar) pH air 6,” kata Rizki.
Pihaknya mengajukan kerja sama dengan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan yang berwenang mengecek saluran-saluran pembuangan dari gedung-gedung sekitar. Sebab, ia telah menerima konfirmasi bahwa kebocoran bukan dari Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya.
Sebelumnya, para petugas telah mengecek di tiga titik. Namun, sumber masalah belum juga ditemukan.
Kendala identifikasi
Pemerintah belum menemukan sumber kebocoran hingga saat ini. Saat ditelisik lebih jauh, pembangunan saluran air dilakukan pihak PT Metropolitan Kentjana, pengelola PIM.
Menurut Kepala Seksi Pemeliharaan Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan Junjung, pihaknya telah mencoba meminta denah saluran air pada PT Metropolitan Kentjana. Namun, foto yang didapat hanya berupa perkiraan saluran air yang digambar dengan pena hitam. Padahal, mereka berharap mendapat gambar rekaman akhir (as-built drawing).
Para petugas Sudin SDA Jakarta Selatan telah mengecek saluran air hingga kedalaman sekitar 1,5 meter. Namun, sumber kebocoran masih belum ditemukan.
”Karena kami belum tahu bentuknya seperti apa, dari mana hulu airnya. Bukan kami yang membangun, jadi kami tidak bisa (mengidentifikasi masalah),” kata Junjung.
Pihaknya mengakui bahwa pengelola mal tertutup untuk memberikan data. Hal ini menghambat kinerja para petugas sehingga mereka belum bisa memprediksi letak kebocoran.
Saat ini, Sudin SDA Jakarta Selatan akan terus mengobservasi kondisi lapangan sembari membuat denah saluran air meski pengelola mal enggan bekerja sama. Junjung mengakui, pengecekan memakan waktu cukup lama karena medan tergolong sulit.
Sementara itu, pihak PT Metropolitan Kentjana menolak berkomentar terkait isu genangan air. Pihaknya melimpahkan seluruh persoalan pada pemerintah meski turut mencari sumber kebocoran.