Korban Longsor Ditemukan, Pemerintah Fokus Relokasi dan Perbaikan Rel
Tugas pemerintah selanjutnya adalah menyiapkan relokasi dan hunian untuk warga terdampak bencana dan perbaikan menyeluruh jalur rel agar aman dilalui kereta api.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
AGUIDO ADRI
Petugas SAR gabungan membawa korban longsor terakhir menuju ambulans, Jumat (17/3/2023). Dua korban terakhir itu, yaitu Yuli (65) dan Yusuf (8 bulan), ditemukan sekitar pukul 13.30, dengan kondisi berpelukan.
BOGOR, KOMPAS — Petugas SAR gabungan berhasil mengevakuasi seluruh korban longsor di Kampung Sirna Sari, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat. Kini, Pemerintah Kota Bogor menyiapkan tiga alternatif lahan untuk titik relokasi warga korban bencana. Kementerian Perhubungan juga fokus memperbaiki jalur ganda kereta api yang terdampak longsor.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Jumat (17/3/2023), mengatakan, selama tiga hari pencarian, petugas SAR gabungan telah berusaha maksimal untuk menemukan korban yang tertimbun longsor di Kampung Sirna Sari. Enam korban tewas berhasil dievakuasi dari timbunan longsor.
Dua korban pertama yang ditemukan adalah Mustopa (30) dan Al Fandy (2), Selasa. Dua korban lainnya ditemukan pada Rabu sore, yakni Azzam (5) dan Cucum (50). Terakhir, tim berhasil mengevakuasi Yuli (65) dan Yusuf (8 bulan), Kamis, sekitar pukul 13.30.
Suasana haru menyelimuti keluarga para korban. Saat ditemukan, Yuli sedang memeluk Yusuf, cucunya itu. Penemuan dua korban itu memang membuat keluarga bersedih, tetapi ada kelegaan setelah mereka menanti proses pencarian selama tiga hari.
Selain enam warga tewas, longsor yang terjadi pada Selasa (14/3/2023) malam itu juga menyebabkan 17 orang tertimbun. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor dari 17 orang itu, 11 di antaranya selamat.
AGUIDO ADRI
Petugas SAR gabungan menggunakan alat berat untuk mempermudah pencarian korban longsor di Kampung Sirna Sari, Kelurahan Empang, Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/3/2023). Dua korban terakhir, Yuli (65) dan Yusuf (8 bulan) ,ditemukan sekitar pukul 13.30, dengan kondisi berpelukan.
Longsor dan tanah ambles yang dipicu hujan deras itu juga berdampak pada 18 keluarga atau 80 jiwa di Kampung Sirna Sari.
Sebelumnya, Kepala BPBD Kota Bogor Theofilo Patrocinio Freitas mengatakan, hujan deras pada Selasa lalu mengakibatkan sejumlah bencana di Kota Bogor, tetapi longsor di Kelurahan Empang paling parah. Longsor terjadi sekitar pukul 23.30. Longsor juga mengakibatkan salah satu ruas jalur kereta api (KA) Bogor-Sukabumi terdampak dan rute perjalanan tersebut dihentikan.
Diperkirakan tebing yang longsor setinggi 8 meter dengan lebar 5,7 meter. Adapun timbunan longsor mencapai sekitar 4 meter. Sementara rel kereta jalur Bogor-Sukabumi KM 2+6/7 yang terdampak longsor sepanjang 25 meter.
Hunian aman
Dedie mengatakan, setelah penemuan seluruh korban itu, tugas pemerintah selanjutnya ialah memantau kondisi pengungsi dan korban terdampak, serta memastikan hunian aman bagi keluarga korban. ”Kami sedang merencanakan relokasi. Ada alternatif lahan yang disiapkan seperti di Pamoyanan, Ciawi, dan Ciomas,” katanya.
Tiga lokasi itu tidak hanya untuk warga terdampak longsor di Kampung Sirna Sari, tetapi juga warga lain yang termasuk ke dalam wilayah zona hitam rawan bencana. Dalam peristiwa longsor itu, hanya lima rumah di Kampung Sirna Sari yang terdampak longsor. Namun, keseluruhan wilayah kampung itu berada di dalam zona hitam bencana sehingga warga perlu direlokasi.
AGUIDO ADRI
Keluarga korban menangis setelah semua korban longsor di Kampung Sirna Sari, Kelurahan Empang, Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, berhasil dievakuasi, Jumat (17/3/2023).
Kampung itu tidak hanya dilintasi Sungai Cisadane yang arusnya deras saat hujan, tetapi juga dikelilingi tebing di sisi lainnya sekitar 30 meter yang rawan longsor. Beberapa meter di atas tebing juga ada jalur ganda KA Bogor-Sukabumi.
”Wilayah itu posisi zona hitam. Jadi, jangan mengambil risiko untuk tinggal di tempat-tempat yang membahayakan. Itu intinya. Jadi edukasi ke warga juga terkait wilayah rawan bencana dan tidak mendirikan rumah,” lanjutnya.
Dedie sudah meminta camat, lurah, dan BPBD Kota Bogor agar mendata ulang sekaligus berkoordinasi dengan BNPB terkait rencana hunian sementara di tempat relokasi bagi warga terdampak longsor. ”Proses relokasi memang butuh waktu. Kami sudah koordinasi dengan BPKAD untuk memastikan lahan relokasi dapat dimanfaatkan segera,” katanya.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Kereta api Bogor-Sukabumi yang beroperasi dan melintas di ruas rel kereta yang tidak terdampak longsor di Kampung Sirna Sari, Kelurahan Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/3/2023). Adapun untuk akses kereta api Bogor-Sukabumi, PT KAI telah mengoperasikan kembali salah satu jalur relnya yang tidak terdampak longsor. Pengoperasian kembali kereta api Bogor-Sukabumi ini dengan pertimbangan telah dipasang penahan tanah pada salah satu relnya yang masih bisa digunakan. Sementara untuk rel yang terdampak longsoran, PT KAI sesegera mungkin melakukan perbaikan di bagian tanah yang ambles tergerus longsor.
Perbaikan rel
Evakuasi korban longsor yang tuntas juga membuat perhatian petugas prasarana PT KAI Daerah Operasional I Jakarta bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan bergeser. Kini, mereka fokus memperbaiki jalur ganda bagian hulu KA Bogor-Sukabumi KM 2+6/7 yang terdampak longsor.
Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jalur KA yang terdampak longsor itu merupakan akses vital. Pihaknya akan fokus, detail, dan hati-hati untuk pemasangan pile baja dan perbaikan menyeluruh sehingga jalur kembali aman dilintasi.
”Harapan kita bisa 15 hari, tapi karena ini longsor dan kecuraman yang sangat tinggi maka butuh waktu kurang lebih 3 bulan untuk melakukan recovery atau rekonstruksi secara keseluruhan,” kata Budi.
Budi juga mendorong jajarannya agar membantu dan memperhatikan korban dan pengungsi di masjid SMPN 9 Kota Bogor.