Banjir Rendam Rumah Ratusan Keluarga di Kampung Melayu
Sebanyak 408 keluarga atau 1.261 warga terdampak banjir tersebar di 27 RT dan 4 RW di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Ketinggian air bervariasi, berkisar 50-175 sentimeter.
Oleh
NASRUN KATINGKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan tinggi muka air Kali Ciliwung pada Senin (27/2/2023) dini hari menyebabkan banjir di lima kelurahan di Jakarta Timur. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulan Bencana DKI Jakarta, salah satu luapan Kali Ciliwung paling parah terjadi di Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Ribuan orang terkena dampak banjir tersebut.
Hingga pukul 11.00, Pemerintah Kelurahan Kampung Melayu mencatat 408 keluarga atau 1.261 warga terdampak banjir. Mereka tersebar di 27 RT dan 4 RW. Ketinggian air bervariasi, berkisar 50-175 sentimeter.
Salah satu lingkungan dengan ketinggian air paling parah adalah RT 013 RW 004 yang mencapai 175 sentimeter. Ketua RT setempat, Sanusi, mengungkapkan, air mulai naik sejak Minggu sore. Awalnya, ketinggian hanya 10-20 sentimeter, tetapi hujan lebat yang terus mengguyur sejak malam hingga dini hari membuat ketinggian air naik drastis hingga 175 sentimeter pada pagi hari.
”Saat ini, fokus evakuasi warga lansia dan anak-anak. Selain itu, kami berkoordinasi dengan pihak kelurahan untuk mematikan aliran listrik,” kata Sanusi.
Adapun sejumlah warga tampak masih bertahan di rumah masing-masing. Bangunan rumah di kelurahan ini yang mayoritas berlantai dua dan tiga membuat warga memilih tetap tinggal di rumah. Umumnya, barang berharga akan diletakkan di lantai atas rumah. Adapun kendaraan akan disimpan di kantor kelurahan atau rumah warga lain yang tidak terdampak.
Warga RT 011 RW 005, Sonya (45), kini mengamankan dua sepeda motornya di rumah kerabat yang tidak terdampak. Adapun sejumlah perabotan, seperti mesin cuci, televisi, dan kulkas, diamankan di lantai dua rumahnya. Namun, dia tetap mempertimbangkan untuk mengungsi ke rumah kerabat atau posko pengungsian jika volume air terus meningkat serta hujan masih turun.
”Kami sebenarnya sudah biasa, setiap hujan pasti air naik. Tapi, ini jadi yang paling besar lagi sejak tahun lalu (Oktober 2022). Umumnya, warga sudah tahu harus ngapain. Ketika air mulai naik, yang diamankan sejak awal pasti mesin cuci, kulkas, serta sepeda motor,” ujar Sonya.
Di sisi lain, ia berharap pemerintah segera bergerak cepat menyalurkan bantuan pokok, seperti bahan makanan dan obat-obatan.
Petugas gabungan yang terdiri dari BPBD Jakarta, Polairud Polda Metro Jaya, dan Dinas Gulkarmat Jakarta bekerja sama dengan warga sejak pukul 10.00 mulai menyisir kawasan menggunakan perahu karet untuk memeriksa kondisi rumah dan warga.
Sejumlah warga lansia dan anak balita dievakuasi menggunakan perahu karet. Mereka umumnya tinggal di bibir bantaran kali.
Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Kampung Melayu Samuel Sihombing mengatakan, saat ini pemerintah sudah menyiapkan empat posko untuk pengungsian. Empat posko itu meliputi Aula Kelurahan Kampung Melayu, SDN 01 Kelurahan Kampung Melayu, Masjid Itihadul Ikhwan, serta Puskesmas Kelurahan Kampung Melayu yang dikhususkan bagi warga sakit.
Adapun bantuan sosial, sesuai SOP, hanya akan diberikan kepada warga pengungsi.
”Adapun bantuan sosial, sesuai SOP, hanya akan diberikan kepada warga pengungsi,” kata Samuel.
Banjir daerah lain
Selain di Jakarta Timur, sejumlah kelurahan juga terdampak banjir akibat curah hujan tinggi. Empat kelurahan berada di Jakarta Barat serta satu kelurahan di Jakarta Selatan.
Dalam siaran persnya, BPBD DKI Jakarta menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda sebagian besar wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu hingga Senin ini menyebabkan kenaikan status siaga Pintu Air Manggarai, Bendung Katulampa, Pintu Air Pasar Ikan, dan Pintu Air Karet menjadi Siaga 3 (Waspada). Selain itu, Pos Angke Hulu dan Pos Sunter Hulu menjadi Siaga 2 (Siaga).