Urai Kemacetan di Bogor, Jembatan Otista Akan Dilebarkan
Setiap akhir pekan atau hari libur nasional, lalu lintas di Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista), Kota Bogor, selalu macet. Pemerintah Kota Bogor berencana merevitalisasi jembatan yang dianggap sebagai biang kemacetan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, akan merenovasi jembatan di Jalan Otto Iskandar Dinata. Jalan menuju kawasan Suryakencana itu selalu menjadi titik kemacetan kendaraan.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, jembatan Otto Iskandar Dinata (Otista) akan dibongkar dan dilebarkan seluas 5,5 meter agar permasalahan kemacetan kendaraan yang melintas jalur sistem satu arah (SSA) itu bisa terurai. Kemacetan hampir tak bisa dihindari terutama saat akhir pekan dan hari libur.
”Diharapkan bisa mengurai kemacetan. Penyempitan ruas jalan karena jembatan sehingga harus dilebarkan. Rencana mulai pembongkaran setelah lebaran. Masih ada waktu untuk sosialisasi,” ujar Bima, Senin (6/2/2023).
Saat ini Pemkot Bogor sedang merancang rekayasa lalu lintas bersama Kepolisian Resor Kota Bogor dan Dinas Perhubungan Kota Bogor, jika jembatan Otista dibongkar. Diperkirakan pembangunan jembatan baru akan berlangsung selama sembilan bulan atau hingga Desember 2023 sehingga perencanaan rekayasa lalu lintas harus matang.
Salah satu sejumlah opsi rekayasa, yaitu menggunakan jalur Jalan Suryakencana atau menggunakan sebagian jalur SSA menjadi dua arah. Namun, opsi-opsi itu masih harus dibahas lagi karena perlu ada rekayasa susulan.
Kajian tidak hanya terkait rekayasa lalu lintas, tetapi juga jalur angkutan umum, seperti BisKita Transpakuan dan angkot yang harus menyesuaikan trayek. Selain itu, pembahasan juga terkait dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan dari penutupan jalan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pihak akan membantu pendanaan infrastruktur jembatan Otista sebesar Rp 50 miliar. Ia berharap revitalisasi jembatan bisa mengatasi masalah di Jalan Otista.
Pelaksana tugas Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Hidayahtullah menambahkan, pembangunan jembatan melalui proses lelang untuk merencanakan manajemen konstruksi (MK). Pemenang lelang akan diketahui pada Februari ini atau paling lambat Maret.
Analisis Global Traffic Scorecard 2021 yang dilakukan INRIX menempatkan Kota Bogor dalam peringkat kelima kota termacet di Indonesia. Kota Bogor juga masuk peringkat ke-821 kota termacet di dunia.
Kemacetan membuat para pengendara kehilangan waktu 7 jam per tahun. Persentase kehilangan waktu berkurang 224 persen.