Pengembangan proyek MRT Jakarta mendapatkan perhatian dari sejumlah negara. Pengembangan MRT menjadi tren transportasi massal perkotaan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Proyek pengembangan sistem transportasi kereta MRT Jakarta mendapat perhatian dari Pemerintah Inggris, Jepang, dan Korea Selatan. Kementerian Perhubungan pun menandatangani sejumlah komitmen dengan ketiga negara tersebut.
Dengan Pemerintah Inggris, Kemenhub menandatangani komitmen awal dalam pengembangan transportasi MRT. Sementara, dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang, Kemenhub menandatangani nota kerja sama untuk kelanjutan pembangunan MRT Jakarta Koridor Timur-Barat (East-West Line) Fase 1.
Adapun dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan Won Hee-Ryong, ditandatangani nota kesepahaman mengenai pembangunan MRT Jakarta fase 4 lintas Fatmawati-Kampung Rambutan. Kesepakatan minat pengembangan MRT Jakarta tersebut diresmikan serangkaian penyelenggaraan KTT G20 di Bali, Senin (14/11/2022).
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Mohamad Risal Wasal bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins menandatangani naskah komitmen awal (letter of intent) kerja sama pengembangan perkeretaapian untuk pengembangan proyek MRT.
Penandatanganan naskah komitmen awal itu disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Setelah itu, Budi meneken nota kerja sama (memorandum of cooperation) bersama Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Jepang Satoru Mizushima untuk pengembangan MRT Jakarta Koridor Timur-Barat (East-West Line) Fase 1.
Budi menyatakan, peresmian kerja sama dengan Pemerintah Inggris, Jepang, dan Korsel itu menunjukkan banyak negara berminat dan berkeinginan berinvestasi di Indonesia. ”Pembangunan MRT ini menjadi tren pengembangan transportasi perkotaan ramah lingkungan,” katanya.
Pengembangan MRT Koridor Timur-Barat Fase 1 merupakan bagian dari pembangunan MRT Fase 3. Budi menyebut kerja sama dan komitmen dukungan dari negara-negara tersebut menjadi kesepakatan strategis yang diharapkan dapat mempercepat pembangunan MRT Jakarta.
Menurut dia, dalam pertemuan bilateralnya dengan Presiden Joko Widodo di Bali, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga menyinggung perihal MRT Jakarta. Selain itu, juga pengembangan moda raya terpadu di kota-kota lain di Indonesia.
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins menyatakan bangga karena Pemerintah Inggris turut berperan dalam pengembangan transportasi kereta di Indonesia, termasuk dalam proyek MRT Koridor Timur-Barat Fase 1. Jenkins menyebutkan, UK Export Finance telah menyatakan komitmen awalnya berupa pernyataan minat untuk menggelontorkan 1,25 miliar dolar AS (Rp 19,25 triliun) untuk pengembangan proyek tersebut.
Dia menyatakan, Inggris selalu siap mendukung Indonesia, termasuk Kementerian Perhubungan dan Pemerintah DKI Jakarta, melalui pengembangan MRT fase berikutnya. Jenkins mengaku terkesan dengan komitmen dan langkah Indonesia dalam membangun infrastruktur untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat perkotaan. ”Kami siap berkolaborasi dengan seluruh mitra,” katanya.
Adapun Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Jepang Satoru Mizushima mengatakan, Jepang sudah terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan MRT Jakarta Koridor Selatan-Utara dan kini berlanjut pada pembangunan MRT Koridor Timur-Barat. Satoru berharap kerja sama itu berlanjut dan Jepang akan meningkatkan kerja samanya dengan Indonesia.