Perluas Jaringan, MRT Jakarta Kejar Pembangunan Fase 4 Fatmawati-TMII
Untuk memperluas jaringan perkeretaapian perkotaan, MRT Jakarta juga mengejar pembangunan fase 4 MRT koridor Fatmawati-TMII sepanjang 12 km. Saat ini MRT Jakarta masih mencari investor yang mau mendanai proyek fase 4.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk memperluas jaringan kereta api perkotaan, selain mendorong pembangunan fase 3 koridor Timur-Barat (Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat), MRT Jakarta juga mengejar pengerjaan fase 4 MRT koridor Fatmawati-TMII. Proses studi kelayakan sudah selesai dilakukan dan saat ini MRT Jakarta tengah mencari investor yang berminat mendanai pembangunan fase 4.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar, Jumat (1/7/2022), menjelaskan, fase 4 koridor Fatmawati-TMII diperkirakan akan terbentang sejauh 12 kilometer. Untuk pembangunan fase 4 itu, MRT Jakarta sudah melakukan pre-feasibility study (FS) atau studi kelayakan pada 2020. Kemudian FS sudah selesai dilakukan pada Mei 2022.
”Ini juga akan segera kita mulai. Kita akan melihat perkembangan pembangunan secara paralel, pembangunan fase 2A, 2B, fase 3, dan saat bersamaan pembangunan fase 4 juga akan dimulai,” kata William.
Untuk penyediaan dan perluasan jaringan angkutan umum perkotaan berbasis rel, MRT Jakarta tidak lagi melihatnya secara linier, tetapi paralel, sehingga itu memungkinkan fase 4 lebih cepat selesai daripada fase 2 atau fase 3.
”Apalagi fase 3 itu panjang sekali. Kalau fase 4 ini pendek, 12 kilometer. Jadi, sejalan dengan fase 2A dan 2B, kita punya mekanisme untuk mengakselerasi proses itu,” kata William.
Salah satu upaya mengakseleresi pembangunan fase 4 adalah dengan mencari investor swasta yang berminat mendanai, selain dari pemerintah. Berdasarkan jenis konstruksinya, pendanaan yang diperlukan untuk fase 4 sebesar Rp 22 triliun-Rp 30 triliun.
Saat ini investor yang disebutkan berminat pada proyek fase 4 adalah investor dari Korea Selatan. Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara MRT Jakarta dan pihak Korea Selatan sudah dilakukan pada Mei 2022. Ruang lingkup MoU itu terkait eksplorasi kerja sama dalam pengembangan potensi MRT Jakarta fase 4, potensi pengembangan kawasan transit oriented development (TOD), potensi layanan bisnis konsultasi, dan potensi bisnis lainnya.
Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana mengatakan, menarik sekali ketika disebutkan fase 4 bisa selesai lebih dulu dibandingkan dengan fase 2 dan 3. Melihat rutenya, ia melihat fase 4 relatif tidak sekompleks fase 2 ataupun sepanjang fase 3.
Trase fase 4 secara topografi dan geografis lurus saja dan kebanyakan di Jalan TB Simatupang sampai Tanjung Barat hingga Pasar Rebo. Trase baru masuk kawasan permukiman di Pasar Rebo dan Kampung Rambutan. Artinya, Aditya melihat, MRT Jakarta tidak akan banyak menghadapi kendala pembebasan lahan.
Menurut Aditya, optimisme MRT Jakarta bahwa fase 4 akan bisa selesai lebih dulu menarik. Namun, sekali lagi harus dipastikan pendanaan untuk pembangunan sudah pasti datang dari mana.
Dengan pembangunan fase 4, Aditya mengingatkan MRT Jakarta, faktor integrasi antarmoda sangat penting. Pertama adalah integrasi dengan Stasiun KRL Tanjung Barat, kedua dengan Terminal Kampung Rambutan, dan ketiga dengan koridor 9 Transjakarta.
”Saat ini koridor 9 Transjakarta sudah sampai pintu 2 TMII. Keberadaan fase 4 MRT Jakarta akan meningkatkan aksesibilitas untuk berwisata di TMII,” kata Aditya.
William menambahkan, dari studi kelayakan yang sudah selesai, fase 4 Fatmawati-TMII akan melewati 10 stasiun, yaitu Fatmawati MRT, Antasari, Ampera, Warung Jati, Tanjung Barat, Ranco, Jalan Raya Bogor, Tanah Merdeka, Kampung Rambutan, dan Taman Mini. Depo akan berlokasi di Kampung Rambutan. Diperkirakan fase 4 akan melayani jumlah penumpang sebanyak 97.340 orang per hari pada 2030.