Dalam pengujian dari 102 obat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan ditemukan sejumlah obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol.
Oleh
HIDAYAT SALAM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga DKI Jakarta mulai meninggalkan penggunaan obat sirop pada anak. Hal ini menyusul akibat informasi yang beredar, salah satunya diduga keterkaitan penyebab gangguan gagal ginjal akut pada anak dengan kandungan pada obat sirop.
Warga yang khawatir tersebut lebih memilih untuk tidak lagi menyimpan obat sirop di rumah mereka. Wagi (48), warga Kelurahan Cipinang Cempedak, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (24/10/2022), mengatakan, sudah terbiasa untuk menyimpan obat sirop di rumah. Hal itu untuk berjaga-jaga ketika anaknya sakit.
Sejak pemberitaan mengenai gejala gagal ginjal akut pada anak semakin ramai, ia tidak lagi menyimpan obat sirop tersebut di rumah. Sebagai ibu yang memiliki anak berusia 10 tahun, ia sangat khawatir terkait dugaan keterkaitan antara kandungan obat sirop dan penyakit tersebut.
Sering bertanya
Warga Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Inawati (45), mengatakan, sejak kecil anaknya ketika sakit sering minum obat sirop. Namun, beberapa hari terakhir sudah tidak menyimpan obat sirop di rumahnya.
Menurut dia, lebih berisiko jika harus memaksakan anaknya ketika sakit untuk minum obat sirop. Ia lebih memilih untuk memeriksa anaknya ke pelayanan kesehatan terdekat kalau sedang sakit.
”Dahulu terbiasa agar obat sirop selalu ada di rumah. Dengan kejadian sekarang, saya lebih sering tanya ke anak saya, seperti keluhan dia. Sudah buang air kecil atau belum,” ujarnya.
Mengenai kekhawatiran kandungan dari obat sirop, pemilik toko kosmetik dan obat di daerah Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Paiseh (32), mengatakan, dalam beberapa hari terakhir sudah tidak menjual berbagai obat sirop terutama untuk anak-anak. Hal ini ia lakukan karena diduga kandungan obat tersebut menjadi penyebab gangguan gagal ginjal akut pada anak.
Menurut dia, sebelum ramai pelarangan peredaran beberapa jenis obat sirop oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), para orangtua sering mencari obat terutama berjenis sirop di tokonya. Salah satu yang paling diminati dan dicari orangtua saat anak demam adalah Unibebi Demam Sirop.
Tak hanya menjual obat dan kosmetik, Paiseh juga menjual perlengkapan bayi seperti susu dan pupuk. Dengan lokasi toko di perkampungan warga dekat bantaran Kali Banjir Kanal Barat Petamburan, kiosnya menjadi salah satu tujuan bagi warga setempat untuk mencari obat, kebutuhan bayi dan lainnya.
”Walaupun penyebabnya masih belum diketahui, tetapi ketika mendengar informasi obat sirop untuk anak dilarang dijual, saya langsung menyimpannya di gudang. Karena khawatir juga jika benar bahwa kandungan dari obat itu yang jadi penyebabnya,” ujar Paiseh yang tinggal di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Kepala BPOM Penny K Lukito, dalam konferensi pers pada Minggu (23/10/2022), menjelaskan, berdasarkan pengujian yang dilakukan BPOM terhadap 102 obat, ada tiga obat yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang melebihi ambang batas aman. Ketiganya adalah Unibebi Cough Sirop, Unibebi Demam Sirop, dan Unibebi Demam Drops.
BPOM akan mendalami penyebab EG dan DEG melebihi ambang batas pada sejumlah obat. Adapun obat-obat tersebut akan ditarik dari pasar. Penarikan dilakukan oleh produsen dengan pengawalan BPOM.
Ambang batas aman konsumsi EG dan DEG yakni 0,5 miligram per kilogram berat badan per hari. Apabila konsumsi EG dan DEG yang di atas ambang batas aman tersebut bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Pada pemberitaan Kompas.id (23/10/2022), Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada, Zullies Ikawati, menegaskan, kasus gangguan ginjal akut belum pasti disebabkan oleh cemaran EG dan DEG. Maka dari itu, masyarakat sudah bisa menggunakan parasetamol yang tertera dalam daftar aman.
”Daftar aman obat sirop yang sudah dibuat BPOM tidak berpotensi menyebabkan gangguan ginjal. Kita bisa menggunakan daftar tersebut sebagai edukasi ke masyarakat agar tidak panik dan kembali menggunakannya,” kata Zullies.