Salah satu mitigasi bencana longsor di Kota Bogor ialah memindahkan atau merelokasi warga di daerah rawan bencana longsor.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pascabencana longsor pada Minggu (9/10/2022) sore, Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, berencana merelokasi warga yang tinggal di kawasan rawan bencana. Warga diimbau untuk mewaspadai bencana di titik rawan bencana.
Wali Kota Bogor Bima Arya saat dikonfirmasi mengatakan, kawasan rawan bencana terlalu berisiko untuk kembali ditempati, seperti di Kampung Wargamulya, Kelurahan Sukasari, Bogor Timur.
”Balik ke kawasan itu tentu berisiko. Kami berencana merelokasi warga terdampak. Ini kami lakukan secara terhadap relokasi rumah warga yang berada di daerah risiko bencana,” kata Bima, Selasa (11/10/2022).
Bima menilai perlu ada langkah lebih lanjut dalam penanganan dan mitigasi bencana. Relokasi rumah menjadi solusi atas permasalahan risiko bencana untuk menghindari korban lebih banyak.
Bima pun sudah meminta lurah, camat, dan dinas terkait untuk mendata rumah dan warga. Sarana dan prasarana akan disiapkan untuk warga.
”Saat ini kebutuhan akan hunian sementara, kesehatan, dan kebutuhan lainnya kami penuhi. Warga diimbau tidak kembali dulu ke rumah karena masih rawan,” katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Theofilo Patrocino Freitas mengatakan, longsor yang terjadi sekitar pukul 17.00 itu dipicu hujan berintensitas tinggi sehingga mengakibatkan delapan rumah dan 32 jiwa terdampak.
”Tebing longsor itu setinggi 25 meter dan 15 meter, lalu menimpa rumah warga. Dua warga yang tertimbun longsor sudah kami selamatkan dan kini dalam perawatan. Daerah itu rawan dan berbahaya untuk ditempati lagi,” kata Theo.
Para korban terdampak, kata Theo, tinggal di hunian sementara selama tiga bulan. Sementara itu, pihaknya dan sejumlah dinas terkait akan menangani longsor di Kampung Mulya untuk menghindari erosi lebih besar dengan memasang terpal.
Hingga Desember 2022, diprediksi curah hujan masih tinggi. Warga diimbau untuk waspada. Adapun daerah rawan bencana longsor seperti di Kampung Sindangsari, Kebon Kepala; Kampung Wargamulya, Sukasari; Kampung Sindang Barang, Sindang Barang; Kampung Sukaasih, Cipaku; Kampung Cibalok, Pabaton; Kampung Muara dan Kampung Cibalagung, Pasir Jaya.
Selain longsor, kata Theo, warga juga diimbau mewaspadai pohon tumbang sebagai dampak dari hujan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir. Tercatat ada 162 pohon rawan tumbang.
Berdasarkan data Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Bogor, total 981 pohon sudah memiliki kartu tanda pohon (KTP). Ada 162 pohon di antaranya yang masuk kategori merah dan rawan tumbang.
Ratusan pohon berkategori merah itu beberapa di antaranya berada di jalur utama di Kota Bogor, seperti Jalan Padjadjaran di Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Timur, lalu Jalan Ahmad Yani di Kecamatan Tanahsareal dan Jalan Pengadilan di Kecamatan Bogor Tengah.