Saat Rencana Peresmian Halte Bundaran HI Berganti Peninjauan
Halte ikonik Bundaran HI, sesuai jadwal PT Transportasi Jakarta, sejatinya bakal diresmikan pada Jumat pukul 17.00. Gubernur Anies Baswesdan baru tiba pukul 23.00. Acara berganti menjadi peninjauan dan ramah tamah.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
Halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, mulai diuji coba melayani naik dan turun penumpang. Halte ikonik yang progres revitalisasinya sudah mencapai 95 persen itu sejatinya akan diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Jumat (7/10/2022) sore. Jumat tengah malam, ketika Anies tiba, dirinya menyebut kehadirannya hanya untuk meninjau pembangunan halte.
”Ngapain di sini. Kami hanya peninjauan,” kata Anies, Jumat malam, di lantai atas Halte Transjakarta Bundaran HI.
Ungakapan itu disampaikan Anies saat menyapa sejumlah wartawan yang telah menanti sejak Jumat sore. Halte Transjakarta Bundaran HI, sesuai jadwal yang disebar pihak PT Transportasi Jakarta, sejatinya bakal diresmikan pada Jumat pukul 17.00.
Namun, Anies baru hadir tengah malam, sekitar pukul 23.00. Anies pada pukul 17.00 masih menghadiri peresmian tarif integrasi Jaklingko serta persemian layanan Mikrotrans AC di area Stasiun MRT ASEAN.
Di Halte Bundaran HI pada Jumat tengah malam, Anies menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk berbincang dengan sejumlah anggota direksi PT Transportasi Jakarta dan tamu atau undangan yang hadir.
”Kami hanya tinjauan aja,” kata Anies lagi saat akan bergegas meninggalkan halte tersebut. Wartawan kembali bertanya, apakah halte tersebut tidak jadi diresmikan?
”Lagi ninjau sekarang,” ucap Anies. Saat ditanya mengapa harus ditinjau, Anies menyebut semua pekerjaan harus ditinjau.
Anies pun tak lagi menjawab ketika ditanya penyebab tak jadi peresmian, apakah ada kaitan dengan desakan sejumlah pihak untuk membatalkan pembangunan halte tersebut. Desakan pembatalan itu berkaitan dengan bangunan halte yang dinilai tak sesuai tata kota karena menghalangi pandangan ke arah Patung Selamat Datang.
Halte Bundaran Hotel Indonesia merupakan satu dari 46 halte Transjakarta yang direvitalisasi PT Transjakarta pada 2022. Dari 46 halte yang direvitalisasi, Sarinah, Bundaran HI, Tosari, dan Dukuh Atas direvitalisasi menjadi halte ikonik.
Revitalisasi halte ikonik, terutama Bundaran HI dan Tosari, mendapat sorotan dan kritik. Kritik tak sebatas pada bentuk bangunan yang besar, tetapi juga desain visual yang dinilai mengganggu serta proses pembangunan yang tidak melalui diskusi atau pembicaraan dengan tim ahli cagar budaya (TACB) dan tim sidang pemugaran (TSP) DKI Jakarta.
Beliau tekankan memang ingin berkunjung saja. Jadi, kalau acara lain secara formal dilakukan pukul sebelas malam, itu kan tidak mungkin. Nantinya jadi enggak baik kesannya.
Proses pembahasan perlu dilakukan karena lokasi pembangunan Halte Bundaran HI dan Tosari berada di kawasan yang diajukan sebagai obyek cagar budaya dan Halte Stasiun Jatinegara 2 berada di dekat obyek cagar budaya. TACB dan TSP ini bersama dengan tim bidang arsitektur perkotaan (TAP) merupakan penasihat Gubernur DKI Jakarta.
”Ini bukan badan independen yang muncul sendiri dan kemudian menimbulkan keonaran. Bukan. Badan itu ditunjuk Gubernur dengan niat baik supaya proses-proses yang terkait kepentingan publik, seperti aspek cagar budaya, aspek keandalan bangunan, hingga aspek perkotaan, diperhatikan, ada filter,” kata anggota TACB DKI Jakarta, Bambang Eryudhawan, Jumat (30/9/2022).
Sejak Jumat sore, pihak PT Transjakarta sebenarnya sudah melakukan sejumlah persiapan untuk mendukung kegiatan peresmian Halte Bundaran HI. Hal itu setidaknya terlihat dengan adanya pita dan prasasti yang telah ditata di lantai dua Halte Bundaran HI.
Dalam prasasti tersebut sudah tercetak nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tulisan ucapan syukur, hingga harapan yang mengiringi keberadaan halte tersebut bagi publik Jakarta. Dalam prasasti tersebut juga tertera tanggal peresmian, yakni Jakarta, 7 Oktober 2022.
Terkait keberadaan pita dan prasasti di Halte Bundaran HI, Direktur Teknik dan Digital PT Transjakarta Mohamad Indrayana mengatakan, pihaknya hanya mengantisipasi segala kemungkinan. Anies pun sudah menegaskan bahwa dirinya hanya berkunjung.
”Beliau tekankan memang ingin berkunjung saja. Jadi, kalau acara lain secara formal dilakukan pukul sebelas malam, itu kan tidak mungkin. Nantinya jadi enggak baik kesannya,” kata Indrayana.
Menurut dia, saat Anies meninjau progres revitalisasi halte itu, pihaknya melaporkan proses uji coba pengoperasian dengan melayani pelanggan. Selama masa uji coba, halte tersebut belum beroperasi 24 jam atau hanya dari pagi sampai pukul 22.00.
”Dihitung dari progres (revitalisasi) memang sudah hampir 95 persen karena pekerjaan struktur sudah 100 persen selesai. Saat ini yang masih ada pekerjaan finishing dan kelengkapan terkait dengan disabilitas,” lanjut Indrayana.
Indrayana pun mengakui bahwa ada salah satu area yang mengganggu pandangan ke Patung Selamat Datang. Namun, sebagai gantinya, PT Transjakarta menghadirkan area baru yang jauh lebih baik dan belum pernah dinikmati masyarakat luas.
”Jadi, saya pikir banyak gedung di sekitar sini berusaha menikmati Patung Selamat Datang. Tetapi, yang di sini untuk pengguna Transjakarta bisa dilihat jauh lebih baik,” katanya.
Area baru dan pemandangan baru dimaksud adalah lantai dua Halte Bundaran HI. Di lantai dua tersebut terdapat anjungan dengan ketinggian hampir setara Patung Tugu Selamat Datang. Di anjungan itu, pengunjung dengan bebas tanpa halangan bisa berswafoto membelakangi Patung Selamat Datang.
Di lantai dua Halte Bundaran HI juga bakal tersedia kafe, restoran, ruang menyusui, hingga mushala. Di lantai dua tersebut, cerita-cerita sejarah kawasan Bundaran Hotel Indonesia bakal disediakan PT Transjakarta.
Warga yang ingin menikmati pemandangan Patung Selamat Datang sembari mempelajari sejarah kawasan Bundaran HI nantinya hanya perlu melakukan tap in di pintu masuk halte di lantai satu. Dari lantai satu, pelanggan kemudian mengunakan tangga atau lift ke lantai dua.